BAB 14 : My Feeling

4.6K 217 2
                                    

Apa yang dia rasakan sekarang?

Apa yang mereka rasakan saat berada di ranjang mereka masing-masing?

Mereka menghabiskan malam yang tenang itu di ranjang mereka masing-masing sambil memandang langit-langit kamar mereka. Misa dan Alfares tidak dapat tertidur untuk saat ini. Pikiran mereka berkelana ke beberapa jam yang lalu disaat mereka berciuman dengan panasnya di mobil mereka. Ini adalah pengalaman baru mereka.

Misa tak henti-hentinya menyentuh bibirnya yang sekarang telah memerah akibat ciuman dan juga cubit kecil yang ia lakukan. Sampai sekarang ia masih dapat merasakan bagaimana Alfares mencecap bibirnya dengan lidahnya. Mengemutnya dan membuatnya kesulitan bernafas.

Misa menutup wajahnya menggunakan selimut saking malunya. Wajahnya terasa panas. Ia sulit untuk tidur. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Besok adalah hari terpentingnya. Alfares akan mengajaknya ke University of Nevada di Las Vegas untuk mendaftar sebagai mahasiswa baru. Ia harus bisa bangun pagi dengan mata tanpa lingkaran hitam besok.

Pagi tiba disaat Alfares baru saja keluar dari kamar mandinya untuk mencuci muka. Ia telah bangun-bangu beberapa menita yang lalu. Tidurnya tidak terlalu nyenyak hari ini. Pria itu memikirkan Misa setiap saat. Ia tidak menyesal mencium gadis itu hingga Misa kehabisan nafas. Tapi, ia hanya rindu disaat mereka tidur bersama seperti yang mereka lakukan di Pekanbaru. Alfares merasa kesepian di ranjangnya.

Saat melihat kalender, ia teringat hari ini ia akan mengantarkan Misa ke sekolah barunya, University of Nevada di Las Vegas. Ia sangat berterima kasih kepada Leon yang telah membantu Misa mencarikan kampus baru untuknya dan mendaftarkan Misa kesana segera.

Mengingat ini adalah Las Vegas, tentunya Misa akan bertemu dengan anak-anak yang sedikit- oh, Alfares tidak suka mengetahuinya. Yah, anak-anak dengan perilaku bebasnya. Merokok, pergi ke bar atau diskotik, minum alkohol, dan melakukan one night stand. Hal yang sangat pria itu takutkan. Ia tidak ingin Misa menjadi anak berandalan dengan bau rokok dan alkohol saat ia pulang nantinya. Atau membawa pacarnya ke rumah ini. Oh! Alfares bersumpah disaat ia melihat pria lain yang berhubungan dengan Misa ia akan menembak kepalanya segera.

Setelah memasang dasi, Alfares segera keluar dari kamarnya. Ia melihat pintu kamar Misa telah terbuka menandakan gadis itu telah turun lebih dahulu untuk sarapan. Alfares akan melangkah menuju tangga sebelum Leon keluar dari kamarnya dan memanggil dirinya. Ah- mengingat kejadian tadi malam membuat dirinya sedikit merasa jengkel kepada Leon. Kakaknya itu tiba-tiba saja membuat dirinya malu dengan mengatakan bibirnya yang dipenuhi oleh liptick Misa.

"Alfa, aku ingin bicara."

Pria itu tidak memikirkan hal apa pun mengenai persepsi Leon terhadap dirinya dan Misa. Ia menganggap Leon hanyalah angin lalu. Tidak ada perasaan dan ancaman bila Leon mengetahui perasaannya kepada gadis itu.

"Ada apa?" Tanya Alfares.

"Apa kau mabuk tadi malam?"

Alfares tersenyum dalam hati. Tampaknya kakaknya ini masih memikirkan kejadian tadi malam. Alfares memilih untuk berkata jujur.

"Tidak. Aku tidak mabuk," Jawabnya.

"Benarkah?" Leon memandang Alfares serius. "Berarti kau masih mengingat kejadian tadi malam?"

"Ah- apa disaat kau mengatakan ada noda lipstick di bibirku?"

"Jadi, kau mengingatnya?" Leon menyipitkan matanya sambil berkacak pinggang.

"Aku mengingatnya. Ada apa?"

Leon menggeram. Ia mengacak rambutnya kesal sambil melirik kearah Alfares. Apakah pria itu sudah gila, ucap Leon dalam hati. Alfares mengatakan "Ada apa" dengan wajahnya tanpa dosa membuat Leon merasakan kesal luar biasa.

The Unfortunate LoveWhere stories live. Discover now