BAB 31 : The Rescue

2.1K 143 9
                                    

Hai semua.... I'm back!
Sorry nih cerita kelewat panjang soalnya aku bingung endingnya apaan. Hehehe... maaf kalau ini membosankan, tapi yg masih menunggu cerita inu terima kasih banyak^^
.
.
.
.
.
.

Bagaikan sebuah harapan, Misa sangat senang saat Leon mengatakan bila Alfares menunggunya di parkiran bandara. Sungguh, ia tidak ingin pergi bersama pria tua ini. Sebelumnya, disaat mereka keluar dari restoran, pria itu menceritakan semuanya mengenai diri Alfares dan dirinya. Kebenaran mengenai Alfares adalah kakak kandungnya membuat dirinya jijik bercampur marah. Mengingat Alfares memperlakukannya di ranjang, perintah yang ia katakan agar menjauhi laki-laki lain, sikapnya yang terlalu over protektif, hal itu membuat Misa marah. Sejenak ia berpikir bila Alfares tengah memanfaatkannya. Karena itu, Misa menelpon Leon dan menyuruhnya untuk memberitahu Alfares agar tidak mencari dirinya.

Remaja tetaplah remaja. Misa masih tetap labil akan keputusannya. Saat malam hari di rumah pria tua itu, Misa merindukan Alfares. Ia merindukan pelukan pria itu di malam hari dan kecupan lembut di bahu dan lehernya. Biasanya mereka akan bercinta terlebih dahulu lalu tertidur dalam pelukan hangat. Itu sudah menjadi kebiasaan untuknya.

Misa bangkit dari ranjangnya. Ia tidak bisa tidur akibat memikirkan Alfares. Gadis itu menggigit kukunya dengan gugup. Malam itu ia benar-benar merindukan dan mengkhawatirkan Alfares. Terbesit di benaknya untuk kabur dari rumah ini. Tapi, ia tidak mengetahui jalanan yang berada di kota Las Vegas ini.

Disaat Leon datang di bandara umtuk menyapa dirinya dan pria tua itu, jantung gadis itu benar-benar bergejolak. Mulutnya gatal untuk menanyakan keadaan Alfares. Disaat Leon mengatakan Alfares baik-baik saja, kekhawatiran yang berada di hatinya sedikit berkurang. Menghilang sebanyak sepuluh persen dan menyisakan sembilan puluh persen lagi dalam kekhawatiran dan keinginan untuk pergi dari sini. Seperti yang dikatakan sebelumnya, keinginannya untuk pergi dari negara ini adalah keinginan pria tua itu, bukan Misa.

"Paman...."

Misa menatap mata Leon. Saat ini sulit untuk berbicara dengan pengawasan yang ketat dari dua bodyguard yang berada di belakang mereka. Walaupun sudah tua, tapi kakeknya itu masih dapat mendengarkan dengan baik. Karena itu, Misa berharap dengan tatapannya Leon dapat memahami bila ia ingin keluar dari sini. Misa ingin menemui Alfares. Dirinya ingin melihat ayah angkatnya sekaligus saudara kandungnya itu dalam kondisi baik-baik saja.

"Ehm... kakek," Misa memutar tubuhnya menghadap pria tua itu.

Pria tua itu menghentikan langkahnya dan menatap kepada Misa. "Ada apa?"

"Aku ingin ke toilet sebentar," Ucapnya.

"Apa kau tidak bisa menunggu sebentar? Kau bisa pergi ke toilet saat di ruang tunggu."

"Aku... aku sudah sesak sekali," Misa melirik kearah antrian dimana para penumpang juga melakukan check-in dan cek bagasi disana. "Dan juga antriannya terlalu panjang. Aku tidak tahan lagi. Bolehkah...."

"Baiklah, baiklah!" Pria tua itu menoleh salah satu bodyguardnya. "Fergus akan menemanimu."

"Oh, tidak usah, tidak usah! Aku bisa sendiri. Dia laki-laki dan aku perempuan, menemani perempuan pergi ke toilet tidaklah sopan. Bukankah toilet disana," Misa menunjuk kearah lambang toilet yang berada di dekat smoking area. "Sangat dekat dengan tempat check-in. Lebih baik mereka berdua membantu kakek untuk membawa koper dan barang-barang."

Apa ini terlalu memaksa? Apa kakeknya beranggapan bahwa ia akan kabur? Misa sudah sebaik mungkin untuk terlihat normal dan tidak mencurigakan. Tapi, dilihat dari raut wajah kakeknya, pria tua itu masih memandang skeptis.

"A-aku akan pergi..."

Ia tidak bisa menunggu persetujuan lebih lama lagi. Karena itu, Misa memilih untuk menghiraukan mereka dan seolah-olah berjalan ketoilet. Misa berpikir bila ia akan menunggu di toilet hingga tiga orang penghambatnya itu berada di dalam kerumunan antrian. Setelah itu ia akan memikirkan rencana selanjutnya. Dalam hati ia berharap bila Leon akan membantunya.

The Unfortunate LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang