17 회

5.6K 1.1K 249
                                    

"Apa kau menyukaiku, Yuno-ya?"

Pertanyaan Taeyong sukses membuatnya membeku. Hatinya ingin menjawab Iya, namun logikanya berteriak untuk mengatakan tidak. Jaehyun, nama itu muncul begitu saja dalam otaknya.

Yuno mengangguk, "Tentu, aku menyukaimu. Sebelumnya sudah kukatakan jika aku nyaman berteman denganmu. Iya kan?" Katanya lalu terkekeh pelan.

Taeyong menghela nafas, "Kau bukan anak kecil lagi, Yuno. Kau sudah paham maksud pertanyaanku."

Pria yang lebih mungil menatap sendu sosok dihadapannya. Jujur saja ia takut, jika Yuno menjawab bahwa benar sosok itu mencintainya. Tapi, rasa penasarannya jauh lebih tinggi. Ucapan Jaehyun selalu terngiang di telinganya dan membuat batinnya tersiksa.

"Benar, aku mencintaimu Taeyong."

Yuno menunduk, tersenyum miring lalu kembali menatap lurus ke netra gelap Taeyong. Pria mungil dihadapannya membolakan mata, "Tapi aku tahu. Kau mencintai adikku, Jaehyun." Ia tersenyum tipis.

Taeyong bungkam. Dunianya seakan runtuh saat itu juga. Jaehyun tidak mengada-ngada. Yuno benar menyimpan perasaan padanya. Itu artinya ia telah terjebak diantara dua pilihan sulit. Kedua pria itu sama-sama berarti dihatinya.

Jaehyun yang selalu membuatnya berdebar, dan Yuno yang selalu membuatnya merasa nyaman.

"Aku tak mencintainya." Jawab Taeyong lirih lalu menunduk dalam.

Yuno menggenggam kedua tangan pria mungil dihadapannya. Taeyong mendongak. Senyum manis Jaksa muda itu justru membuat jantungnya seolah berhenti berfungsi.

"Jangan bohongi perasaanmu. Aku tidak apa-apa," Katanya lalu menangkup wajah Taeyong, "Aku memang sulit untuk jatuh cinta. Jujur, kau orang pertama yang membuatku tergila-gila. Tapi untuk melupakan perasaanku padamu, bagiku itu hal yang mudah."

Ibu Jari Yuno bergerak. Menghapus liquid bening yang jatuh dari pelupuk mata Taeyong. Pria mungil itu menangis sesenggukan, "Yuno, maafkan aku. Harusnya akuㅡ"

Ucapan Taeyong terhenti. Pria dihadapannya membungkam bibirnya. Tidak ada lumatan seperti yang Jaehyun berikan. Hanya menempelkan bibir tanpa pergerakan. Tapi ia tahu, Yuno tengah melampiaskan rasa sakitnya.

"Jangan meminta maaf. Kau dan perasaanmu tidak salah." Kata Yuno setelah melepas tautan bibirnya.

Taeyong menggeleng pelan, "Jangan membuatku merasa seperti orang yang sangat jahat, Yuno."

Pria dihadapan Taeyong menarik tubuh ringkihnya kedalam dekapan hangat, "Tidak. Kau bukan orang jahat, jangan pikirkan aku Taeyong."

Keduanya terdiam cukup lama. Masih saling berbagi kehangatan melalui pelukan. Hingga saat seorang dokter datang dan keluar dari kamar Tuan Lee. Taeyong dan Yuno pun melepaskan tautannya.

Dokter pria itu berkata jika Tuan Lee telah sadar dan Taeyong sudah bisa masuk ke ruangannya. Yuno akhirnya bisa bernafas lega, ia mengikuti pria mungil didepannya masuk ke kamar rawat Tuan Lee.

"Kenapa kau masih disini?"

Taeyong mengusap punggung Ayahnya, "Appa, Yuno hanya ingin melihat keadaanmu." Katanya lalu menatap Yuno yang baru saja masuk ke ruangan Tuan Lee.

"Maafkan aku, Paman." Kata Yuno lalu bersimpuh disamping tempat tidur Tuan Lee. Taeyong dan Nyonya Lee yang duduk disisi ranjang tersentak.

Taeyong mencengkeram kuat baju yang ia kenakan. Air mata Yuno membuatnya semakin merasa bersalah pada sosok itu. Semalam Jaehyun menceritakan apa alasan Tuan Jung membebaskan penabrak Ibunya. Ia pun tahu, jika saat itu keluarga Jung sedang kesulitan ditambah Yuno juga sakit parah dan dirawat di rumah sakit.

The Chef & Two Handsome Guy | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now