Dunia Prilly - 5

4.3K 263 2
                                    

Happy Reading...

_________

Dalam perjalanan hanya ada suara radio yang memecah keheningan didalamnya tidak ada satupun yang angkat bicara apalagi Prilly yang hanya menatap keluar jendela yang ada disampingnya begitu juga Ali yang fokus menyetir.

"Memangnya kita mau kemana Pak?" Prilly bertanya tanpa mengalihkan pandangan ke Atasannya itu.

"Tidak usah banyak bertanya?" Prilly berdecak kesal tetapi bungkam seketika mendengar jawaban Atasannya, dia hanya mampu menutup mulutnya rapat, tidak ingin bertanya apapun lagi.

Setelah memakan waktu setengah jam dalam perjalanan, akhirnya mobil yang dikendarai Ali memasuki parkiran Restoran yang terkenal di jakarta. Mobilnya terparkir sempurna di pelataran parkiran Restoran.

Atasannya itu memutari depan mobil lalu membukakan pintu untuk Prilly. "Turun."

Prilly hanya menatap Ali intens tanpa sadar membuat Pria itu mengerutkan keningnya. "Apa kamu hanya ingin tinggal duduk disini sambil memperhatikan saya?"

Prilly tersentak saat menyadari perkataan Atasannya, dia keluar dari mobil sambil mencebikkan bibirnya.

"Ikuti saya." Perkataan Atasannya itu kembali membuatnya dongkol, seenaknya saja, pikir Prilly.

"Pak tunggu saya." Prilly berteriak saat Ali sudah berlalu masuk ke dalam Restoran, membuat beberapa orang memperhatikan mereka.

"Lambat." Ali menghampiri Prilly lalu merengkuh pinggangnya membuat Prilly tersentak dan melototkan matanya.

"P--Pak---" Prilly merutuki diri dan suaranya yang menjadi gugup.

"Diamlah kamu itu berjalan sangat lambat saya sudah terlambat untuk bertemu klien saya." Prilly hanya bisa menggerutu karena tidak mungkin dia bisa menolak perintah Atasannya itu.

Dalam perjalanan menuju Klien Atasannya, Prilly merasa risih karena menjadi pusat perhatian orang-orang, mungkin karena pesona Atasannya yang tampan atau rengkuhan dipingganya membuat mereka seperti pasangan yang serasi.

Prilly menggelengkan kepalanya saat dia berpikiran seperti itu, Ali yang melihat kelakuannya itu hanya mengabaikan tanpa ingin mengomentari.

Setelah sampai disalah satu meja, Ali melepaskan rengkuhannya lalu berjabat tangan dengan klien sekaligus sahabatnya.

"Maaf, tadi macet jadi kita terlambat." Ucapnya dengan wajah datar seperti biasanya.

"It's oke Brother, No Problem, Oh yah ini sekertaris gue, Rizal." Ali mengerutkan keningnya saat mendapati lelaki yang masih terlihat muda disamping Zidan, Sahabatnya. Zidan yang menyadari itu terkekeh kecil lalu kembali angkat suara, "Lo pasti bingung kenapa gue ganti sekertaris, ini gara-gara istri gue, semenjak hamil dia menjadi posesif dan agresif, sampai-sampai dia memecat sekertaris gue yang lama lalu menggantikannya dengan Rizal." Zidan berbicara panjang lebar tapi hanya ditanggapi dengan sekali anggukan oleh Ali.

Rizal menyodorkan tangannya kedepan Ali lalu Pria itu membalas jabatan tangan Pria itu. "Rizal Pak."

"Aliando." Dengan wajah tanpa ekspresi dia menjabat tangan Asisten sahabatnya itu.

"Sekertaris lo?" Zidan bertanya sambil menunjuk Prilly yang langsung tersenyum karena masih ada yang menganggapnya ada disaat Ali seperti tidak menganggapnya.

"Bukan." Zidan mengerutkan keningnya saat mendengar jawaban Ali.

"Terus?" Seharusnya sekertaris Ali lah yang datang karena mereka bertemu untuk membahas pekerjaan.

DUNIA PRILLY | [ Completed ]Where stories live. Discover now