#22

264 9 0
                                    

Waktu udah menunjukan pukul 09:30 saat aku terbangun dari tidurku dan ternyata Ragi masih menemaniku dalam posisi menghadap kearahku.

"Kamu udah bangun." Serunya dengan tersenyum

"Kamu berangkat gih, Gi. Nanti kamu telat."

"Jadwal jam kuliah aku pukul 14:09, Yaang. Lagian tadi aku udah titip absen sama si Jo. Jadi aku mau nemanin kamu dulu. Mama juga balik sore katanya. Tadi aku habis mainin HP kamu. Ehh Mama SMS gak sengaja kebuka sama aku. Hihi." Jelasnya

"Kamu ngutak-ngatik HP aku, Gi? Kok bisa?"

"Kan pake sidik jari kamu, Yaang. Hehehehh... aku juga udah nyimpan banyak foto aku digaleri HP kamu. Biar kalo kamu kangen aku, kamu bisa natap foto aku. Lihat deh wallpapernya. So sweet kan?" Celetuknya sembari memperlihatkan wallpaper HPku yang dia ganti dengan foto kita berdua. Saat aku tertidur tadi dia mendekatiku lalu berfoto ria berdua. Alhasil foto kita jadi terlihat lagi tidur berduaan. Sebenarnya sih agak sedikit geli pas ngelihatnya. Ada sedikit kelucuan tersendiri dan emang benar kata dia, itu sweet. Cuma aku tutupin aja biar Ragi gak ngelihat ekspresi aku yang asli.

"Gue marah sama lo. Gak tahu adat lo ya. Balik sana." Sungutku dengan sepenuh tenaga yang aku punya untuk menutupi semua rasa yang lagi aku rasain

"Udah deh, Yaang. Lagi sakit juga masih aja ngomel. Lagian aku cuma nyimpan foto aku aja kok. Hihi sama balas SMS Mama. Kan kasihan kalo gak dibalas. Gak sopan juga. Masa orang tua SMS dicuekin. Ya kan?!" Ngelesnya

"Tahu ah. Siniin HP gue." Ragi langsung menyerahkan HPku kedalam tanganku dan seketika itu juga aku memalingkan posisi tidurku lalu menenggelamkan seluruh tubuhku ke selimut.

"Yaang. Jangan ngambek dong. Aku khilaf." Rayu Ragi dengan mendekatiku dan mengoyang lenganku

"Please deh, Gi. Kepala gue pusing. Kalo lo terus goyang-goyangin lengan gue."

"Eh, kok badan kamu gemetaran gini sih, Yaang. Coba aku cek temperaturnya. Ada termometer gak?" Serunya yang makin khawatir dengan keadaanku yang memang sedang panas dingin. Suhuku lagi gak stabil memang.

"Yaang? Yaang?? Jawab dong? Aku khawatir banget sama kamu." Ketus Ragi yang mencari-cari letak kotak P3K di kamarku.
Setelah dia gak menemukannya di kamarku dia langsung lari keluar kamar dan mencari kotak P3K dilain tempat. Tapi gak juga dia temukan.

Aku yang setengah sadar dengan mata yang terpejam masih mendengar suara Ragi walau sedikit gak jelas.

"Yaang, please jawab aku. Badan kamu kok makin panas. Kita ke dokter sekarang ya?!!" Pinta Ragi
Saat Ragi ingin menggendongku, aku menahannya dan menggelengkan kepala.

"Nggak, nggak. Bukan saatnya kamu nolak hal ini. Kalo kamu sampai kenapa-napa gimana??? Aku gak mau itu terjadi, Yaang."

"Aku cuma butuh selimut tebal juga pelukan. Aku dingin banget Gi." Seruku dengan lirih dan sedikit malu saat nyatanya aku emang butuh itu.

Dengan cepat kilat Ragi membongkar lemariku untuk mencari selimut tebal. Lalu didapatnya dan dia langsung menyelimutku rapat, memelukku erat. Tapi gak seerat yang kamu bayangin kok. 😅😂

"Masih dingin?"

Aku menggelengkan kepalaku.

"Kamu makan lagi ya? Aku panasi lagi buburnya. Tadi Mbak Lian masak buburnya lumayan banyak. Mau aku buatin teh hangat lagi?"

Aku masih hanya bisa menggeleng.

"Kamu mau cemilan? Perut kamu harus keisi. Jangan sampai kosong." Jelasnya

Aku masih tetap menggeleng.

"Kamu mau yang lain?"

"Aku cuma mau kamu diam Gi, gak banyak omong." Lirihku

Dia hanya tersenyum manis seraya menjawab,

"Iya aku bakal diam. Kamu istirahat ya, biar cepat turun demamnya."

Aku tidur dalam pelukannya, sampai dia pun ikut tertidur pulas. Aku melihat air mukanya yang terlihat lelah. Begitu dekat posisi aku dan dia. Tapi pelukan itu udah terlepas dengan sendirinya. Entahlah aku jadi senang berada di dekatnya. Menatapnya dari dekat tanpa harus dia tahu. Bahkan tidurnya dia gak mendengkur, posisinya pun teratur bak sedang acting tertidur. Mungkin aku harus mulai membuka hatiku untuk dia. Aku melihat ketulusannya yang murni.

Waktu udah menunjukan pukul 12:15, badanku udah merasa enakan. Rupanya pelukan tulus itu mampu menstabilkan dan memulihkan suhu tubuhku. Aku beranjak dari tempat tidurku, lalu pergi ke toilet dengan berjalan pelan yang masih lemas. Bahkan gerakanku gak membangunkan tidur Ragi.

🍁🍁🍁

Tok... Tokk... Tokkk
Terdengar suara ketukan pintu depan.

"Ya sebentar." Seruku

"Assalamualaikum..."

"Waalaikum salam."

Aku membuka kunci dari kenop pintu. Ternyata Mbak Lian.

"Lho? Kamu udah enakan Dek badannya? Ragi mana, motornya masih ada kok orangnya gak ada?" Seru Mbak Lian sembari celingukan didalam rumah.

"Dia ketiduran Mbak dikamar Lingga. Aku udah enakan kok. Kasihan dia, lelah banget kayaknya." Sahutku yang masih belum bertenaga penuh

"Ciee udah mulai perhatian ya sama dia? Udah jatuh cinta kamu Dek sama dia?" Ledek Mbak Lian yang emang sepertinya terlihat senang aku dekat dengan Ragi

"Gak usah mulai deh Mbak. Aku malas bahas gituan."

"Eh by the way, kalian gak ngapa-ngapain kan di kamar berduaan gitu?" Curiga Mbak Lian mulai

"Gak usah ngaco deh Mbak Lin nih." Sahutku malas seraya ngeluyur ke dapur untuk mengambil segelas air putih

"Udah makan? Tadi Mbak beli batagor siomay di jalan. Makan bareng yuk. Bangunin gih Raginya."

"Entaran deh, aku mau dzuhuran dulu. Mbak balik bareng Kak Iam?"

"Dia sih nawarin, cuma Mbak tolak."

"Kenapa?" Tanyaku sedikit penasaran

"Males aja. Nanti dia bisa ganggu hubungan lo sama Ragi lagi. Hehehe." Sahut Mbak Lian ngasal dan terkekeh

"Hzzzz..."

Mbak Lian mulai terkekeh seraya berlalu ke kamarnya. Aku membangunkan Ragi tapi nyatanya gak ngaruh. Kebo juga ternyata tuh orang. 😁

Setelah masuk ke kamar juga aku dan Mbak Lian keluar bersamaan, Mbak Lian mengambil piring untuk tempat batagor siomay yang dia bawa.

"Ragi mana?"

"Kebo dia."

"Hahahahaa... cocok deh. Sama aja kayak lo, Dek." Seru Mbak Lian terkekeh dan aku hanya memanyunkan bibirku.

"Kok Mbuak Lin uadah polang sih jam seini?" Tanyaku sembari mengunyah batagor siomay yang udah disajikan

"Telen dulu napa, Dek. Baru habis itu ngomong." Sahutnya sembari tersenyum dan aku tersenyum balik

😆😊😆😊😆😊😊😊
Happy hottyiiiissss 😅

Aku, Rindu Kamu Yang Cemburu [Completed]Where stories live. Discover now