#26

254 8 0
                                    

Pukul 14:59

Ragi bolos kuliah, walau pun nyatanya dia bilang dia udah nitip absen ke si Jo tapi menurut aku dia udah bolos.
Dan, ya. Akhirnya kita berdua ngehabisin waktu kita di rumah makan yang ternyata menu-menunya kebanyakan masakan tiap daerah. Kemurkaan aku untuk Ragi, gatot. Alias gagal total. Huft.

Dirumah makan tersebut lagi-lagi dia menyatakan cintanya itu ke aku dan untuk yang ini aku mencoba untuk mengiyakan tembakan luvluvnya. Tingkah dia jadi makin lebay. Tapi kok aku suka ya? Retceh tuh orang. Ngeselin dimulut kok dihati agak beda yaa. 😅😂

Tapi perasaan aku bilang aku belum cinta ke dia. Mungkin ini bagian dari tahap awal orang yang bakal ngerasain jatuh cinta.

"Masya allah... ku cinta Lingga. Ku sayang Lingga. Ku mau Lingga. Ku butuh Lingga....a...a...a... untuhkanlah rasa cinta dihatinya, hanya padaku. Untuk aku."

"Ku pilih kamu jadi biniku, ku akan setia menemanimu. Jangan kau lariii kemana-mana... yang lain belum tentu setiaaa... jadilah biniku."

"Yaang, kemarin ku melihatmu begitu cantiknya dan sekarang makin sempurna. Gak ada kurang dalam diri kamu hingga ku cinta padamuuu... katakanlah sekarang bahwa kau juga cinta hingga pipimu ku lihat meronaa.. asalkan kau bahaaaagiiiiiaaaa....."

Asli. Seriusan deh, tuh suara dia sumbang banget. Udah lirik main diubah aja, nada kemana-mana. Dan aku malu parah dibuatnya. Pasalnya dia nyanyi udah kayak dihutan aja, lepas banget dah. Dia pikir tuh tempat milik nenek moyangnya apa ya, udah gitu emangnya yang dengar itu cuma kupingnya dia doang.

'Ampunilah aku ya allah. Aku gak tahu apa aku salah atau tidak menerima dia untuk jadian denganku.'

"Gi, malu ih. Berisik tahu gak. Kepala gue makin puyeng dengarin lo nyanyi kek gitu." Celetukku

"Apaan sih Yaang?? Iyaa iyaa, ini lagu yang aku nyanyiin ini spesial buat kamu. Senang kan aku nyanyiin." Ucapnya sembari nyengir

Aku hanya mengelus kepalaku udah kayak orang yang frustasi. Tapi dia malah tambah jadi. 😂 ampuuuuunnnn!!!.....

"Yaang. Yaang. Yaang. Aku sayang kamu. Yaang. Yaang. Aku cinta kamu. Yaang? Yaang? YAAAANGG... gile Papa panggil-panggil gak nyautin. Maapkan Mama teltayang ya owoh." Serunya bak ocehan anak-anak yang masih belum jelas dalam ucapannya. 😁😂😂

"Balik yuk, Gi. Pusing kepala gue. Ngoceh mulu sih lo." Sahutku dengan sedikit kesal

"Hihihi... sorry deh sorry. Aku terlalu bahagia banget habisnya. Bentaran lagi aja ya baliknya. Demam kamu udah agak membaik Yaang. Masih mau ke cafenya Bang Ricky gak?" Tanyanya seraya menjatuhkan punggung tangannya itu kedahiku

"Balik sekarang aja deh, Gi?! Aku pengin rebahan."

"Ke rumah aku ya? Please, ketemu Mama bentar aja. Habis itu rebahannya di ruang baca aja. Aku jamin kamu bakal betah disana."

'Betah pala lo. Bilang aja mau modus.' Sungutku dalam hati

"Mas, minta billnya." Seru Ragi pada Mas Kirun.

Kebetulan rumah makan itu cuma punya dua pelayan. Mas Kirun dan satu laginya entah siapa namanya. Yang jelas dia wanita perparas manis.

"Oh, langsung kekasirnya aja Mas." Sahut Mas Kirun

"Ok. Makasih Mas."

"Sama-sama Mas. Makasih sudah mampir kemari. Sering-sering ya Mas-Mbak. Hehehe.." ucap Mas Kirun dengan ramah

"Insya allah, Mas." Sahut Ragi pun sama ramahnya

Mas Kirun ngeluyur.

"Kok diem? Yuk jalan!" Serunya langsung berdiri dan meraih tanganku

Aku hanya membalas dengan senyum

"Ih manisnya senyum Mama. Peluk dikit dong. Hehehe..." Modusnya dan aku langsung melayangkan cubitan ajib di lengannya

"Aw. Aw. Canda ih. Masih sakit juga sok-sokan nyubit. Hihihi. Peace!!!" Cengirnya

"Udah ayuk balik. Mumet gue." Seruku seraya ngeluyur duluan

"Hah?" Melongonya

"Ih Ragi buruan deh."

Dia hanya menghembuskan napasnya kasar lalu mengelus manja pucuk rambutku dan jalan lebih cepat dariku menuju kasir. Dan aku memilih menunggunya didepan, lebih tepatnya sih diparkiran.

"Gak sabar ya? Suami sendiri ditinggal." Celetuknya

"Iyaa gak sabar pengin jitak kepala lo, habis itu gue jadiin kambing guling rasa barbeque terus gue bagiin deh ke anak ayam."

"Hahahahaha mana suka anak ayam makan daging aku. Yang ada sukanya sama daging kamu." Guraunya lalu memeletkan lidah

"Gak lucu."

"Iya deh iya. Yuk naik."

Aku pun naik ke motor Ragi dan kita melaju menuju rumah Ragi. Dalam perjalanan dia terus aja melanjutkan nyanyian kacaunya itu. Sebenarnya agak lucu juga dengar suara sumbangnya. Di balik punggungnya aku terkekeh. Untung aja kaca spion lagi gak tertuju kearahku, jadi dia gak tahu kalo sebenarnya aku lagi ngetawain dia. 😂😅
💞
💞
💞
Marhaban ya Ramadhan 😇

Aku, Rindu Kamu Yang Cemburu [Completed]Where stories live. Discover now