BAB 29 : Please, Answer Me

2.7K 154 16
                                    

Catatan Author:
Bila Anda menemukan typo, alur yang absurd dan juga kesalahan ejaan, mohon di comment dan jangan lupa vote dan comment part ini

Terima kasih^^
.
.
.

Misa dan Pria tua yang ia sebut kakek itu berada di sebuah restoran yang sangat mewah. Llalybroch Restaurant, itulah yang ia di pamflet depan. Interiornya sangatlah memuaskan matanya. Marmer putih, dinding dengan air mancur yang mengalir di sela-selanya, lampu gantung yang indah, dan ruangan privasi dengan pintu berganggang emas. Mereka hanya berdua saja di dalam ini. Hanya dirinya dan kakeknya yang tengah membaca buku menu.

Misa tidak tahu apa yang ingin dibicarakan kakeknya kepada dirinya. Sudah cukup kakaeknya tersebut datang secara tiba-tiba di kampusnya. Beliau berkata bila ia mendatangi kampus tersebut karena beliau adalah alumni University of Nevada di Las Vegas. Beliau memperkenalkan dirinya dengan dosennya dahulu yang setahu Misa ia adalah dosen dari Program Studi Manajemen Bisnis, Mr. Thomas Mackanzie. Lalu, kakeknya tersebut mengajak Misa untuk ikut makan siang bersamanya.

"Bagaimana sekolahmu, Misa?" Tanya beliau.

Misa tersenyum sambil menjawab, "Menyenangkan."

Berdua saja di ruang VIP dan privasi ini bersama kakek yang tidak terlalu ia kenal membuat dirinya gugup. Mengingat hubungan Alfares dan kakeknya ini tidak terlalu baik, Misa juga merasakan hal yang kurang nyaman bersama beliau.

"Aku terkejut dengan kedatangan kakek ke Las Vegas, terutama kampusku. Kakek ada keperluan apa?"

Terlihat kerutan samar di dahi kakeknya. Mulutnya berhenti mengunyah dan sedikit turun. Sekilas, ia melirik kepada Misa. "Ada urusan bisnis. Ayahmu tahu itu."

"Oh," Gumam Misa. "Bisnis yang dikelola ayahku? Hotel?"

"Nah, akhirnya kau tahu," Jawab kakenya sambil meneguk gelas dengan cairan berwarna merah.

"Kakek..." Memikirkan Alfares, ia mengingatkannya akan satu hal. "Apa kakek tahu penyakit ayahku?"

Kakeknya terbatuk tiba-tiba membuat semburat wine yang ia minum mengenai meja. Misa dengan sigap mengambil sapu tangan yang berada di pangkuannya dan berlari mengelilingi meja. Dengan lembut ia menepuk punggung kakeknya dan memberikannya air putih yang tersedia.

"Kakek tidak apa-apa?"

Kakeknya hanya mengangguk sambil mengangkat tangannya, sayang batuknya belum berhenti. Misa membantu kakeknya untuk menenggak air putih. Ia menunggu sejenak hingga beliau merasa baikkan.

"Kakek...."

"Misa..." Panggil kakeknya. "Aku baik-baik saja."

Sang kakek menyibakkan syal yang digunakan oleh Misa. Syal itu sedikit terbukak dan memperlihatkan memar milik Misa. Gadis itu tidak menyadarinya. Sentuhan tangan kakeknya sangat lembut hingga Misa tidak merasakannya dan terus menatap ke wajah keriput beliau.

"Ada apa dengan lehermu?"

Misa melirik ke lehernya yang telah terpampang setengah. Ia segera kembali menutupnya dengan syal. "Bukan apa-apa."

"Apa Alfares melakukan sesuatu kepadamu?"

"Tidak, tidak, Daddy sangat baik..."

Beliau tidak mendengarkan perkataan Misa. Misa terkejut disaat kakeknya menyibakkan syalnya hingga jatuh ke lantai, menampakkan memar miliknya. Tangannya menangkup lehernya, tetapi kakeknya tersebut benar-benar membuatnya takut. Tangannya yang dingin menepis tangan membuat Misa tidak dapat menutupinya lagi. Setiap sentuhan di lehernya membuat Misa merinding dan mengingatkannya akan Alfares. Hanya saja, sentuhan ini mengeluarkan aura intimidasi yang kuat melebihi Alfares seolah-olah gerakan sekecil apa pun dapat mematahkan lehernya.

The Unfortunate LoveWhere stories live. Discover now