1 회

13.2K 1.8K 202
                                    

MAKANAN, siapa yang tak membutuhkannya. Manusia, Hewan, bahkan Tumbuhan butuh makanan untuk melangsungkan hidupnya. Tak heran, banyak orang diluar sana yang kemudian beralih profesi. Awalnya bekerja sebagai Supir Taxi dan berakhir menjadi Koki. Mereka yang punya modal lebih pun berlomba-lomba membuat restoran sendiri.

Tapi, berbeda dengan restoran milik Tuan dan Nyonya Park. Mendirikan rumah makan adalah impian sepasang suami istri itu sejak mereka belum menikah. Didasari dengan niat yang ikhlas, membuat restoran mereka lantas ramai pengunjung. Tapi bukan hanya itu saja. Salah satu faktor pendukung yang membuat restoran mereka tak pernah sepi adalah Chef muda yang mereka miliki, Lee Taeyong.

"Chef-nim! Dua porsi Bulgogi untuk meja nomor 5 ya!"

"Iya!"

Taeyong tersenyum sembari menyiapkan pesanan barusan. Jemari lentiknya sangat telaten dalam mengolah daging sapi Korea yang akan dipadukan dengan gula, kecap asin dan rempah rempah lain hingga menghasilkan Bulgogi bercita rasa tinggi. Tak lupa pula daun selada sebagai pelengkap yang tak pernah absen ketika menyantap makanan itu.

"Dua porsi Bulgogi siap!" teriaknya.

Pelayan pria itu mengedipkan mata, "Yo! Kerja hebat Chef-nim cantik."

Taeyong menggelengkan kepala. Merasa lelah melihat tingkah pelayan pria yang juga sahabatnya lagi-lagi menggodanya. Helaan nafasnya pun perlahan menjadi awal kegiatan melamun nya. Ia terus membayangkan dirinya yang dulu menggantungkan impian setinggi langit lalu harus rela merasakan sakitnya terjatuh dari angkasa.

Lahir dari keluarga yang sederhana membuat Lee Taeyong harus mengubur dalam-dalam impiannya sejak kecil untuk menjadi seorang pengacara. Alasan terbesarnya memiliki mimpi itu tak lain karena ketika ia masih berusia 9 tahun, Taeyong harus kehilangan sang Ibu yang berprofesi sebagai kasir di salah satu mini market, tak jauh dari kediaman mereka.

Ibu yang melahirkan Taeyong ke dunia tewas saat dalam perjalanan menuju ke tempat kerjanya. Namun naas, penabrak dari wanita itu tak mendapat hukuman apapun karena pengacara yang mereka gunakan jauh lebih berkompeten dan memiliki banyak jaringan di kejaksaan. Sangat tidak bisa dibandingkan dengan penuntut umum yang dibawa keluarga Taeyong.

Dari situlah si lelaki manis yang kini berusia 25 tahun memiliki impian untuk menjadi seorang pengacara. Namun ia harus rela menjadikannya angan-angan belaka karena sang Ayah yang telah beristri lagi tak mampu membiayai pendidikannya hingga ke perguruan tinggi.

"Hei, kau melamun lagi Tae." kata Yuta sembari menepuk pundak sahabatnya.

Taeyong tersentak. Menoleh pelan dan sadar jika Yuta telah berdiri disampingnya, "Ah Yuta, kau sudah mengantarkan Bulgoginya?"

Yuta mengangguk, "Iya mereka juga kelihatannya sangat menyukai Bulgogi buatanmu, Tae. Ah dan kau tahu? Dua pelanggan di sana adalah saudara kembar yang sangat tampan!" pujinya.

Taeyong mengernyit. Menyentuh jidat sahabatnya itu seolah sedang terkena demam, "Yuta-ya? Kau tidak berevolusi menjadi uke kan?" Tanyanya. Yuta hanya melemparkan tatapan malas.

"Menyingkirlah, Lee Taeyong, sebelum pisau dapur kesayanganmu itu bersarang di mulutmu." Ancamnya lalu menggerakkan tangan ke leher.

Tawa Taeyong lantas menggelegar keseluruh penjuru dapur saat melihat Yuta sudah sangat kesal dengan candaannya.

Sementara itu, disudut lain restoran milik keluarga kecil Park. Satu dari dua anak Adam yang saling duduk berhadapan pada meja nomor lima lantas menghentikan aktivitas melahap Bulgoginya untuk bersuara.

"Hyung kenapa kau hanya melihat makanannya? Bulgogi ini sangat lezat." ucap pria bersurai blonde lalu kembali mengunyah daging.

The Chef & Two Handsome Guy | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now