Chapter 6 : Uli dan Ili

1.4K 160 16
                                    

Suara mobil menderu di malam dingin ini, seseorang lelaki tua sedang fokus dengan jalan di depannya sedangkan gadis di sebelahnya sedang melamun sembari melihat kerlap kerlip lampu di sepanjang jalan ibu kota.

"Kamu kenapa Ra? Lagi enggak enak badan?" tanya romo khawatir dengan gelagat cucunya yang tiba-tiba menjadi pendiam.

"Tidak kenapa-napa kek, Naura hanya lagi melamun doang kok," jawab Naura melanjutkan lamunannya tanpa melihat wajah sang kakek,

"Tadi gimana menurut kamu si Senja, ganteng ya? Banyak yang naksir tuh dia, kalo kamu mau kakek bisa kasih nomor hand.." pertanyaan romo terhenti, dua bola mata menatap tajam ke arah romo, aura tidak mengenakan terasa di dalam mobil ini.

"Enggak butuh..!" jawab Naura dingin.

Selang beberapa menit mobil pun sampai di depan rumah tinggal Naura, pintu mobil terbuka.

-BRAK..!-

Naura pun berjalan menuju kedalam rumah sambil menghentak-hentakkan kakinya "Kesel kesel kesel..!" umpat Naura sembari masuk ke dalam rumah.

Kakek terheran sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ck..ck..ck, gadis jaman sekarang labil," dengus romo dari dalam mobil.

Naura masuk ke dalam rumah dan lekas beranjak ke kamarnya, kamar yang sangat terkesan girly bercorak pink dihiasi berbagai foto dari masa kecil Naura, Naura langsung membenamkan wajahnya dalam-dalam di atas bantal, kemudian teriak lepas.

"DASAR COWO GENIIIIIIIT...! AAAAAAA...! KESEEEEELLL....!"

Lin-lin yang sedari tadi didalam kamar tersentak melihat gelagat sahabat beda alamnya masuk tiba-tiba sambil berteriak-teriak di atas kasur.

"Kenapa kamu ra? Digodain om-om lagi?"

Dilain tempat..

Di sebuah gudang tua tak berpenghuni, seorang remaja lelaki masuk ke dalam celah pintu yang ringsek yang telah dimakan rayap, ia berjalan menyusuri lorong gelap di temani cahaya bulan yang masuk melewati celah-celah atap yang berlubang, sampai di tengah gudang ia merogoh sesuatu dari dalam tas selempangnya, sebuah botol diambil lalu di hempaskan ke depan hingga pecah terbentur lantai.

-PRAAANG..!-

Sebuah asap putih keluar dari pecahan botol tersebut membentuk sosok wanita berkaki ular.

"Sssshhhhh...." desis mahkluk itu kepada remaja di depannya.

"Kau aman di sini, jangan kembali ke rusun tadi dan jangan mengganggu lagi manusia," kata remaja itu kepada mahkluk di depannya

"Aku tidak akan menuruti manusia sepert..." kata-katanya terhenti, sekejap ia merasakan aura gelap di balik tubuhnya.

Sesosok mahkluk hitam layaknya gorila raksasa bermata biru berada di belakangnya, mengintimidasi sang mahluk ular.

"Raka..! Tolong jaga penghuni baru ini, jangan sampai ia berulah lagi," kata Senja kepada mahkluk tersebut.

Mahkluk raksasa itu mengangguk mengerti kepada Senja, kemudian mencengkram sang manusia ular dengan satu tangannya, sang manusia ular hanya bisa menggeliat tak berdaya.

Senja pun keluar dari gudang itu, memandang bintang yang kian malu menunjukkan cahayanya.

"Aku harus lekas pulang, semoga masih sempat mengerjakan titipan Surya," gumamnya kala itu jam di tangannya menunjukkan jam 2 pagi.

Malam ini pun berlalu, Matahari mulai memperlihatkan ronanya di langit jakarta, seorang gadis bersiap-siap berangkat sekolah, baju seragam dan tas warna pink menghiasi awal harinya.

Surya Dikala SenjaWhere stories live. Discover now