Stay Away from Me

3.3K 272 99
                                    

Tidak.

Ini tidak mungkin terjadi. Ini pasti cuma mimpi, kan?

Mimpi buruk.

"Harley!" teriak Lesley, terdengar menahan tangis. "Kita masih harus bertarung!"

Harley tahu itu. Tapi sebagian otaknya bertanya untuk apa saat menatap kedua orang tuanya sudah terbujur kaku bersimbah darah.

Apa gunanya bertarung? Untuk melindungi siapa?

Harley tidak ingin bertarung lagi. Ia hanya ingin ikut mati bersama kedua orangtuanya.

"Harle--AKH!"

"KAKAK!"

Lesley terlempar jauh membentur tembok. Kepalanya mengeluarkan banyak darah membuat seluruh tubuhnya lemas tak berdaya. Meski begitu, Harley bisa melihat bagaimana kakaknya berusaha untuk tetap sadar. Iris mata Lesley memancarkan kebencian yang mendalam.

"BERANINYA KALIAN MEMBUNUH ORANG TUAKU!!" jerit Lesley. Ia berusaha bangkit namun tubuhnya sudah tidak kuat lagi. Harley melihat kakaknya menangis frustasi.

Mengapa Abyss harus menyerang keluarga mereka? Mengapa harus kedua orang tua mereka yang dibunuh? Harley merasa tubuhnya kehilangan seluruh kekuatan melihat jasad Mama dan Papanya. Mama yang biasa memasak makanan kesukaan Harley. Papa yang selalu menonton setiap battle Harley di sekolah. Mama dan Papa yang selalu melindunginya dan Lesley.

Bahkan sampai hembusan napas terakhir. Mama dan Papa selalu melindungi kami. Harley tidak dapat menahan tangisnya lagi.

"Tidak perlu seperti ini kalau kalian tidak melawan." Vexana menatap kedua Vance bersaudara dengan rasa simpati palsu. "Keinginan kami sederhana. Kami hanya ingin kau ikut dengan kami, Harley Vance."

"NGGAK AKAN!" Lesley menatap benci mage jelmaan iblis itu. "KAU NGGAK AKAN BISA MEMBAWA ADIKKU SELAMA AKU MASIH HIDUP!!"

Vexana dan Alice bertatapan, tampak geli melihat tingkah cewek remaja yang sudah sekarat tapi masih berani mengancam mereka.

"Oh. Kalau begitu mudah saja, kan?" Alice mendekati Lesley. Asap kemerahan menguar di sekitar wanita iblis itu. "Kami tinggal membunuhmu."

Jeritan kesakitan Lesley saat Alice mulai menyerap darahnya membuat Harley tidak tahan lagi.

"HENTIKAN!!" Harley berteleportasi, berpindah di antara Alice dan Lesley. Ia berdiri di sana, berusaha melindungi kakaknya dengan tenaga yang tersisa. "Jangan kakakku!" Harley terisak. "Jangan kau bunuh kakakku!"

"Dia menyebalkan. Lebih baik dibunu--"

"Tinggalkan Kakakku." Harley mengelap semua air matanya. "Aku akan ikut kalian."

"--Ley! Oi, Harley!!"

Suara Digger membuat Harley tersentak kaget. Ia terbangun dari mimpi buruknya. Mengerjap-ngerjapkan mata, sedikit demi sedikit tersadar kalau dia sedang berada di perpustakaan sekolah. Harley melihat halaman ke 23 buku kumpulan trik kartu yang sedang ia baca sedikit ternodai air liur. Harley buru-buru mengelapnya.

"Eww." komentar Digger jijik. Cowok berkacamata itu lalu menatap sahabatnya dengan heran. "Kau numpang tidur di sini?"

"Ketiduran." jawab Harley singkat. Memijat pelipisnya, mendadak merasa pusing.

Mimpi itu lagi. Atau lebih tepatnya, kenangan. Kenangan buruk.

"Peringkat sepuluh hero terbaik sudah dipasang di papan pengumuman." Digger memberitahu. "Ayo, lihat."

Beauty vs The Beast; [The Cursed Child]Where stories live. Discover now