#18

298 10 0
                                    

💧☔💧☁

Waktu udah menunjukan pukul 16:00, hari mulai menampakan cuaca mendung, pertanda hujan kan tiba. Dan aku sedang berharap bahwa hujan jangan dulu tiba sebelum aku sampai di rumah.

"Aku tinggal bentar atau kamu mau ikut?" Tanyanya setelah kita usai menyantap nasi goreng sea food, juice mangga mix wortel, beberapa mini mangkuk yang berisi variant es krim, dan satu botol air mineral.

"Lo mau kemana emangnya?"

"Kalo kamu ikut ya nanti pasti bakal tahu aku kemana. Kalo kamu gak ikut ya mana tahulah." Ucapnya terkekeh

Aku hanya menatapnya malas.

"Hehehehe... aku mau numpang sholat, Yaang. Habis itu kita balik. Nanti kamu dicari induk kamu lho. Hihi."

Saat itu juga aku mulai tahu bahwa ternyata dibalik sisi Ragi yang nyebelin itu terdapat sisi nyenenginnya juga 😊

Entahlah saat itu juga aku gak mau marah ke dia. Aku hanya melontarkan senyuman termanisku, dan dia menyukai itu. Dia juga menyukai rambut sebahuku yang lurus, lembut dan berwarna kecoklatan (alami), yang saat dia acak-acak dengan sendirinya kembali rapih tanpa harus perlu kaca untuk merapihkannya.

"Aku ikut kamu, tapi aku tunggu diluar aja yaa. Aku lagi pms."  Sahutku dengan damai tanpa ada kejutekan

"Yahhh padahal aku pengin banget ngimamin kamu. Hihihi... ya udah, yuk." Serunya

"Sholat dulu aja yang benar."

"Siaaap... calon biniku!"

Aku hanya memanyunkan bibirku.

"Kalo ngarepin dicium mending nanti deh, aku bilang Mama sama Papa dulu, aku cari mahar dulu, nunggu penghulu datang, ijabqobul. Baru deh SAH kan? Hahaha." Jelasnya yang hampir aja membuatku blushing, malu-malu kucing, dan rasanya pengin aku jitak tuh kepala dia biar gak mikir yang jauh-jauh dulu. 😅

"Udah selesai ngjelasinnya?" Ketusku

"Hihi, udah kok udah. Yuk ah jalan."

Kita pun akhirnya ke salah satu ruangan yang memang dikhususkan untuk beribadah.
Aku melihat Ragi begitu khusyuk sholatnya, bahkan tahap demi tahap sampai salam, dia melakukannya begitu khitmat.

Jujur, hati aku aja sampai tersentuh. Bahkan rasanya ingin menitikan air mata. Bukan, bukanlah air mata kesedihan. Melainkan air mata kebahagiaan. Aku teringat nasehat Papa saat aku sedang duduk berdua ditaman, Papa tengah asik menonton chanel youtube perihal ceramah-ceramah ustad kondang. Setelah selesai menonton, Papa bilang,...

"Dek, Papa minta kalo bisa cari pasangan itu jangan yang hanya modal tampang aja. Tapi lihat ibadahnya. Kalo ibadahnya baik, Papa jamin orang itu baik. Dilihat ketulusannya. Kalo masalah baik, orang bisa aja pura-pura. Tapi kalo ketulusan, gak bisa dipura-purain. Percaya deh sama Papa."

Dan aku melihat itu ada pada diri Ragi. Bahkan saat dia berdoa pun, dia begitu dari hati. Entahlah, aku bisa merasakan itu.

Setelah selesai sholat dia tersenyum padaku dengan air muka yang begitu tenang dan damai.

"Aku gak kelamaan kan?"

"Nggak, kok." Sahutku seraya memberi senyum padanya

"Kamu aneh. Kok tiba-tiba manis gitu? Padahal tadi asem banget. Apalagi yang kemarin-kemarin. Udah mulai naksir aku yaa?? Hehehe." Ledeknya

"Doa apa lo, tadi?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan

"Orang doa itu gak boleh pamer. Biar hanya allah dan aku aja yang tahu." Serunya seraya melontarkan senyuman yang bikin melting hati

Aku, Rindu Kamu Yang Cemburu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang