Rapat The Beast

5.4K 407 65
                                    

Keesokan harinya di sekolah tersebar kabar hilangnya Eudora, hero dari kelas mage. Tidak ada yang tahu persis bagaimana Eudora bisa hilang tetapi yang jelas kejadian seperti ini bukan pertama kali terjadi.

"Pertama Diggie, lalu Angela, dan sekarang Eudora?" tanya seorang murid cemas.

"Aku yakin yang menculik mereka ini pasti saling berhubungan." balas murid lainnya.

"Sebenarnya apa yang terjadi, ya? Apa mungkin orang jahat mulai berkeliaran di Land of Dawn?" sekarang murid cewek yang bertanya.

"Yang aku dengar ini ada hubungannya dengan Dark Lo--"

"Ssst!! Jangan sebut namanya! Memang kamu mau jadi korban selanjutnya!"

Seseorang menepuk pundak Gusion, membuat cowok itu berhenti menguping pembicaraan teman-teman sekelasnya.

"Ayo." Alucard memberi isyarat agar Gusion mengikutinya.

Di luar kelas telah berkumpul empat cowok lain teman satu gengnya; The Beast.

"Mau rapat di sini? Di tempat terbuka begini?" tanya Clint bingung. Biasanya mereka lebih suka kumpul di rooftop jika ada pembicaraan penting.

"Nggak apa-apa," sahut Gusion, "cuma pengen tahu gimana perkembangan misi kalian masing-masing."

Hayabusa menghela napas panjang. "Jujur ini berat buatku." aku cowok Jepang itu. "Menggoda cewek itu buang-buang waktu dan aku harus fokus berlatih."

"Ya, benar..." timpal Zilong. "Freya galak banget. Aku nggak tahu gimana cara mendekatinya!"

"Aku juga sama." sambar Alucard. "Lebih baik aku berburu iblis daripada merayu cewek."

Gusion tertawa. "Kalian gimana Lance, Clint?"

Clint menyeringai sombong, "Urusan merayu cewek aku jagonya. Kau tahu itu, Gusion."

"Jangan terlalu yakin," kata Lancelot memperingatkan, "Layla itu sama manipulatifnya denganmu, Clint. Salah langkah malah kau nanti yang terjebak."

"You're the one to talk." Clint menaikkan kedua alisnya, "Jangan sampai benar-benar jatuh cinta pada Swan Princess itu."

Lancelot tertawa. "Kalaupun iya kenapa? Tidak ada larangan untuk pacaran dengan Odette kan, hei, Gusion?"

"Ya, itu terserah kalian. Yang jelas tetap fokus pada misi kita. Beauty harus dikacaukan."

"Kenapa nggak bertanding secara jujur saja dengan kemampuan kita?" protes Alucard. "Mereka kan cuma cewek."

Gusion melipat lengan di depan dada, menatap teman berambut pirangnya itu tajam. "Bukan sekedar 'cewek'. Mereka heroes yang perlu kita waspadai. Kecepatan panah Miya, jangkauan tembakan Layla, ulti mematikan Odette, serangan pedang Freya, payung magis Kagura dan belum lagi Lesley, kita selalu kewalahan mengahadapi dia di late game."

"Ya, ya, ya... Kami ngerti, Tuan Paxley," sahut Zilong cepat sebelum penjelasan Gusion makin panjang lebar. "Kau sendiri gimana? Sudah ada perkembangan dengan Lesley?"

Gusion angkat bahu. "Masih dicuekin. Sapaan nggak pernah di balas, chat pun begitu." Senyuman muncul di wajah Gusion mengingat kunjungan makan malam di rumah keluarga Vance. "Tapi melihat caranya bertingkah di dekatku aku yakin dia tertarik."

Bel masuk terdengar berdering di seluruh gedung sekolah menandakan pelajaran pertama akan segera di mulai. Keenam cowok saling mengadu tinju persahabatan sebelum berpisah.

"Lihat, cewekmu telat." Clint yang belum beranjak ke kelasnya memberitahu Gusion. Gusion mengikuti ke arah mana Clint sedang melihat.

Dari balkon depan kelas atas tempat Gusion dan Clint berdiri terlihat Lesley dan Harley sedang berlari-lari dari gerbang menuju gedung sekolah. Harley terlihat mendahului kakaknya dengan skill 2 (?) nya lalu menjulurkan lidah ke arah Lesley. Cewek rambut pink kemerahan itu tampak marah-marah sebelum menggunakan skill 1 (?) nya dan mengejar adiknya yang songong itu.

Gusion tertawa kecil.

"Jarang aku melihatmu tertawa." Clint menatap Gusion jahil. "Yakin kau nggak benar-benar suka pada Lesley?"

"Yeah. Dia cantik dan hebat dalam pertandingan. Bohong besar kalau kubilang nggak tertarik." Gusion mengakui, namun kemudian dia menatap Clint serius. "Tapi laki-laki harus fokus pada tujuannya."

Clint menepuk bahu Gusion. "Sebagai sahabat, kuperingatkan. Nanti saat kau benar-benar jatuh cinta padanya dan Lesley tahu kalau selama ini kau cuma mempermainkannya, kau akan benar-benar kehilangannya, Gusion."

Di luar dugaan Clint, Gusion justru menyeringai lebar. "Aku tahu itu. Semua sudah kuatur," katanya santai, "jangan panggil aku Gusion Paxley jika tidak bisa mendapat apa yang aku inginkan."

Beauty vs The Beast; [The Cursed Child]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang