BAB 10 : The Place

4.1K 248 4
                                    

Maaf banget ya karna updatenya lama. Soalnya lagi banyak tugas jadi Author harus mengerjakan tugas sekolah dulu. Udah lama gak buka wattpad beberapa minggu ini. Saya harap masih ada yang nungguin cerita abal-abal ini......

Mohon kritik, saran, dan juga vomment ya readers. Kalau ada typo kasih tau ya supaya saya bisa perbaiki. Makasih^^

.

.

.

.

Pagi harinya, Misa terbangun dengan tangan Alfares yang berada di perutnya. Gadis itu merasakan berat dibagian sana dan juga dinginnya AC menusuk lengan-lengannya yang tidak memakai pelindung sama sekali. Alfares yang berada di sampingnya masih tertidur dengan nyenyak. Dengan posisi telungkup membuat sebagian wajahnya tertutupi batal dan juga rambut Misa yang panjang di sampingnya.

Gadis itu mencoba untuk menyentuh pipi Alfares yang tampak lebih mulus dari sebelumnya. Semua rambut-rambut halus disana telah dicukur habis dan menyisakan kulit putihnya yang bersih. Misa memposisikan dirinya menghadap Alfares. Alfares tampak sangat tenang dalam tidurnya. Bulu matanya yang panjang dan juga alisnya yang tebal. Hidung Alfares lebih mancung dari hidung guru-guru di sekolahnya. Wajah Alfares sangatlah tampan.

Misa beranjak dari ranjangnya menuju jendela kamarnya. Ia membuka gorden dan menyipitkan mata saat cahaya matahari menembus jendela. Hari sudah pagi dan segala aktifitas telah dimulai. Jam digital menunjukkan pukul 07.48, beberapa jam telah berlalu setelah acara perpisahan itu usai.

Perkataan Alfares yang terakhir kali diucapkannya masih teringat olehnya.

"Setelah ini, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat, Misa."

Suatu tempat yang tentunya belum pernah ia lihat sebelumnya di hotel ini. Beberapa jam yang lalu disaat gadis itu telah selesai dalam pengukuhannya, Alfares mengajak Misa ke rooftop Hotel. Gadis itu tidak mengetahui kenapa Alfares mengajaknya ke tempat tertinggi yang berada di Hotel tersebut. Saat ia bertanya di lift, Alfares hanya menjawab ia ingin membicarakan sesuatu hal kepada Misa.

Gadis itu hanya diam sepanjang perjalanan hingga mereka tiba di pintu keluar menuju rooftop. Yang pertama kali Misa lihat adalah lampu warna-warni yang tampak bercahaya di kala senja dan juga pemandangan matahari terbenam yang terlihat jelas diatas sini. Spontan ia berlari menuju tepi rooftop dan memandang kearah matahari terbenam. Warna hijau kemerahan bercampur dengan biru dongker yang menandakan hari mulai malam setelahnya membuat Misa tersenyum. Itu adalah gradasi warna terindah yang pernah ia lihat sebelumnya.

Berada di rooftop Hotel ini di kota besar di negara tropis dan melihat sunset yang menyenangkan adalah mimpi yang tidak disangka-sangka olehnya. Oh, dia tidak dapat melihat sunset di tempat tinggi sebelumnya saat di Australia. Rumahnya yang berada di kota kecil nan sepi membuat hidupnya terlihat biasa-biasa saja disana. Kali ini, dengan ayah angkatnya ia berada di tempat ini untuk melihat sunset yang indah di tanah melayu. Tapi, apakah itu tujuan Alfares mengajaknya kesini?

"Tutup matamu."

Alfares tiba-tiba menutup mata Misa menggunakan sebelah tangannya dan memutar tubuh Misa menghadapnya.

"Matamu bisa rusak nantinya."

"Papa kenapa mengajakku kesini?"

"Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu."

Alfares menunjuk kearah rumah kayu yang berada di sisi rooftop. Gadis itu tersadar, ini bukanlah sembarang rooftop, ini bagaikan taman yang berada di atap sebuah hotel. Semua tanaman, bunga-bunga, dan juga rumput yang ia pijak saat ini, semuanya bagaikan ia berada di sebuah taman yang berada di atas langit.

The Unfortunate LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang