Final War

5K 356 965
                                    

Fanny melirik jam tangannya dan mendesah kesal. "Ini buang-buang waktu!" dia menatap tajam Hanabi, "sebenarnya apa yang kita tunggu?"

"Ya, kenapa nggak langsung lompat aja?" sahut Karina tidak sabar.

Gerak-gerik Hanabi tampak mencurigakan menurut Zilong. Cewek yang sedang berlulut dengan tangan terikat itu sesekali tersenyum, tampak senang memikirkan sesuatu. Padahal dari kondisinya sekarang jelas tidak ada sisi positif yang bisa membuatnya senang. Zilong mendekati Clint kemudian berbisik.

"Aku rasa ada yang nggak beres."

Baru saja Clint buka mulut untuk menjawab, tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang berasal dari dalam lubang. Mereka semua saling bertukar pandang, tidak menyadari seringai licik Hanabi.

"Kalian dengar, nggak?" tanya Freya, lagi-lagi suara gemuruh itu terdengar. Seperti sepasukan sesuatu bergerak mendekat. "Asalnya dari dalam lubang."

Saat raungan keras terdengar, raut wajah Fanny seketika berubah waspada. "John," panggilnya pada cowok bertubuh tinggi besar di hadapannya, "masuk mode war sekarang."

Johnson tidak begitu mengerti apa maksud ucapan Fanny tetapi ia tetap mengangguk dan menurutinya. Cowok itu segera berubah ke mode war, memperlihatkan tampilan kombinasi unik manusia dan mobil.

Suara-suara aneh itu semakin mendekat dan keras. Layla menarik kasar Hanabi agar bangkit berdiri. "Apa yang kau lakukan?!" teriak Layla, terdengar jelas campuran rasa kesal dan panik cewek itu. "Ini pasti ulahmu, kan!"

Hanabi tertawa keras, lalu seketika pandangannya berubah kejam. Ia merasa posisi mereka terbalik sekarang.

"Kalian pikir cuma kalian yang bisa main cara kotor, hah?" Ia memandang remeh Layla. "Sekarang rasakan gimana rasanya terjebak jebakanmu sendiri!"

"Brengsek!" jerit Freya, hampir menyerang Hanabi tapi Zilong menahannya.

"Nggak ada gunanya menyerang Hanabi sekarang." Zilong mengingatkan. Freya mengumpat, ia tahu apa yang dikatakan cowok itu memang benar. Tidak ada gunanya membuang-buang tenaga sekarang. Cewek itu mengangguk, menuruti perintah Zilong.

"Perasaanku nggak enak." Clint meraih tangan Layla, ia seperti melihat bayangan sesuatu dari dalam lubang. "Lari!"

"John, sekarang!" perintah Fanny dan Johnson segera menggunakan skill ultinya untuk berubah menjadi mobil. "Semua naik! Kita pergi dari sini!"

Mereka semua dengan segera masuk ke dalam mobil meninggalkan Hanabi yang masih tertawa senang. Freya bisa melihat makhluk-makhluk aneh keluar dari dalam lubang. Jumlahnya entah ratusan atau ribuan, cewek itu hanya bisa terus melihatnya dengan ngeri.

"Mirip monster jungle di war arena." mata Zilong menyipit, memerhatikan lebih banyak lagi makhluk keluar dari lubang itu. Lalu pasukan berbentuk mirip manusia yang memakai jubah hitam juga mulai bermunculan.

"Mereka seperti nggak ada habisnya!" seru Layla panik.

"Kita harus pergi dari sini sekarang, Johnson! Tempat ini sudah ngga--" kalimat Freya terputus ketikan raungan menyeramkan terdengar menggelegar, memberi efek takut dan kengerian seketika bagi siapapun yang mendengarnya. Suara makhluk apapun itu, yang jelas bukan berasal dari bumi tempat mereka tinggal. Raungan itu terdengar lagi, semakin dekat, semakin jelas.

"Apapun itu pasti sangat besar." kata Karina, Layla heran kenapa cewek itu masih bisa terlihat sangat tenang. "dan menakutkan."

"Besar dan menakutkan." Clint tertawa hambar. "Selamat, Karina. Deskripsimu tepat banget."

Mata mereka tidak bisa mempercayai makhluk yang perlahan keluar dari dalam lubang gelap tadi. Sosok raksasa iblis bertanduk yang seluruh permukaan tubuhnya berwarna gelap. Ada garis-garis pecahan di sekujur tubuhnya yang seperti dilalui lahar. Kata menakutkan rasanya tidak cukup untuk menggambarkan bagaimana mengerikannya makhluk itu. Ini seperti melihat kiamat di depan matamu.

Beauty vs The Beast; [The Cursed Child]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang