Unwanted

3.2K 258 189
                                    

You were everything, everything that I wanted
We were meant to be, supposed to be, but we lost it
And all of the memories, so close to me, just fade away
All this time you were pretending
So much for my happy ending

Yaelah, pas banget ini lagu. Umpat Miya dalam hati. Ia heran mengapa saat ia sedang patah hati seperti ini, kafe kampus tempat mereka biasa hang out malah justru memutar lagu-lagu galau seolah menyindirnya. Cewek itu menghela napas lelah. Membuat Lesley yang duduk di sebelahnya bertanya pertanyaan yang sama untuk kesekian kalinya hari ini.

"Kamu kenapa sih, Mi?"

Dan lagi-lagi Miya jawab dengan; "Nggak kenapa-kenapa, kok."

Miya enggan menceritakan perihal Alucard yang selingkuh. Miya merasa hal itu terlalu memalukan untuk diceritakan. Juga terlalu menyedihkan. Miya hanya tidak ingin menangisi Alucard di depan teman-temannya. Akan sangat memalukan kalau sampai hal itu terjadi. Maka dari itu Miya memutuskan untuk tidak bercerita dulu pada Beauty setidaknya sampai ia merasa lebih tenang.

Odette bertukar pandang dengan Layla dan Lesley, seolah saling bertanya ada apa dengan sahabat mereka itu. Miya memang bukan tipe berisik, tapi saat ini cewek itu lebih pendiam dari biasanya. Cenderung melamun. Entah apa yang sedang ia pikirkan.

"Cerita kalau kamu udah mau cerita, oke?" Odette menggenggam tangan Miya, tersenyum hangat. Miya balas menggenggam tangan Odette, mengangguk mengiyakan.

"Akhirnya mereka datang juga." kata Layla sambil melambai ke arah Freya dan Kagura yang baru saja masuk ke dalam cafe.

Sebuah kertas selebaran diletakkan Freya tepat di atas meja mereka. Tampak seperti kertas pengumuman dengan tulisan di cetak besar-besar.

Are you ready to kill?

"Turnamen antar hero tingkat universitas." Freya menjelaskan setelah duduk. "Ini bakal lebih menantang dari turnamen tingkat SMA dulu."

Lesley meraih selebaran itu. "Hadiah 10000 diamond untuk tim pemenang."

"Seriusan?" Layla mencuri lihat, membaca persyaratannya bersama Lesley.

"Sayangnya tidak boleh ada anggota cadangan." kata Kagura tampak kecewa. "Tim yang diajukan harus benar-benar terdiri dari lima hero."

"Tunggu." Odette memberi isyarat berhenti dengan sebelah tangannya. "Tapi kita kan berenam?"

Mereka terdiam sesaat, saling menukar pandang kecuali Miya yang tampak sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Aku nggak mau basa-basi." Freya duluan buka mulut. "Kita cuma butuh satu marksman dan aku pilih Lesley."

Kalimat Freya benar-benar mengejutkan para gadis yang lain. Meski begitu Freya tampak tidak peduli. Turnamen adalah hal yang serius baginya dan ia akan bersikap serius tanpa melibatkan perasaannya sebagai sahabat.

"Apa?!" Layla menggebrak meja. "Maksudmu, aku dan Miya dikeluarkan gitu?"

Lesley yang khawatir kedua sahabatnya akan bertengkar segera menengahi "Tunggu dulu, Fre."

"Di sini bukan cuma aku." Freya memandang Layla tajam. "Masih ada Kagura dan Odette. Mereka juga bebas mau pilih siapa."

Mendengar kalimat itu Odette langsung berubah panik. "Aku nggak mungkin pilih salah satu."

"Tapi kita harus." sahut Kagura setuju. Ia mengerti ini hal serius dan tidak ada sangkut pautnya dengan persahabatan mereka. "Maaf, tapi aku pilih Miya."

Lagi-lagi orang lain. Perasaan Layla mendadak campur aduk. Ia merasa kesal, sedih sekaligus frustasi. Ia entah mengapa merasa seperti di khianati. "Odette!" tuntutnya marah.

Beauty vs The Beast; [The Cursed Child]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang