Dunia Prilly - 22

3.9K 242 5
                                    


Happy Reading

________

"Bunda...Bunda cipa mau sekolah Bunda?"

Anak itu berlarian menuju dapur dimana Prilly sedang menyiapkan bahan masakannya.

Prilly berjongkok dihadapan Syifa lalu mengusap sayang rambut anaknya itu.

"Syifa mau sekolah ya sayang?"

"Iya Bunda cipa mau punya teman banyak punya ibu gulu yang cantik telus-telus cipa juga mau main baleng sama teman cipa Bunda."

Prilly tersenyum mendengar penuturan anaknya itu.

"Iya Syifa bakal sekolah kok, tunggu daftarinnya selesai dulu ya."

"Benel Bunda cipa sekolah?"

Prilly menganggukan kepalanya membuat putrinya itu melompat-lompat karena kesenangannnya.

"Yeaayy...nanti Bunda antel yah kalau cipa sekolah?"

"Iya  Bunda anterin."

"Oke Bunda."

Syifa berlari meninggalkan Prilly yang mulai berkutat dengan berbagai bahan masakannya.

Malam ini dia akan memasak masakan kesukaan Syifa yaitu ayam goreng dan juga kesukaan Itha yaitu seafood, sangat terbalik dengan kesukaaan Syafia begitu juga dengan Itha.

"Kak?"

"Iya kenapa?"

"Aku udah dapat kerja loh kak?"

"Oh yah dimana?"

"Di restoran ANY."

Prilly yang mendengar nama restoran itu seketika mengerutkan keningnya.

"Kepanjangannya apa?"

"Nggak tau, kan aku baru diterima kak."

"Ohh, Jadi apa?"

"Kasir kak, nggak apa-apa kan?"

"Nggak apa-apa kok yang penting kan halal."

Itha tersenyum lalu memeluk kakaknya dari samping.

"Apaansih Tha?"

"Aku mau deh kayak kakak, yang tangguh banget kuat jalanin hidup ini ngebesarin syifa dan menafkahi hidup kakak, aku dan Syifa mungkin kalau nggak ada kakak aku udah jadi gembel."

"Hussttt....nggak boleh bilang gitu ah."

"Itha syang sama kakak."

Prilly memutar badannya lalu mendekap erat adiknya itu.

"Kakak juga sayang samu kamu dek."

________

"Ali, Mama sama Papa mau bicara?"

Rere menginterupsi Ali yang menuruni tangga dan melangkah menuju pintu utama.

Ali yang mendengar panggilan mamanya berbalik dan menuju sofa yang ada didepan Mama dan Papanya.

"Mama sama Papa mau ngomong apa?"

"Umur kamu udah nggak mudah lagi lo Li."

Ali sekarang tahu kemana arah pembiacaraan ini membuat memutar bola matanya jengah.

Hampir setiap hari Mamanya merecoki dengan pernikahan dan perjodohan.

Ali sangat bosan dan jengah mendengarkan mamanya selalu membicarakan hal yang sama lebih-lebih selalu menyodorkan anak temannya agar Ali mau dijodohkan.

"Emang nggak muda, 34 kan? Ali nggak lupa Ma."

Rere berdecak mendengar penuturan Anak sulungnya yang sangat santai itu.

"Papa mau jodohin kamu sama anak temen Papa."

"Ali nggak mau."

Ali berucap dengan tegas dan penuh penekanan memandang tajam ke arah Papanya.

"Kenapa sih Li kamu selalu menolak permintaan kami apa karena...."

"Karena Ali udah punya wanita pilihan Ali sendiri Ma."

Ali mengucapkan itu dengan datar, padahal dia tidak mempunyai wanita pilihan sama sekali. Hanya Prilly yang ada dipikirannya walaupun wanita itu sudah tega melenyapkan anaknya.

"Siapa? kenapa kamu nggak pernah bawa dia kesini?"

"Mama akan tau suatu saat nanti, kalau Ali udah bawa dia kesini."

Rere hanya menghela napas pasrah mendengar penuturan anak sulungnya itu, dia sudah lelah memperingati anaknya yang satu itu tentang pernikahan.

___________

"Kak bangun kak, kakak."

Prilly membuka matanya dan menatap Itha yang juga memandangnya dengan raut wajah khawatir.

Prilly bangkit dari tidurnya lalu mendekap Itha dengan erat.

Itha bisa merasakan ketakutan yang dirasakan kakaknya dari nafasnya yang memburu dan jantungnya yang berdegup dengan kencang juga tubuhnya yang bergetar.

"Kakak kenapa?" Itha mengusap punggung kakaknya yang terasa menegang. Beberapa menit menunggu Prilly tidak menjawab pertanyaannya membuat Itha tidak mendesak kakaknya itu. Mungkin kakaknya bermimpi buruk, pikir Itha.

Itha memandang keponakannya yang menggeliat karena mungkin merasakan pergerakan di ranjang yang ditidurinya tapi tidak berhasil memutuskan dari alam mimpinya.

Itha meregangkan pelukannya dari Prilly lalu mengambil air yang ada di atas nakas yang selalu disediakan kakaknya itu sebelum tidur.

Itha menyodorkan gelas ke arah kakaknya lalu Prilly menerimanya dengan tangan yang bergetar.

Itha membantu kakaknya saat melihat pegangan kakaknya itu hampir terlepas dari gelas yang dipegangnya.

Setelah meminum setenggak air Prilly berusaha mengatur nafasnya yang masih memburu dan dibantu Itha mengusap pelipisnya yang penuh dengan keringat dingin.

"Kakak tidur lagi yah, nggak apa-apa kok kak Itha sama Syifa ada disini."

Prilly menuruti ucapan Adiknya lalu berbaring, memeluk gadis kecilnya dengan erat lalu kembali menutup matanya.

Itha memperbaiki selimut kakaknya lalu berjongkok disamping kepala kakaknya.

Itha terus memandangi wajah kakaknya yang masih tetlihat tidak tenang, namun Itha tau pasti kakaknya sudah tertidur.

"Kakak kenapa sih setiap hari aku dengar kakak begini tapi kali ini kok kakak kayak takut banget? Apa yang kakak mimpin itu dia?"

Itha menatap Syifa yang tertidur menghadap Prilly dan membalas pelukan Bundanya itu.

"Syifa butuh Ayah kak tapi aku juga nggak maksain kakak kok untuk terima dia."

Itha mengembuskan nafasnya kasar lalu mengecup kening kakaknya.

"Aku sayang sama kakak."

Itha beranjak berlalu dari kamar kakaknya yang sudah kembali pulas dalam tidurnya.

____________

05 Desember 2019

Maaf yh pendek, hanya segitu yang mampu otakku keluarkan:v

Follow My IG: _minionssz

DUNIA PRILLY | [ Completed ]Onde histórias criam vida. Descubra agora