#51 Revaldy Maldy

595 11 4
                                    

I'm come back~ 👋

............................
..................
..........

🕢 pukul 18.30

"Mau kemana kamu, Dek, wangi bener?" Selidik Mbak Lin

"Emang biasanya asem gitu maksudnya??"

"Hahahaha, sadar sendirilah kau nak." Ledeknya

"Reval ngajakin keluar, Mbak. Menurut Mbak Lin, aku salah gak sih nerima ajakan dia?" Tanyaku yang merasa gak enak hati pada Ragi.

"Lo udah tanya tanya gitu belum ke Ragi?"

"Aku belum ada cerita cerita ke dia, Mbak. Gak bebas ngomong kalau lewat telepon. Terhalang pulsa yang limit nih."

"Dasar perhitungaaaannn... nih, ada surat buat kamu. Menurut Mbak lebih baik kamu chat Ragi dulu deh dari pada dia tau kamu keluar bareng cowok lain dari mulut orang. Kan bisa berabehh, Coy!! Yaa saran dari gue sih mending gitu, Dek. Karna mulut orang itu lebih kejam dari pacar yang tiba tiba menghilang pas hati udah benar benar sayangnya bukan kepalang." Jelas Mbak Lin seraya sok sokan tersayat 😅

"GILAAAAKKK!!! yang udah senior mah beda weeeehhh daaa... hahahahahaa nancep yee sist. Seakan akan berasa dalamnye nyampe ke ulu hati. Hahahhahahaa"

"Nape lo, mau gue ospekin biar tuh hati tahan banting?"

"Raiskuker punya Mama kali ah, tahan banting. Hahahhaha.."

"Maahhh Lingga Maaahhh... hahahaahaha" Adu Mbak Lin sembari ngakak

Saat Mbak Lin sudah ngicir ke kamarnya dengan tawanya yang masih terdengar, saat itu pula aku mulai membuka kertas yang dilipat membentuk sebuah amplop dengan tempelan berbentuk hati yang berwarna merah jambu.

💌 Saat itu, aku tersesat
Saat itu, aku tak bertujuan
Saat itu, aku hilang akal
Saat itu, aku tak mengerti rasa
Dan
Saat ini, aku ingin berucap beribu maaf
Padamu, yang telah kuhiraukan
Padamu, yang telah kutinggalkan

Dari hati yg tulus
dan seorang yg (mungkin)
Masih kamu benci
REVAL.

Hey, Mpit.
Ternyata benar ya kamu masih sipit :)
Tapi aku rasa manis kamu makin nambah ^_^
Thanks ya, udah mau berdamai dengan masalalu kita :) Aku tunggu di teras rumah kamu sekarang juga.

Setelah selesai dibaca aku langsung menghampirinya yang ternyata benar apa yang dia ucap dalam secarik kertas itu. Dia sudah datang dan menungguku di teras rumah.

Kubuka mulutku untuk menyapanya dan dibalasnya dengan tatapan lembut, senyum yang masih tetap konsisten menambah ketampanannya yang tak berubah semenjak dahulu.

"Udah siap kan?" Tanyanya lembut

"Ya. Udah lama lo disini?" Sahutku singkat

"Nggak juga kok. Yuklah kita jalan, nanti keburu malem." Ajaknya yang masih dengan percikan percikan senyum mengembang

"Nyatanya emang udah malem juga kali." Ucapku singkat

"Hehehe... Mama?" Tanyanya seraya mencari sosok Mama di dalam rumah

Aku masuk kembali ke dalam sembari memanggil Mama untuk pamit.

Aku, Rindu Kamu Yang Cemburu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang