BAB 20 : Jealous

5K 224 10
                                    

Alfares menghela nafasnya untuk kesekian kali. Ini bukanlah rencananya ditambah ia sangat bodoh untuk menerima tawaran ini. Apa yang ia katakan? Ia menerima tawaran Jennie untuk pergi makan siang berdua di salah satu mall mewah di Las Vegas? Oh, salahkan hormon dan juga halusinasinya yang kelewat batas. Untuk kesekian kalinya ia membayangkan Jennie adalah Misa yang tengah mengajaknya kencan berdua.

Wanita itu terus mengajaknya berbicara. Sesekali ia hanya menjawab dengan dingin, sepatah atau dua patah saja. Terkadang ia memalingkan wajahnya, melangkah agak menjauh dari Jennie. Jennie benar-benar liar. Tanganny berusaha untuk bergelayut manja dengan Alfares. Beberapa kali Alfares menolaknya, menghentakkan tangannya sambil memberikan tatapan tajam kepada Jennie. Tapi, wanita itu telah kebal. Tangannya kembali menggapai seolah-olah ia mempunyai banyak tentakel.

"Ngomong-ngomong, Alfares. Bukankah itu anakmu?"

Jennie menunjuk kearah salah satu stand makanan disana. Alfares segera menoleh, mendapat Misa dan dua temannya, satu laki-laki dan satu perempuan. Teman perempuannya mempunyai rambut berwarna pirang yang dicat ungu di ujungnya, terlihat nyentrik. Sedangkan teman laki-lakinya, oh— Alfares ingat dia adalah bocah yang ia lihat saat di bar bersama Misa. Ia seperti ingin mengajak Misa berbicara, bergandengan, atau hanya berjalan berdua saja seolah-olah mengusir temannya yang nyentrik tersebut. Tapi, Misa seperti berlindung kepada teman perempuannya.

Alfares tersenyum miring. Misa sepertinya berusaha untuk menjauhkan diri dari laki-laki tersebut. Ancaman dan hukumannya sangat-sangat berguna. Alfares berjalan menghampiri mereka bertiga.

"Misa..."

Alfares melihat Misa sedikit terperanjat saat ia memanggil nama gadis itu. Misa langsung menoleh kepadanya dengan wajah terkejut dan takut. Tapi, ia langsung mengubah raut wajah itu menjadi senyuman.

"Daddy," Panggilnya. "Kenapa Daddy kesini?"

"Aku hanya makan siang," Jawab Alfares. Ia melirik kepada Nick yang berada di belakang Sydney. "Dan— apa yang kau lakukan disini bersama teman-temanmu?"

"Sama denganmu, Daddy. Makan siang dan jalan-jalan. Oh! Perkenalkan ini Sydney....." Misa menunjuk kepada gadis nyentrik tersebut.

"Senang bertemu denganmu, Mr. Quinn," Sapa Sydney.

Alfares hanya tersenyum saat Sydney memanggilnya Mr. Quinn. Mungkin mereka mengira bila Alfares benar-benar ayah Misa mengingat marga di belakang nama Misa adalah Quinn.

"Dan ini Nicholas Black," Alfares menatap tidak suka kepada Nick.

"Senang bertemu denganmu, Mr. Quinn."

Perkataan yang sama dikatakan oleh Sydney tapi dengan nada sedikit sombong dan angkuh. Poin ketidak sukaan Alfares bertambah lima kepadanya.

"Ngomong-ngomong, Dad," Misa melirik kepada Jennie yang mulai berjalan kearah mereka. "Dia sekretarismu, bukan?"

Jennie menyadari tatapan Misa. Ia berjalan sambil menggoyangkan pinggulnya dan berhenti di samping Alfares. Lalu, ia menjulurkan tangannya kepada Misa.

"Namaku Jennifer Randall, sekretaris ayahmu, gadis kecil."

Misa menatap tangan itu sejenak, lalu ia menjabat tangan Jennie akhirnya. "Misa Quinn. Putri angkat Alfares."

"Jadi— kau bukan anak kandung Alfares?" Jennie terkekeh sambil melambaikan tangannya. "Syukurlah..."

"Kenapa bila aku bukan anak kandungnya?" Misa mengerutkan dahinya, menatap tajam kepada Jennie. Jelas, gadis itu merasa ketidaksukaannya kepada wanita itu.

Jennie menghentikan tawanya. Disaat ia melihat Misa yang menatapnya dengan tajam, sejenak ia berpikir bila ia tengah melihat Alfares dalam versi gadis kecil berambut hitam-kecoklatan. Mata hijaunya mengingatkan dirinya kepada Alfares yang selalu menatapnya seperti itu. Jennie berdehem, menghilangkan semua pemikiran tersebut dan berusaha menjawab.

The Unfortunate LoveWhere stories live. Discover now