Facade

3.4K 282 504
                                    

Atmosfer lantai lima Heroes Uni terasa asing bagi Miya. Suasana lantai khusus kelas para Assassin itu sangat berbeda jika dibandingkan dengan lantai khusus kelas para Marksman di lantai tujuh. Para mahasiswa/mahasiswi Assassin yang lalu lalang di lorong tampak lebih suka berdiam diri. Fokus pada tujuan mereka masing-masing. Tidak seperti para mahasiswa/mahasiswi Marksman yang lebih cheerful dan playful.

Meski begitu ada untungnya juga. Setidaknya mereka jadi tidak peduli Miya ada di sana. Berdiri di lorong, menunggu laki-laki rambut pirang yang tak kunjung datang. Miya melirik jam tangannya. Harusnya Alucard sudah datang. Miya tahu laki-laki itu hari ini ada kelas pagi.

"Alucard!"

Teriakan itu mencuri perhatian Miya. Ia melihat Hayabusa di kejauhan, berlari ke arah Alucard yang baru saja keluar dari lift. Miya melihat Hayabusa menyerahkan sebuah buku dan setelah mengobrol sebentar, Hayabusa tampak pamit lalu masuk ke dalam lift

Ini saatnya. Miya menarik napas dalam. Setelah meyakinkan diri, gadis itu segera berlari mendekati kekasihnya-- tunggu, apa status mereka sekarang? Dahi Miya mengernyit. Ia tidak tahu apa status hubungannya dan Alucard saat ini. Mereka belum putus. Belum ada kata-kata putus.

"Alucard."

Laki-laki itu menengok ke arah asal suara. Tampak sedikit kaget melihat Miya ada di lantai khusus para Assassin. Miya bisa melihat bagaimana laki-laki itu dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya menjadi dingin.

"Apa?" tanyanya datar.

Ini seperti kembali lagi ke awal. Alucard anak pindahan yang Miya kenal saat mereka masih tahun pertama di Heroes High School. Anggota The Beast yang menyebalkan saat war karena lifestealnya. Miya tidak tahu mengapa ia bisa jatuh cinta pada laki-laki dengan attittude menyebalkan macam Alucard.

Tapi laki-laki itu sempat menjadi laki-laki paling lembut. Meski tidak romantis tapi Miya bisa merasakan kasih sayang yang sangat besar dari Alucard untuknya.

Dan sekarang ia kembali lagi ke sikapnya yang awal. Miya jadi bertanya-tanya. Apa selama ini Alucard hanya akting? Setahun mereka berpacaran apa Alucard hanya berpura-pura? Kalau iya, untuk apa?

"Tidak akan kami sentuh gadis pemanah itu kalau kau tetap menjalankan misi."

Kalimat laki-laki asing itu sangat menganggu pikiran Miya. Ia harus mendapat penjelasan dari Alucard. Sekarang.

"Kamu menyembunyikan sesuatu dari aku." Miya menatap Alucard langsung ke mata untuk menunjukkan dia benar-benar serius. "Beritahu aku."

Sejenak Alucard hanya diam sampai ia akhirnya tertawa meremehkan.

"Soal Selena?" mendengar nama itu membuat Miya mengepalkan tangannya erat. "Tidak ada yang kusembunyikan. Apa yang kamu lihat adalah yang sebenarnya."

"Nggak."

"Hadapi saja, Archer." ketus Alucard. "Aku ciuman dengan Selena. Itu kenyataan."

Miya tidak bisa mengendalikan air matanya yang mendadak keluar. Archer. Mengapa Alucard harus memanggilnya sedingin itu? Seolah mereka tidak pernah saling menyayangi. Miya menghapus air matanya marah.

"Kenapa?"

"Kenapa," ulang Alucard. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jeans, Alucard memandang Miya seolah gadis itu benar-benar konyol. "Bukankah sudah jelas? Coba kau bandingkan dirimu dan Selena." Alucard memandang Miya dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Aku ingin cewek yang lebih seksi."

"Pembohong!" tangis Miya pecah. "Kamu bilang kamu sayang padaku! Kamu bilang hanya aku satu-satunya yang kamu cintai! Kamu bilang--"

Alucard menaruh telunjuknya di depan bibir, isyarat agar Miya diam.

Beauty vs The Beast; [The Cursed Child]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang