Chapter 22 : Kencan

1K 92 0
                                    

Naura dan Senja turun dari bus umum dan berdiri di pinggir jalanan yang terhitung sepi, mereka berdua perlahan berjalan di daerah terpencil di pinggir kota.

"Mas Senja ini dimana? Kalau seperti ini Naura berasa diculik tahu," gerutu Naura pada Senja yang berada di depannya.

Senja tersenyum tipis seraya berkata, "sebentar lagi sampai kok, ayo ikuti mas," jawab Senja sembari berjalan semakin jauh kearah sebuah gudang tua.

"Huft, Senja tungguin, aku takut," manja Naura sambil memainkan ujung jilbab putih miliknya.

Sesampai di gudang tua Senja langsung meringsek masuk ke sela-sela pintu tua yang sudah lapuk termakan usia, langkahnya pelan menyusuri lorong gelap nan pengap di dalam gudang tua tersebut, dibelakangnya Naura mengikuti dengan perlahan kemana langkah kaki Senja berjalan.

"Kamu ngajak jalan-jalan apa mau uji nyali sih?" tanya Naura dengan sedikit nada kesal.

"Aku ingin memperkenalkan kamu dengan mereka," jawab Senja masih fokus dengan lorong gelap di depannya.

"Mereka?"

"Iya mereka," seru Senja menghentikan langkahnya.

Senja dan Naura berhenti di sebuah ruangan besar nan gelap, hanya ada seberkas cahaya bulan purnama yang mengintip dari celah-celah atap gudang yang sudah lapuk tersebut.

"Kalian keluarlah, ini aku Senja," panggil Senja pada ruangan kosong didepannya sambil berjalan perlahan menuju ke tengah ruangan luas tersebut.

Seketika puluhan bahkan ratusan kunang-kunang menyala-nyala dan berterbangan mengelilingi Senja bagai berdansa menyambut kedatangan kedua insan manusia tersebut.

"Waaah indah banget," gumam Naura melihat kunang- berterbangan mengelilingi Senja.

Senja berjalan menghampiri Naura dan menarik ujung jaket milik Naura agar Naura ikut bersama dirinya di kerumunan kunang-kunang tersebut.

"Waaah," seru Naura takjub dengan cahaya kunang-kunang yang mengelilinginya, sedangkan Senja hanya bisa terpesona menatap gadis di depannya tersebut.

"Ini yang namanya kunang-kunang Ra," jelas Senja.

"Issh, aku juga tau kali kalau ini kunang-kunang."

"Tapi mereka ini bukan kunang-kunang biasa," terang Senja pelan.

"Hah? Lalu ini semua apa?"

"Kamu tahu kan kalau jin kafir bisa merubah wujudnya bahkan menjadi seekor lalat."

"Iya, lalu?"

"Yang mengelilingi kita ini para jin," seru Senja.

"Huh! Beneran?! Kok kunang-kunang?"

"Iya, itu karena mereka bukan jin kafir, mereka jin baik yang selama ini sudah mendapatkan hidayah dan melihat kebenaran," jawab Senja.

"Se-Senja itu apa?" tanya Naura sambil menunjuk sesosok raksasa bermata biru yang menatap kedua manusia itu dari pojok ruangan.

"Mana? Oh … tenang saja dia salah satu teman aku kok disini, Raka kemarilah," panggil Senja pada sesosok mahkluk besar layaknya raksasa tersebut.

Dengan langkah berat Raka sang penunggu gudang tua itu berjalan menghadap Senja dan Naura yang berada persis di tengah ruangan tersebut.

"Naura mahkluk ini bernama Raka, dia jin sejenis genderuwo jadi sudah pasti dia seperti raksasa," jelas Senja.

"Engh," Naura menatap sang genderuwo sedikit takut sambil berlindung di belakang pundak Senja.

Surya Dikala SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang