Dunia Prilly - 28

4.9K 241 17
                                    

Happy Reading...

______

Semenjak Prilly sadar, air matanya tak pernah terhenti mengalir sampai-sampai matanya pun mulai membengkak karena menangisi Syifa yang di bawa pergi oleh Ali.

Entah kemana Ali membawa putri kecilnya. Prilly tidak bisa membayangkan hidup tanpa anakanya, Syifa sudah menjadi sebagian dari jiwanya.

Hari sudah gelap, namun kamarnya tidak ada penerangan apapun kecuali cahaya bulan yang menerangi melalui celah-celah jendela.

Prilly bingung bagaimana cara dia menghadapi Ali di pengadilan, dia tidak punya cukup uang untuk menyewa seorang pengacara agar mendpatkan hak asuh Syafia.

Tangis Prilly semakin keras saat memikirkan status Ali, pasti dia akan mendapatkan apapun yang diinginkan, dan pasti hal mudah bagi Pria itu untuk mendapatkan hak asuh Syifa.

Terdengar bunyi notifikasi dari ponselnya pertanda pesan masuk membuat Prilly mengambilnya yang terletak di samping kepalanya.

Sebuah pesan dari nomor asing membuatnya mengerutkan kening.

+6281141003xxx

Ke Apartement saya sekarang jika kamu ingin Syifa.

Ali

Prilly membulatkan matanya saat melihat isi pesan tersebut, dengan cepat Prilly mendial nomor tersebut dan dengan cepat dia berkata, "Dimana Syifa, kembaliin anak aku."

Ali diseberang sana terkekeh mendengar ucapan Prilly.

"Jangan lupa jika Syifa juga merupakan anak saya."

"Mau kamu apasih, kenapa harus datang ke kehidupan kami lagi." Prilly sesenggukan tidak bisa lagi menahan sesak di dadanya.

"Mau saya hak asuh syifa jatuh ke tangan saya."

"KAMU NGGAK BISA SEENAKNYA ALI." Napas Prilly memburu mendengar perkataan Ali.

"Ada satu syarat jika kamu ingin Syifa kembali."

"Apa?"

"Datang ke Apartemwnt saya sekarang, kamu akan tau jawabannya."

Ali memutus sambungan teleponnya secara sepihak membuat tangis Prilly meledak. Sebenarnya apa mau Pria itu hingga mengusik hidupnya dan anaknya.

Sejujurnya Prilly takut untuk ke Apartement Pria itu, dia tidak bisa percaya sepenuhnya dengan Ali. Tapi ini demi anaknya, demi Syifa.

Prilly beranjak dari kasur lalu menyalakan lampu kamar, setelah itu Prilly berjalan kekamar mandi berniat untuk membersihkan dirinya yang begitu kacau.

Setelah bersiap Prilly menghembuskan napasnya, mencoba menenangkan dirinya yang dilanda rasa takut entah karena apa.

Dengan ragu Prilly keluar dari kamar Apartementnya, melihat sekelilinganya yang hening, entah kemana Itha berada. Tapi Prilly tidak punya waktu untuk pamit kepada adiknya itu, dia harus cepat menemui Syifa dan membawanya pulang.

Prilly masih ingat betul alamat Apartement pria itu walaupun dulu hanya sekilas dia melihat jalanannya. Setelah sampai, Prilly membayar ongkos taksi lalu menuju ke unit Apartement Pria itu.

Prilly memegangi dadanya yang berdegub dengan kencang saat sudah berdiri tepat didepan pintu Apartement Ali.

Prilly ragu untuk menemui Ali, entah kenapa perasaannya tidak enak membuat Prilly berniat untuk meninggalkan tempat itu.

Tapi Prilly teringat bahwa anaknya ada pada Pria itu. Dia harus mengambil kembali anaknya sebelum dia betul-betil kehilangan.

Setelah mengetuk, pintu tersebut terbuka menampilkan Ali yang hanya memakai kaos polo dan juga celana sebatas lutut tidak lupa dengan rambutnya yang acak-acakan membuatnya terlihat tampan.

DUNIA PRILLY | [ Completed ]Where stories live. Discover now