Project S.O.S

4.8K 346 74
                                    

"Berapa lama lagi kita harus menunggu?" Pharsa menatap sekelompok Hero yang telah ia kenal lama. Mereka adalah hero-hero hebat yang telah berjuang mempertahankan Land of Dawn dari serangan kegelapan Penguasa Abyss.

Dan sekarang mereka berkumpul lagi untuk tujuan yang sama.

"Kita tidak boleh gegabah." Estes mengingatkan. "Ramalan telah terjadi. Harley berada di tangan mereka. Posisi kita saat ini lemah."

Bane menenggak wine entah gelas keberapa. "Persetan dengan ramalan. Kita serang saja mereka sekarang!"

"Tidak, aku setuju dengan Estes. Kita harus memikirkannya baik-baik." sela Rafaela.

Aurora berdeham. "Kita pilih waktu yang tepat." katanya, memandang berkeliling. "Saat bulan purnama penuh. Saat kekuatan kita mencapai batas maksimal."

Terdengar nada persetujuan dari setiap sudut ruang pertemuan.

"Baiklah." Harion Paxley berdiri, kemudian mengumumkan, "Kita serang Abyss saat bulan purnama penuh."

***

"Dan kapan bulan purnama itu bakal terjadi?" Odette bertanya sambil menyesap jus jeruknya.

Lesley mendesah lelah. "Gusion bilang sekitar tiga minggu lagi."

Freya memutar bola matanya sarkastik. "Tidak sekalian mereka tunggu sampai Land of Dawn hancur dulu baru mereka bergerak?"

Miya menatap Freya tajam. "Mereka cuma memikirkan yang terbaik. Mereka hero berpengalaman."

"Iya, sih. Tapi tiga minggu kelamaan." Layla memukul meja emosi. Ibu Hilda yang sedang menyantap makan siang di sebelah meja mereka menatap tajam. Kagura memberinya senyuman manis agar guru senior dari kelas Tank itu tidak mengulti keenamnya.

Lesley membenamkan wajahnya ke kedua lengannya yang terlipat di atas meja. Ia benar-benar merasa frustasi.

"Entah apa yang akan terjadi pada Harley jika harus menunggu selama itu."

Kagura merangkul Lesley, "Harley akan baik-baik saja. Dia mage yang cerdas."

Kata-kata itu lagi. Gusion juga mengatakan kalimat yang sama. Entah mengapa Lesley semakin sulit mempercayainya. Harley memang cerdas tapi jika berada di tempat di mana ia sendirian dikelilingi musuh... Lesley bahkan tidak sanggup membayangkannya.

"Apa tidak ada yang bisa kita lakukan?" tanya Freya tidak sabar.

Lesley kembali membenarkan posisi duduknya. "Hanabi." katanya, membuat anggota Beauty lain saling berpandangan.

Lesley sudah bercerita tentang Nana yang mengatakan bahwa seorang cewek misterius menantangnya bertarung di hutan terlarang serta bagaimana Gusion mengenal Hanabi yang ciri-cirinya sama seperti cewek misterius yang Nana ceritakan.

"Dan sekarang Hanabi menantangmu bertarung di Hutan Terlarang?" Miya tampak berpikir.

Lesley mengangguk. "Apa menurut kalian nggak mencurigakan? Menurut Gusion, Hanabi persis seperti cewek misterius yang Nana ceritakan. Lalu tiba-tiba ia mengajakku bertarung di hutan terlarang."

"Kamu bilang mode war Hanabi kayak ninja?" Kagura bertanya bingung, "harusnya aku dan Hayabusa mengenalnya jika ia memang seorang ninja."

"Si hanabitch memang misterius." sahut Layla sambil melahap sandwichnya.

"Lalu gimana? Kamu mau memenuhi tantangannya, Lesley?" tanya Odette, tampak cemas.

Sejujurnya Lesley masih bimbang. Ia tidak takut pada Hanabi, tapi ia tahu bahwa kemungkinan besar Hanabi akan menjebaknya. Seperti yang telah ia lakukan pada Nana. Kemungkinan Hanabi akan mengumpulkan lebih dari satu Hero untuk bertarung dengan Lesley. Jika ia harus menghadapi musuh seperti Alice, Argus dan Vexana sekaligus sendirian Lesley tidak yakin ia bisa menang.

Beauty vs The Beast; [The Cursed Child]Where stories live. Discover now