BAB 4 : Innocent Girl

7.4K 419 25
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca ^^
.
.
.
.
.
.
.
Don't forget vomment
.
.
.

Misa berkata ia merasa canggung dan gugup. Ia melihat murid laki-laki
yang menatapnya dengan tatapan aneh dan juga semua orang tidak dapat mengalihkan pandangannya darinya. Sangat membuat dirinya risih. Tapi, Alfares terus melingkarkan lengannya di pinggang Misa seolah-olah
mengisyaratkan Misa adalah miliknya.

"Adikmu, Alfa?"

Semua guru terus menanyakan hal itu kepada Alfares. Melihat dari
kemiripan dari mereka, wajar saja orang-orang mengatakan hal itu
kepada Alfares. Alfares hanya tersenyum dan menjawab bila Misa adalah anak angkatnya. Semua orang terkejut mendengarnya. Beberapa orang merasa aneh saat seseorang yang belum menikah sama sekali memilih untuk mengadopsi seorang anak. Itu tidak biasa bagi mereka.

"Kepala Sekolah mengatakan bila kau sudah boleh masuk ke kelas hari
ini. Untungnya jam pertama adalah jamku di kelasmu. Kau akan masuk
bersamaku."

Alfares membereskan buku-bukunya yang berantakan di meja kerja. Misa
melihat beberapa tumpukan kertas yang telah dinilai dengan pena
merah. Apa itu kertas ulangan?

"Ikut aku."

Misa mengikuti Alfares. Alfares berusaha untuk tetap tenang saat
berada di sekolah. Ia tidak ingin terlihat gugup dan juga labil saat
bersama Misa. Bukankah image-nya di sekolah adalah guru killer? Tapi
sungguh, saat bersama Misa ia benar-benar melupakan ke khawatirannya.

Mereka menaiki tangga hingga ke lantai tiga. Misa terus mengekori
Alfares dari belakang sambil melihat-lihat area sekolah barunya.
Ruangan mereka berada di bagian tengah-tengah koridor. Teras kelas
langsung berhadapan dengan lapangan upacara. Dari sini Misa dapat melihat keindahan kota, gedung-gedung tinggi, apartermen, dan juga ia bisa melihat hotel tempat tinggalnya.

"Bukankah itu hotel kita?" Misa tersenyum sambil menunjuk-nunjuk
kearah yang ia maksud.

Alfares melirik kearah yang ditunjuk Misa dan tersenyum melihat
tingkah laku polosnya.

"Iya, itu hotel kita," Katanya. "Sebaiknya kau berhati-hati agar tidak jatuh dari sini," Alfares memberi isyarat dengan kepalanya. "Ayo masuk."

Misa kembali mengikuti Alfares. Awalnya ia tidak merasakan apa pun di depan pintu kelas, tapi perasaannya berubah saat ia tiba di dalam kelas. Semua mata tertuju kepada dirinya, laki-laki dan perempuan.

Kelas yang awalnya terdengar berisik menjadi hening tiba-tiba. Misa
merasa canggung dan berdiri di samping Alfares yang telah duduk di
kursinya.

"Selamat pagi semuanya. Hari ini kita kedatangan murid baru. Dia
adalah anak angkatku, Misa."

Terdengar suara bisik-bisik dari dalam kelas. Mereka terlihat
membicarakan Misa, gadis itu tahu saat semua orang bercakap sambil
melirik kearahnya. Ia terlihat sangat berbeda disini. Kulitnya putih
pucat, bajunya bukanlah putih abu-abu yang mereka pakai, ia hanya
menggunakan baju seragam berwarna merah maroon dengan rok kotak-kotak yang biasa dia pakai saat berada di Australia.

"Perkenalkan dirimu, Misa."

Disaat Alfares memerintahkan, Misa tersadar dari lamunannya. Ia
melirik sejenak ke seluruh ruangan, lalu ia mulai memperkenalkan
dirinya.

Semua orang beranggapan bila Misa tidaklah fasih Bahasa Indonesia,
tapi mereka mengaguminya saat ia dapat memperkenalkan diri dengan
lancar. Seperti perkenalan biasa, nama: Misa Adelia Quinn, alamat,
asal tempat dan sekolah pindahan: Australia.

The Unfortunate LoveWhere stories live. Discover now