Chapter 13 : Pertolongan

1K 118 7
                                    

Seorang remaja lelaki tertidur di ruangan bercorak putih, tubuhnya sudah terlilit perban, ditemani seorang gadis yang tengah tertidur di sampingnya.

Mata sang lelaki membuka secara perlahan, matanya berpendar mencari tahu dimanakah gerangan ia berada, bau obat-obatan dan alkohol khas rumah sakit menyeruak rongga hidungnya, seketika ia tersentak disaat ia menyadari sesosok gadis tengah duduk sambil tertidur di pangkuannya, parasnya cantik nan manis sangat menenangkan hati sang remaja lelaki yang sedang melihatnya, sampai membuat sang lelaki bergumam, "jadi seperti ini jika bidadari sedang tidur."

Sebelumnya..

Naura sedang berkutat dengan soal matematika di meja belajarnya, jam dinding tengah menunjukkan jam 10:05, sesekali Naura tengah menguap merasakan kantuk yang teramat sangat.

Tiba-tiba Naura tersentak, suara teriakan Romo di lantai bawah membuatnya terkaget dan bertanya-tanya, ada apakah gerangan dengan Romo, Naura pun segera berlari ke lantai dasar untuk mencari tahu.

"KAMU DIMANA SENJA..?!"

"......."

"BAIK ROMO KESANA, KAMU BERTAHAN DI SANA, ROMO KESANA SECEPAT MUNGKIN NAK..!"

Teriakan Romo yang tengah khawatir membuat Naura bertanya, "Romo ada apa?"

"Senja terluka, dia sendirian di gudang tua daerah pondok indah, Romo jalan dulu," jawab Romo cepat sambil mencari kunci mobil di meja.

"Naura ikut..!" seru Naura dengan nada khawatir.

"Jangan Ra..! Bahaya..! Kakek berangkat."

Naura mengekor di belakang Romo sambil memakai bergo dan jaket miliknya, saat Romo membuka kunci pintu mobil Naura merangsek masuk ke dalam mobil kemudian duduk di kursi penumpang depan.

"Kamu ini ya..! Cah bandel..! ya sudah, tapi kalau kenapa-napa kamu lari pergi ya..!" perintah Romo.

Naura hanya mengangguk mengiyakan perintah Romo, mobil tua Romo menyala kemudian membelah jalanan malam Jakarta, gurat rasa bersalah terukir jelas dari wajah tua Romo, ini karena yang memberikan tugas ke gudang tua itu untuk di bersihkan adalah Romo sendiri, Romo tidak habis fikir Senja bisa tumbang seperti ini.

Hampir setengah jam waktu berlalu, Romo dan Naura akhirnya sampai di gudang tua yang disebutkan Senja, mereka berdua menyusuri jalan mencari keberadaan Senja di gelapnya malam tanpa cahaya penerangan.

"Pakai ini Ra," kata Romo sambil menyodorkan senter, "kamu cari di kanan Romo di kiri."

"Iya," jawab naura singkat kemudian berlalu meninggalkan romo.

Sudah satu gudang di telusuri mereka akan tetapi jejak Senja tidak terlihat, hanya ada bekas papan kayu yang rusak di dalam gudang dan pecahan kaca di belakang gudang, seketika Naura mendapatkan ide, ia membuka Handphone miliknya kemudian menelepon nomor handphone milik Senja, sejurus kemudian sebuah ringtone terdengar dari hutan di belakang gudang, Naura dan Romo segera berlari menuju asal suara tersebut.

Sesosok manusia tengah tersungkur di tanah, genangan darah merembes ke baju dari punggung sang lelaki.

"KAKEK DISINI..!" teriak Naura.

Kakek pun berlari menuju Naura yang telah menemukan Senja, "Ya Tuhan, kenapa bisa begini nak Senja," kata Romo khawatir, Romo segera membopong tubuh Senja yang tak sadarkan diri di bantu Naura di sebelahnya, mereka menuju mobil kemudian segera menuju klinik terdekat.

Di klinik Naura menunggu bersama Romo, suasana tegang menyelimuti mereka berdua dan yang di tunggu-tunggu pun tiba seorang dokter jaga keluar dari ruang operasi, "Keluarga bapak Senja?" tanya dokter.

"Saya dok, bagaimana keadaan cucu saya?" tanya Romo.

"Sudah tidak apa-apa, untungnya tidak ada bagian penting yang rusak, lukanya hanya perlu di jahit ringan saja, untung bapak cepat menuju kesini sebelum mas Senja kehabisan darah."

"Puji Tuhan kalau begitu, Ra jaga Senja ya Romo mau ke depan dulu mengurus administrasi," jawab Romo

"Iya kek."

Romo pun berlalu menuju ke lobi depan untuk mengurus administrasi.

"Mba tenang saja, kejadian pembegalan seperti ini memang sedang marak, suaminya saya tinggal ya, permisi."

"Engh i-iya dok," jawab Naura dengan pipi yang memanas.

Naura pun membuka pintu ruangan Senja dengan perlahan, kemudian masuk secara perlahan pula, ia mengambil sebuah bangku kemudian mengangkatnya menuju ke sebelah kasur Senja.

"Maafin aku ya mas Senja," kata Naura lirih, mata Naura mulai berkaca-kaca sambil menggenggam erat tangan Senja, secara perlahan Naura mengistirahatkan kepalanya di paha Senja, seiring waktu Naura pun tertidur di pangkuan Senja.

Sebuah elusan lembut mengelus pucuk kepala Naura, mata Naura membuka secara perlahan kemudian ia mengerjap mencari asal elusan lembut itu.

"Eh, kamu kebangun ya, maaf ya," kata Senja pelan.

Dengan setengah sadar Naura tersenyum ke arah Senja, sekejap kesadaran Naura penuh, wajah Naura memerah seperti kepiting rebus saat kedua pandang mereka bertemu.

"Eh, engh, m-mas S-senja udah bangun," jawab Naura terbata-bata.

"Romo ada dimana?" tanya Naura lagi.

"Aku enggak lama juga baru bangun Naura cantik," kata Senja lembut.

Pipi Naura kembali memerah, Naura langsung mengecek layar handphonenya, sudah jam 1 pagi sekarang, di layar terpampang sebuah pesan.

-Ra asam urat kakek kumat, kakek pulang ngambil obat, disini obatnya enggak dijual, besok subuh kakek balik ke klinik, kamu jagain Senja ya di sana.-

P.s
Anak perjaka orang jangan di apa-apain.

Naura mendengus kesal setelah melihat pesan singkat dari kakeknya.

"Kenapa?" tanya Senja heran.

"Enggak kenapa-napa kok, aku hanya disuruh jagain mas disini sama kakek."

Senja hanya tersenyum simpul sambil melihat wajah Naura.

"Ih jangan di liatin kayak gitu dong, aku risih tau," wajah Naura memerah melihat Senja yang sedang tersenyum ke arahnya.

"Naura."

"Iya."

"Kalau aku sudah sembuh kita kencan yuk?"

Hai..
Malam semua..
Pada nungguin ya om update..
Hihihihi..
Thanks berat loh udah mau bertengger di cerita om yang hina ini..
Om jadi terhura..

Hiks..

Om kalo terhura bawaannya lavar..
Om mau makan pake nasgor ntar..
TITIK..!

KISS KISS TRALALA..

Surya Dikala SenjaWhere stories live. Discover now