I'm Sorry

4.9K 369 172
                                    

"Kenapa sih kalian semua berpakaian hitam-hitam?" tanya Valir sedikit keki melihat kedelapan orang yang sedang berjalan beriringan bersamanya.

Sementara mereka semua terlihat badass dengan jaket kulit hitam, skinny jeans hitam dan boots hitam, Valir masih menggunakan seragam sekolahnya yang sudah lecek dan berdebu. Pakaian terakhir yang ia pakai saat di culik ke Abyss.

"Ini dresscode ke medan pertempuran." sahut Kagura tersenyum. "Kata Layla sih gitu. Aku ikut aja."

Valir cemberut. "Tapi aku jadi merasa bukan bagian dari kalian."

Alis Lancelot terangkat. "Memang bukan, kan?"

"Kau ini cuma Tour Guide." putus Alucard.

Yah, disaberin ajalah. Tangis Valir dalam hati.

Lesley berjalan di paling belakang sementara Gusion berada jauh di depan. Sepertinya cowok itu memang benar-benar marah padanya. Gusion serius saat meminta Lesley untuk tidak bicara padanya karena iapun tidak mengatakan sepatah katapun pada Lesley.

"Kamu nggak apa-apa, Lesley?" Odette bertanya pelan. Ia menyadari raut wajah sedih sahabatnya itu.

"Ah, aku nggak apa-apa, kok." Lesley tertawa kaku. Odette tahu Lesley berbohong namun ia putuskan untuk tidak mendesak Lesley lebih jauh.

"Kita sampai." Valir mengumumkan dan mereka semua berhenti berjalan.

Sekarang mereka telah berada sangat jauh di dalam hutan. Langit senja telah berganti menjadi hamparan bintang. Bulan sabit terlihat di kejauhan. Dahi Lesley mengerut. Ia tidak mengerti apa maksud perkataan Valir. Bukankah mereka masih di Land of Dawn? Tidak ada yang aneh di sepanjang penglihatan Lesley, kecuali lubang besar yang kelihatannya begitu dalam di depan mereka.

"Kita sudah di Abyss?" tanya Miya bingung.

Gusion menggeleng. "Yang si orange maksud kita sudah sampai di pintu masuk menuju Abyss."

"Ya." Valir mengangguk, kemudian menatap Gusion kesal. "Ngomong-ngomong jangan panggil aku orange, dong! Lagipula rambutku juga warnanya kuning!"

"Suka-suka aku lah!"

Alucard berlutut di dekat mulut lubang lalu melempar sebuah batu sebesar kepalan tangannya. Mereka semua menunggu suara batu menyentuh dasar lubang tetapi suara itu tidak pernah terdengar.

"Seberapa dalam lubangnya?" Kagura tampak takut.

"Dalam. Banget." Valir angkat bahu. "Tembusnya di dunia lain. Di Abyss."

"Tapi kau yakin ini benar-benar jalan masuknya?" tanya Hayabusa serius.

Valir mengangguk.

"Ya. Ini memang jalan masuknya." Gusion meyakinkan.

Lancelot menghela napas. "Baiklah kalau begitu." Ia tiba-tiba menggendong Odette bridal style. Odette menjerit panik. "Kami duluan." pamit Lancelot kemudian melompat. Lengkingan jeritan Odette terdengar semakin lama semakin menghilang.

Miya menelan ludah. Lubangnya tampak sangat dalam dan gelap. Seperti tidak berdasar.

"Butuh bantuan?" Alucard berdiri di sampingnya. Miya yang terkejut malah terpleset dan lompat duluan. Alucard geleng-geleng kepala lalu menyusul cewek pemanah itu.

Hayabusa dengan kecepatan ninjanya menarik Kagura dan mereka melompat bersama. Valir ikut menyusul di belakang keduanya.

Gusion masih berdiri di pinggiran mulut lubang. Lesley hanya menatap punggung cowok itu yang sedari tadi cuek padanya. Lesley memutuskan untuk menunggu dan melompat setelah Gusion. Ia mengencangkan ikatan rambut ekor kudanya (tidak dikepang karena tidak sempat (?)) dan menarik napas dalam.

Beauty vs The Beast; [The Cursed Child]Where stories live. Discover now