BAB 18 : One Night Stand (part 1)

7.3K 248 5
                                    

"Ada apa dengan pipimu?"

Misa tersentak saat Sydney menanyakan hal itu kepadanya. Tangannya mengelus bekas memar di pipinya. Apakah itu masih jelas terlihat olehnya?

"Ini bukan apa-apa," jawab Misa.

"Ini seperti bekas pukulan," Sydney ikut menyentuh pipi Misa. "Siapa yang memukulmu?"

"Tidak, ini bukan bekas pukulan," Misa menyingkirkan tangan Sydney dari pipinya. "Aku hanya terjatuh dan mengenai lengan kursi. Itu menyakitkan memang. Tapi aku sudah mengobatinya."

Itu terdengar masuk akal. Sydney mengangguk mengerti, menerima penjelasan Misa. Dosen mereka telah masuk ke ruangan, menuruni tangga kelas dan menuju panggung kecil dengan papan tulis yang berada di bawah. Misa membuka buku, bersiap-siap untuk mendengarkan penjelasan dosen.

"Hei, Misa. Apa kau tahu Oscar ulang tahun dua hari lagi?"

Misa menoleh kepada Sydney dan menggeleng. "Tidak, aku tidak tahu."

"Oh, baiklah aku sudah memberitahukanmu sekarang. Yah, biasanya kami akan merayakannya setiap tahun di bar di dekat sini. Kau tahu cafe tempat kita merayakan kedatanganmu kemarin? Beberapa blok dari sana ada bar yang bagus dan juga..." Sydney membisikkan sesuatu ke Misa. "Privasi."

Privasi, Misa mengerti akan hal itu. Walau ia belum pernah ke bar sebelumnya, tapi teman-temannya saat di Indonesia pernah menceritakan pengalaman mereka pergi ke bar. Mereka akan bertemu orang baru disana, menari di lantai dansa dengan suara musik yang keras, dan juga mengobrol sambil minum bersama. Mungkin ada sedikit tambahan dengan menambahkan beberapa kamar di bar tersebut untuk melakukan one night stand.

"Aku belum pernah pergi kesana sebelumnya," Ucap Misa. Ya, ia berkata jujur.

"Hm, aku dapat memahaminya karena kau tinggal di Indonesia sebelumnya. Tapi, di Las Vegas, kau harus mencoba memasuki bar atau tempat kasino disini."

Bar dan kasino. Misa belum pernah memasuki keduanya tetapi ia sangat tertarik. Oh, sangat banyak pengalaman baru untuknya. Berada bersama Alfares membuat dirinya dapat merasakan apa pun yang berbeda. Di mulai ia datang ke Indonesia hingga berada di Las Vegas. Tapi, tampaknya Alfares tidak akan menyetujuinya bila ia akan pergi ke bar bersama temannya. Karena itu, Misa tidak mengatakan apa pun kepada Alfares.

Menunggu akhir pekan, tepatnya ulang tahun Oscar, Misa mulai dekat dengan teman barunya yang bernama Sydney tersebut. Gadis itu mengenalkan hal baru kepada Misa seperti memperkenalkannya dengan senior laki-laki disini, mengajaknya ke sebuah cafe untuk minum bir (yang pastinya bila Alfares mengetahui hal ini, ia akan kembali terkena masalah) dan juga mengajaknya berbelanja bersama teman-temannya yang lain. Sydney dengan rambutnya yang dicat ungu dan pirang tampak sangat mencolok di keramaian. Hal itu membuat dirinya tidak sulit menemukan gadis itu bila ia tersesat. Terdengar absurd.

Ia pernah berkunjung ke rumah Sydney. Gadis itu mengajarinya cara berdandan, mencobanya memakaikan baju yang terlihat lebih menarik olehnya. Jujur, Misa sedikit risih saat memakainya karena pakaian ini terlalu minim. Sydney berkata itu adalah pakaian yang bagus untuknya saat ulang tahun Oscar nanti. Dress ketat berwarna hitam dengan menampakkan punggungnya yang mulus dan potongan dada yang rendah. Oh, ini benar-benar terbuka.

"Apa tidak ada pakaian yang lain?" Tanya Misa. Ia merasa tidak nyaman bila ada laki-laki yang melihat tubuhnya.

"Ada apa? Kau tidak menyukainya?" Sydney menghampiri Misa yang berada di depan kaca.

"Ehm, entahlah. Ini terlalu... terbuka."

"Oh, ayolah!" Sydney memutar tubuh Misa. "Ini tidak buruk!" Ia berbisik kepada Misa. "Aku yakin banyak pria yang menyukai dirimu nanti di bar. Atau, kau bisa menemui teman kencan dan melakukan one night stand."

The Unfortunate LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang