Chapter 2.13 : putri Karina

711 63 2
                                    

"Nama saya Karina, putri raja Pujakerana terdahulu," seru sang putri berwujud jin kera itu sambil menundukkan kepala tanda hormat kepada manusia di depannya.

Dengan mata setengah terbuka pemuda itu mengangguk-anggukkan kepala, kesadaran pemuda ini masih setengah penuh karena dibangunkan dari tidur lelapnya.

"Ini dimana?" tanya pemuda itu setengah bergumam sambil mengaruk-garukkan pipinya yang gatal.

"Kawah hitam ... lebih tepatnya tuan berada di ruang tahanan saya," jelas putri Karina.

"Ini ruang tahanan?" serunya dengan tatapan berpendar keseluruh ruangan, "Mewah sekali untuk sebuah ruang tahanan."

"Gundara menahan saya dari para Rakyat pujakerana agar tidak membuat gerakan pemberontakan disini," terang putri Karina kala itu.

"Jadi kau digunakan sebagai jaminan," timpalnya kembali.

"I-iya tuan," seru putri Karina sambil mengangguk pelan.

"Hmfh ... namaku Surya dan aku disini untuk membebaskan jin ... engh ... maksudku murid-murid pengajian saudaraku yang ditawan Gundara, apa mereka ada disini?" tanya Surya selidik.

"Beberapa hari yang lalu datang beberapa jin tawanan baru, mungkin mereka yang anda maksud," jawab putri Karina.

"Hmfh ... kemungkinan besar iya, baiklah ... aku akan beranjak keluar dari sini dan ..."

"Tuan Surya maaf ... apa benar anda yang telah membebaskan desa Raksa dari para jin hitam milik Gundara?"

Surya menatap Karina dengan tatapan tajam, "kalau iya kenapa?" tanya balik Surya.

"Puja para dewa kera ... akhirnya doa-doa hamba dikabulkan, saya mohon anda membebaskan kami dari sini dan mengambil alih..."

Surya mengangkat tangannya memberi tanda pada Karina untuk diam, "maaf ... aku kesini bukan untuk bersekutu dengan kalian, jika bukan karena urusan ini aku tidak pernah sudi untuk menginjakkan kaki di dimensi ini," seru Surya dingin.

Karina langsung maju dan bersujud sembari menahan kaki Surya, "Hamba mohon tuan Surya, anda satu-satunya harapan kami untuk bebas dari sini, kesempatan emas seperti ini hanya datang satu kali seumur hidup hamba," pinta Karina sambil meneteskan air mata.

"Sekali lagi ma..."

"Apa saja akan hamba turuti!! Apapun yang anda inginkan akan hamba berikan! Hamba mohon tuan," potong Karina saat itu.

Surya menaikkan alis matanya, "apa saja?"

"Iya! apa saja yang anda inginkan akan hamba berikan untuk kebebasan rakyat dan seluruh Pujakerana dari jeratan Gundara."

Surya menatap Karina sambil berfikir matang-matang, "lepaskan kakiku," seru Surya.

Karina melepaskan genggamannya dari kaki milik Surya dan kembali menunduk lesu, Surya berjongkok dihadapan Karina dan menatap lekat putri kera itu didepannya.

"Hmmm ... menarik, sebenarnya ada sesuatu yang aku inginkan yang hanya ada di kerajaanmu, yaitu ..." dan Surya mulai membisikkan keinginannya di salah satu telinga Karina.

Kedua bola mata Karina membulat sempurna, ia tak percaya akan permintaan Surya kala itu.

"A-apa anda yakin menginginkan benda itu?" tanya Karina.

"Iya."

Karina terdiam dan berfikir masak-masak tentang permintaan Surya, ia mempertimbangkan baik dan buruknya permintaan Surya dari segala sisi.

"Apa tuan yakin ingin benda terkutuk itu?" tanya kembali Karina memastikan.

"Sebenarnya aku tidak begitu memerlukannya, namun aku memiliki firasat benda itu akan berguna di kemudian hari ... jadi bagaimana?" tanya Surya.

Surya Dikala SenjaWhere stories live. Discover now