I'm not afraid

4.6K 371 99
                                    

Gusion memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah yang menurutnya agak terlalu manis untuk disebut rumah biasa.

"Kita bukan sedang ditipu nenek sihir, kan?"

Lesley menatap Gusion nggak mengerti. "Maksudnya?"

"Itu," Gusion menunjuk rumah di hadapan mereka yang menurutnya mirip rumah kue. "Kita nggak sedang dijebak untuk masuk rumah kue, kan? Lalu tau-tau ada nenek sihir jahat yang ingin masak kita. Kayak di film Ransel dan Ketel."

"Hansel dan Gretel!" protes Lesley. Gusion tertawa terbahak-bahak. Lesley yang merasa sebal segera meninggalkan cowok itu.

Orang tua Nana menyambut mereka berdua dengan hangat. Semenjak Harley menghilang Nana jadi kehilangan keceriaannya. Sekarang ia menjadi pemurung. Lesley merasa bersalah karena selama ini hanya memikirkan dirinya sendiri. Ia terlalu fokus pada rasa sedihnya kehilangan Harley padahal ada sosok lain yang juga sama kehilangannya.

"Nana jadi tidak pernah keluar rumah lagi," kata Mama Nana sedih. "Ia pasti sangat kehilangan Harley. Mereka biasanya selalu bersama."

Lesley mengangguk mengerti. Selama ini memang Nana lah teman terdekat Harley. Lesley bisa membayangkan bagaimana hilangnya Harley membuat hari-hari Nana terasa berbeda.

"Apa kami bisa bertemu dengan Nana?" tanya Gusion. Dan sebelum Mama Nana menjawab, derap langkah seseorang terdengar turun dari lantai atas.

"Kak Lesley..." Nana tidak dapat menahan isak tangisnya lagi. "Harley..."

Lesley memeluk Nana erat. Tidak bisa tidak, Lesley juga ikut menangis karena ia juga sangat merindukan Harley adiknya.
Gusion membiarkan keduanya untuk meluapkan emosi mereka yang mungkin tak tertahankan lagi.

"Sebenarnya kami nggak mengenal Kakak itu," Nana mulai bercerita setelah ia sudah tenang. "tapi tiba-tiba ia menyerangku saat pulang sekolah."

"Kakak?" Lesley tidak mengerti. Hero lebih dewasa menyerang hero anak kecil?

Nana mengangguk. "Kayaknya umurnya sama kayak Kak Lesley."

"Dia perempuan?" Sekarang Gusion yang bertanya.

Nana mengangguk lagi. "Tapi dia jahat. Dia ambil bumerang Nana." Nana terlihat marah, "dia bilang kalau Nana ingin bumerang Nana kembali Nana harus bertarung dengan dia di hutan terlarang."

Gusion dan Lesley saling berpandangan. Sekarang mereka mulai mengerti mengapa Harley dan Nana nekat pergi ke hutan terlarang.

"Nana memberi tau Harley lalu Harley marah. Nana sudah bilang pada Harley nggak apa-apa bumerang Nana hilang, Nana akan minta Ayah buatkan lagi. Tapi Harley nggak mau dengar dan akhirnya kami datang memenuhi tantangan kakak itu. Tapi saat kami datang kakak itu justru tidak ada, malah dua orang menakutkan yang melukai Nana dan Harley."

Lesley tadinya menduga Kakak yang Nana maksud adalah Alice. Tapi memang Alice sedikit lebih tua untuk masuk kategori seumuran dengan Lesley.

"Harley bilang Nana nggak boleh beritahu siapapun terutama Kak Lesley. Harley takut kakak marahin Nana." Nana kelihatan ketakutan, "maafkan Nana, Kak..."

Lesley mengelus lembut rambut Nana. "Iya, sayang. Tapi lain kali Nana harus lebih hati-hati. Kalau bertemu orang asing jahat seperti itu Nana harus beritahu orang yang lebih dewasa. Seperti Mama Papa atau Kak Lesley dan Kak Gusion."

Nana mengangguk. "Iya, Kak. Nana janji."

Gusion memandang Nana serius, "Kakak aneh yang menyerangmu ini, apa kamu tau siapa namanya?"

Nana menggeleng. "Nana nggak tau, Kak Gusion. Tapi Nana masih sedikit ingat ciri-cirinya," Dahi Nana mengerut, ia berusaha mengingat-ingat sosok perempuan yang menyerangnya dulu, "rambutnya hitam panjang diikat ke belakang, tapi mukanya Nana nggak bisa lihat jelas. Ada kain yang menutupi dari hidung sampai lehernya."

Beauty vs The Beast; [The Cursed Child]Where stories live. Discover now