BAB 30 : The Plan

2.3K 150 6
                                    

Alfares tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Setelah merasakan kekhawatiran dan kecemasan mengenai Misa yang tiba-tiba saja menghilang, kini ia mengetahui bila gadis itu tengah bersama orang yang sangat ia benci. Yordan Arsenio, ayah tirinya yang telah membuang Alfares ke penthouse dan ke negeri asing ini.

Tiba-tiba saja gadis itu menanyakan mengenai kebenaran tentang dirinya dan Misa. Misa telah tahu bahwa mereka adalah saudara kandung. Kali ini harapan Alfares benar-benar hancur untuk membawa Misa kesuatu tempat dan memulai hidup baru bersamanya. Alfares yakin bila ia merasa jijik dengan hubungan ini.

"Alfares..."

Leon mengetuk pintu kamar Alfares. Semenjak telpon dari Misa, Alfares memilih untuk mengurung diri di kamarnya. Pria itu tidak makan malam dan sarapan. Tadi pagi ia mendengar suara pecahan sesuatu dari kamar Alfares. Mengingat pria itu hampir sembuh dari stressnya, Leon tidak ingin pemulihan dalam sehari ini gagal akibat masalah ini.

"Buka pintumu, Alfa. Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu."

Tidak ada jawaban dari dalam. Tapi, Leon dapat mendengar suara barang pecah belah berdenting, langkah kaki-kaki dan juga gesekan kasar di lantai. Pintu tiba-tiba saja terbuka dan memperlihatkan wajah Alfares yang tampak kacau. Kantung matanya tampak lebih tebal dari biasanya, rambutnya acak-acakkan dan ia tidak mencukur janggut dan kumisnya. Walau hanya sehari, tapi rambut-rambut di sekitar wajahnya tumbuh dengan cepat.

"Ada apa?" tanyanya malas.

Leon masih memperhatikannya sejenak. "Kau... baik-baik saja?"

Leon memandang ke balik bahu Alfares. Ia dapat melihat kamar pria itu yang sangat berantakan dengan beberapa barang yang telah terbelah menjadi dua dan kaca yang pecah. Ini sungguh mengerikan.

"Aku tidak akan pernah baik hingga Misa terlepas dari cengkraman pria tua itu," Alfares menatap kearah Leon. "Kau tahu dimana rumah ayah di Las Vegas, Leon? Aku yakin Misa berada disana bersama ayah," pria itu kembali memasuki kamarnya dan mengambil kunci mobil miliknya. "Aku harus segera pergi kesana."

"Tunggu, Alfares," Leon menahan Alfares. "Setidaknya kau harus makan dulu. Kau tidak makan malam kemarin atau pun sarapan tadi. Setelah itu, aku berjanji akan membawamu kesana."

"Apa itu perlu, Leon? Misa mungkin saja juga tidak diberi makan olehnya. Aku tidak ingin Misa kenapa-kenapa nantinya, Leon. Aku... aku... harus menjelaskan sesuatu kepada Misa."

"Tenang dulu, Alfares, kumohon," kembali ia mencoba untuk menahan Alfares.

Pria itu sedikit lebih besar darinya. Bahunya yang lebar dan juga tinggi Alfares yang melebihi dirinya 5 cm membuat Leon terlihat seperti adiknya. Hanya keriputan tipis di dahi Leon yang dapat menandakan bila ia lebih tua dari Alfares.

Berada dalam emosi yang tidak stabil seperti ini membuat Alfares terlihat seperti anak-anak. Lebih tepatnya, ia gampang marah, frustasi, dan juga gelisah. Hal itu membuat dirinya sulit berpikir logis untuk saat ini. Keputusan yang ia ambil tentunya hanya nafsu dan kenekatan yang ada pada dirinya. Leon menyadari, Alfares mempunyai sikap dan perilaku yang kompleks.

"Aku akan mengantarmu ke tempat Misa. Ayah mempunyai rumah di perbatasan Las Vegas. Aku pernah pergi kesana dan kemungkinan hanya tempat itulah ayah membawa Misa. Aku akan mengantarmu asalkan kau makan terlebih dahulu."

Leon menatap Alfares dengan tajam memberikan ketegasan akan perintah yang ia berikan. Alfares tidak tahu apa yang ia rasakan saat memandang ke mata hitam legam milik kakaknya. Tapi, ia benar-benar menghormati dan menyukai pria itu. Alfares tersenyum miring dan sudut bibirnya berlahan-lahan semakin menaik hingga pria itu tertawa. Tawa getir yang menyayat hati hingga Leon berpikir bila Alfares tengah menertawakan dan menangisi nasibnya sekaligus.

The Unfortunate LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang