chapter 28 : Euis

871 87 1
                                    

Jemari tangan Surya dan Devi bertemu dan saling menggenggam botol yang berisikan energi spiritual Jaka, perlahan Devi membuka kedua matanya dan seketika layaknya diorama lingkungan kafe tempat mereka berada sudah berubah menjadi pelataran alun-alun desa Agrirana lengkap dengan kumpulan kayu bakar yang telah menjadi arang dan ditengah-tengahnya sedang menjadi tontonan jasad Jaka yang telah hangus terbakar dan terpasung di sebuah tiang pancang hitam nan legam.

Devi memalingkan wajahnya tidak berani menatap jasad menyedihkan Jaka yang telah mengering, "kejam sekali," serunya lirih.

"Fokus Devi bukan dia target kita, apa kamu sudah menemukan gadis yang bernama Euis itu?" tanya Surya sembari melihat sekeliling.

"Maaf saya masih berusaha menemukannya mohon sabar bli," seru Devi kembali berkonsentrasi.

"Ini dimana?" seru Naura yang tiba-tiba muncul
dari belakang Surya dan Devi.

"Loh?! Mbok Naura kok bisa ada disini juga!!" seru Devi heran.

Naura menggaruk kepalanya yang tidak gatal seraya berkata, "hhe tadi saat kalian berpegangan tangan aku bingung harus ngapain dan lagi aku penasaran apa yang sebenarnya kalian berdua lakukan jadi aku ikut pegang tangan kamu deh Dev, eh malah sekeliling aku berubah seperti ini," pungkas Naura kagum.

"Dasar wanita kepo," desal Surya tanpa menatap Naura.

"Biarin weeee!!" cebik Naura, "Dev, ngomong-ngomong ini semua apa ya? Apa kita berteleportasi? Atau ini alam bawah sadar kita?" tanya Naura.

"Ini …"

"Ini kenangan masa lalu Jaka, sebagai seorang retrof Devi dapat memproyeksikan kepada kita segala informasi yang berkaitan dengan energi spiritual," potong Surya menatap Naura.

"Retrof?"

"Retrokognision, kemampuan untuk melihat masa lalu, orang-orang yang memiliki kemampuan itu biasa disebut dengan Retrof," terang Devi.

"Oh … aku baru tahu, berarti kamu hebat sekali dong Dev," puji Naura.

"Ah biasa saja mbok, justru saya yang paling lemah di Other," jelas Devi.

"Tapi kemampuan kamu benar-benar menakjubkan tau Dev," puji kembali Naura.

"Apa sudah ketemu Devi?" tanya Surya.

"Sudah bli, dia ada di rumah sebelah sana apa kita pindah sekarang?" tanya Devi memastikan.

Surya mengangguk dan seketika sekeliling mereka berubah menjadi sebuah ruangan kamar bercat putih dengan poster-poster penyanyi lawas jaman dulu, di dalamnya tengah menangis tersedu-sedu seorang gadis sambil memeluk guling diatas kasur miliknya.

"Apa dia Euis?" tanya Surya.

"Iya bli, dia yang bernama Euis," jawab Devi sangat yakin.

"Kalau begitu apa yang kamu tunggu? lakukanlah," perintah Surya.

Devi mengangguk mengerti kemudian ia berjalan kedepan kasur tempat gadis itu berada, perlahan ia menggenggam kepala Euis untuk menerawang keberadaan Euis di masa kini.

Gelap...

Perlahan Naura membuka kedua matanya, disebelahnya Devi tengah sesengguhan menangis dan Surya sedang menyeruput minuman miliknya.

"Devi kamu kenapa menangis?" tanya Naura khawatir.

"Hiks, enggak kenapa-napa kok kak," seru Devi menghapus bulir air mata di pipinya.

"Minuman kalian aku yang bayar, aku pergi dulu," seru Surya merapikan tas selempang dan memakai topi seraya beranjak pergi.

"Bli tunggu! Aku ikut!" seru Devi kepada Surya.

Surya Dikala SenjaWhere stories live. Discover now