#41

261 5 0
                                    

Karena aku masih diam, Ragi langsung mengajakku nonton chanel youtube di HPnya.

Dia menserch salah satu film thailand "ATM Error".  Kita menonton hingga part2 itu pun baru sampai tengah tiba-tiba HP Ragi berdering ada panggilan masuk dari nomor baru. Lalu dia menatapku bermaksud minta persetujuan apa dia boleh mengangkat teleponnya atau jangan, dan aku mengangguk sebagai jawaban.

Ragi mentouch tanda hijau lalu menyalakan mode on untuk loudspeaker.

Halo

**Terdengar suara seorang cewek dari balik telepon. Ragi langsung menyerahkan HPnya ke tanganku. Dia menyuruh untuk aku yang bicara.

Halo...

**Suara itu kembali terdengar

Ya, halo.

Maaf ini benar nomor Indra bukan ya?

**Ragi menyuruhku untuk bilang bukan tapi aku malah bilang,..

Ya. Ini dengan siapa?

Kamu siapa? Aku pacarnya.

**Dia balik nanya dengan pengakuan palsunya.

Maaf Mbak, saya dengan calon istrinya.

**Ragi langsung cengo, terlihat sembraut merah merona dipipinya, matanya berbinar-binar lalu kemudian tersenyum begitu menawan seraya memelukku dan mengecup keningku tanpa ijin. Aku yang melihat tingkahnya hanya bisa menahan tawa. Untuk kesekian kalinya aku melihat dia blushing dan jadi melting gitu.

Calon istri? Ini benar nomornya Ragindra kan? Lo jangan macam-macam ya. Setahu gue dia belum ada ikatan sama siapa pun dan gue pacarnya.

**Sungutnya dari balik telepon dan Ragi langsung mengambil alih untuk angkat bicara

Iya, benar. Lo siapa ya asal nyebut gitu? Gue gak pernah ada ikatan apa pun sama lo. Dan baiknya lo cepat hapus nomor ini sebelum gue lacak lalu gue tuntut lo karena udah mengusik ketentraman rumah tangga orang.

**Seketika dia hening. Lalu tiba-tiba angakat bicara kembali

Gue Gaisha. Lo bohong kan sama gue? Bilang, Ndra, bilang ke gue kalo lo lagi bohong.

Oh lo. Dapat nemu dimana nomor gue? Dari Jo? Yaa kalo lo gak percaya sih yaa serah lo. Lo bisa tanya Jo, dan secepatnya undangan pernikahan gue bakal tersebar. Lo kalo mau datang, datang aja.

**Ucap Ragi dengan santai

Tak.

Aku menjitak jidat Ragi. Lalu dia melotot tapi selang beberapa detik dia terkekeh tanpa suara seraya mengelus-elus jidatnya itu. Sedangkan dibalik telepon, aku yakin hati cewek itu sakit banget. Pasalnya gimana pun dia, Ragi udah dengan seenaknya ngoceh tanpa menata kalimat dengan halus.
Terdengar suara isakan disana. Lalu saat aku angkat bicara, Ragi membekapku seraya menggelengkan kepala bertanda gak mengijinkanku.

Gue dapat minta dari teman gue yang satu Gc.kelas sama lo. Tapi gue tetap yakin kalo lo lagi bohong sama gue.

Sera---

Tuuuuuttt....
(Telepon terputus secara sepihak)

"Berani ya sekarang, udah main ngaku gitu. Senang deh aku Yaang. Peluuuk lagi doooonggg?!" Rengeknya

"Pasti dia sedih banget deh, Gi, dengar gitu."

"Males ah gue. Kenapa sih gak mau konsisten manggilnya?" Ketus Ragi, aku langsung nyengir seraya memeluknya

Aku, Rindu Kamu Yang Cemburu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang