#24

288 9 0
                                    

Ragi telah selesai sholat langsung menghampiriku dan Mbak Lian yang sedang melakukan aktifitas kunyah mengunyah sembari ngobrol-ngobrol seru.

Dia duduk disampingku tanpa bicara apapun hanya menatap wajahku dengan lengkat. Aku yang ditatap merasa risih. Mbak Lian terus memberiku kode aneh. Alis diangkat sebelah, bibir dimanyunin, lidah dimelet-meletin. Hahaha apalah tuh. Tapi aku gak menghiraukannya.

Pletak.

Aku melayangkan jitakan pada jidat Ragi.

"Aw." Meringisnya kesakitan sembari mengelus-elus jidat yang aku jitak

"Mata lo gak bisa dijaga. Udah nih makan dulu. Entar keburu gak enak." Seruku seraya menyodorkan sepiring batagor siomay untuk Ragi

"Sakit Yaang. Kamu nih senang amat galak-galak gitu. Untung aku cinta mati sama kamu. Kalo gak---" tiba-tiba dia memutuskan obrolannya

"Apa? Kalo gak apa?" Sahutku sedikit menantangnya dan Mbak Lian hanya terkekeh menonton perseteruan aku dan Ragi

"Kalo gak udah aku mutilasi, aku bungkus pake karung terus aku kasih ke buaya dimuara. Hahahahaa..." sahutnya dengan tertawa keras

"Mulut lo nih, gue kasih cabe setan baru tahu rasa." Ketusku

"Iiiihhhh atuuuuutttt... kenapa gak dicium aja sih? Hehehe" godanya sembari memanyun-manyunkan bibir sok seksinya 😂

"Hish. Otak lo nih. Mau lo gue cium?" Sahutku seraya melontarkan tatapan malaikat pencabut nyawa 😆😅

"Gimana Mbak, boleh gak?" Cengirnya mengode Mbak Lian

Pletak.

"SAHin dulu tuh barang. Berani maju Mbak gorok lo." Ketus Mbak Lian dengan ancaman serius 😂

"Aw. Ampun Mbak ampun. Adik ipar khilaf." Rengeknya macam anak kecil

"Hahahahahaa" gelak tawaku mengglegar dan keduanya hanya menatapku seraya menggeleng-gelengkan kepala

"Tega kamu, Yaang. Suami diginiin sama kakak ipar malah ketawa. Awas lho, aku balas nanti." Sungutnya

"Hah? Apaan Gi? Aduh gak jelas deh. Kamu ngomong atau kumur-kumur sih?" Godaku dan seketika itu juga dia menyerangku dengan cara perlahan-lahan mendekatiku lalu menggelitikiku sampai aku tertawa mengluarkan air mata.

"Ihhh Ragi geli. Hahahaa... lepasin gue, gue geli. Hahahaha... Ragi ampun.. hahahaa... iya iya gue janji gak lagi-lagi. Hahahaha Ragi please lepasin gue. Gue baru enakan." Mohonku

"Bodo amat. Gak aku kasih ampun. Ini akibatnya kalo istri ngeledek-ngeledek suaminya." Cetusnya yang masih menggelitikiku

"Iihh apaan sih. Istri-istri, suami-suami. Lo kira kita suami istri apa. Hahahaha Ragi please gue capek. Lihat nih mata gue udah ngahabisin air mata. Hahahaa... Mama Ragi jahat banget. Hahahaa..." teriakku meronta-ronta tapi Ragi masih aja gak berhenti menyerangku dan Mbak Lian hanya dengan asik memfoto kelakuan Ragi terhadapku.

"Mbak tega lo, ya. Adik lo lagi diginiin lo malah ngefoto kita lagi." Ucapku dan setelah itu akhirnya Ragi menghentikan aksinya

"Haduh sumpeh lo, Gi. Parah. Perut gue sampai keram." Keluhku sembari mengelus-elus perut

"Bodo. Sini aku peluk biar hilang keramnya." Celetuknya seraya melayangkan pelukannya itu

"Ih lo nih, cari kesempatan dalam kesempitan." Ketusku sembari menoyornya lalu dia nyengir genit seraya mengelus-elus puncuk kepalaku

"Awas lo. Gue kasih cabe entar." Ancamku seraya ngeluyur ke toilet karena kebelet buang air kecil

"Iiiiihhhh atuuuuuutt."  Ucapnya sembari menjulurkan lidah dan terkekeh, sama halnya dengan Mbak Lian.

Aku, Rindu Kamu Yang Cemburu [Completed]Where stories live. Discover now