BAB 3 : Daddy, Lover, and Protector

8.7K 450 31
                                    

Hai, akhirnya selesai juga BAB 3 dalam waktu singkat karna lagi mood-moodnya menulis hehe...

Yah, bisa dibilang aku masih belajar dalam urusan kepenulisan, jadi mohon kritikannya dan juga sarannya. Yang merasa suka atau berkesan dengan cerita saya, silahkan berikan apresiasi dengan menekan tombol vote,

Makasih^^

.

.

.

.

Alfares di bangunkan dengan suara berisik di dapur saat pagi hari. Bagaikan orang linglung, ia berpikir bila hari ini masih malam hari dan ada seorang pencuri yang memasuki penthousenya. Apa pengamanan disini tidak ketat!? Oh, sungguh ia ingin melempar batu ke Kepala Manager Hotel ini bila itu adalah pencuri.

Untungnya hayalan pencuri itu adalah imajinasi lainnya yang salah besar. Alfares tersadar bila hari ini telah pagi. Oh ya, suatu keajaiban karena mimpi buruknya itu tidak datang malam ini. Ia berpikir, apakah ini akibat Misa yang datang ke rumahnya? Tiba-tiba ia tersenyum sambil berjalan kearah dapur dimana Misa tengah memasak.

Gadis itu hanya memakai piyama bagaikan daster bila di Indonesia dengan panjang hingga ke lutut. Ia tidak menyadari bila Alfares tengah memperhatikannya. Apa yang tengah di buat oleh gadis ini padahal di penthouse ini tidak ada makanan sedikit pun, Alfares bertanya-tanya dalam hati. Mungkin saja tidak ada, tapi Misa telah membeli bahan makanan sebelumnya di luar. Tidaklah banyak yang dibeli gadis itu, hanya beberapa bungkus mie instan dan juga setengah lusin telur.

Alfares berdiri di samping meja bar yang membatasi dapur dan juga ruang makan. Ia mengintip dari balik bahu Misa bahwa makanan yang ia buat telah siap. Misa meraih mangkuk di rak di sampingnya. Karena terburu-buru, gadis itu tidak memperhatikan piring lainnya yang menyenggol diri dan hampir terjatuh sebelum Alfares meraihnya dengan sigap.

"Oh..." Misa terkejut disaat ia menyadari kehadiran Alfares.

Bila kalian berpikir Alfares akan merasakan gugup dan canggung seperti sebelumnya, kalian salah besar. Suatu mimpi yang indah baru saja terjadi dan itu membuat saraf-saraf Alfares merasa rileks sejenak dan melupakan penyakit psikologinya yang menyebalkan.

Itu adalah sebuah keberuntungan bagi Alfares. Ia tidak ingin penyakitnya itu kembali kambuh dan membuatnya kembali seperti orang konyol di depan Misa. Persepsi Alfares itu sangat berbalik dengan pemikiran Misa dalam konsep sebenarnya. Gadis itu tidak mempermasalahkannya. Ia mencoba untuk menerima setiap kelebihan dan kekurangan Alfares sebagai wali dan ayah angkatnya. Sebagai wali dan ayah angkatnya.

"Hati-hati," Ucap Alfares sambil meletakkan piring itu di meja bar.

"Terima kasih," Kata Misa yang membuat Alfares mengerutkan dahinya.

"Seharusnya aku mengatakan hal itu kepadamu."

Misa meletakkan dua piring mie tersebut di atas meja bar. Alfares membantunya dengan mengambilkan dua gelas air minum dan juga garpu dan sendok. Mereka duduk berhadap-hadapan di meja bar. Misa tersenyum saat melihat hasil masakkannya yang sangat sederhana. Tidak ada bahan makanan disini, untungnya ia memiliki pasukan makanan sebelumnya.

"Terima kasih atas makanannya," Kata Alfares sebelum ia menyendokkan mie tersebut ke dalam mulutnya.

Makanan itu bukanlah makanan yang digemari oleh Alfares. Itu hanyalah makan instan yang dibuat oleh Misa Quinn dan ia sangat menghargainya hingga Alfares menghabiskannya hingga tandas. Ia sudah biasa memakan-makanan isntan semenjak ia tinggal di Penthouse. Terkadang ia merasa malas untuk menyuruh pelayan mengantarkan makanan ke Penthousenya.

The Unfortunate LoveWhere stories live. Discover now