19 회

5.1K 1K 157
                                    

Taeyong menatap kosong pada pintu ruangan bernuansa putih didepannya. Ayahnya kembali tak sadarkan diri karena bertemu Jaehyun tadi. Pikiran-pikiran negatif pun mulai menghantui otaknya.

Bagaimana jika Ayahnya pergi?

Tidak, pria yang paling ia cintai itu tak akan pergi. Ia baru saja berusaha mencari peruntungan dari audisi yang disarankan Yuta, dan tujuannya hanya untuk melanjutkan perawatan rutin Ayahnya di rumah sakit.

Jaehyun juga ada ditempat itu. Menatap pria mungil didepannya sendu. Sejak membawa Tuan Lee ke rumah sakit Taeyong tak pernah lagi mengeluarkan sepatah kata padanya. Hanya isakan yang terus terdengar hingga sekarang. Khawatir, tentu saja. Ia sangat tak menyangka jika Ayah Taeyong melihat semuanya.

Ia ingin Taeyong membencinya, tapi tidak dengan cara seperti ini.

"Dokter bagaimana keadaan suami saya?" Tanya Nyonya Lee saat seorang berjas putih keluar dari ruangan ICU.

Taeyong terdiam. Bibirnya tak bisa lagi berucap. Matanya terus memerhatikan dokter dihadapannya yang tengah menunduk. Tolong katakan Ayahku baik baik saja, ia membatin.

"Waktu kematian pasien, 01.07." Ucap dokter itu lirih lalu membungkukkan badan, "Maaf, kami tak bisa menyelamatkan Tuan Lee."

Pria mungil dihadapan sang dokter bersimpuh. Pandangannya menggelap, kepalanya seakan ditimpa beban yang sangat berat, jantungnya pun berhenti berdetak sesaat. Ia telah kehilangan Ayahnya, malaikatnya.

"Taeyong!"

Jaehyun memekik. Pria mungil didepannya kehilangan kesadaran hingga terjatuh dilantai dingin rumah sakit. Namun, baru saja tangannya ingin menarik tubuh ringkih Taeyong, sebuah hantaman keras mengenai pipinya. Ia mendongak, menatap pelaku yang baru saja memukulinya.

"Gara-gara kau Ayah kami meninggal! Pergi kau dari sini! Jauhi kakakku! Pergi!"

Minhyung yang sedari tadi duduk di kursi samping ruang ICU berang. Menarik kerah baju Jaehyun dan memukuli pria yang lebih tua darinya itu brutal. Ia menangis histeris, Ayahnya pergi dan semua itu karena ulah sosok yang serupa dengan Yuno.

Jaehyun meneteskan liquid bening dari pelupuk matanya. Menatap Taeyong sekilas lalu terisak pelan, "Maafkan aku." Hanya kalimat itu yang mampu terucap dari bibirnya sebelum bersimpuh disamping pria mungil yang tengah pingsan karena ulahnya.

Andai ia tak menemui Taeyong,

Andai ia tak mengucapkan kata cinta pada Taeyong,

Semuanya tidak akan menjadi serumit ini. Ia telah membunuh seseorang, dan sosok itu adalah Ayah dari pria yang ia cintai diam-diam.

 Ia telah membunuh seseorang, dan sosok itu adalah Ayah dari pria yang ia cintai diam-diam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yuno bermondar mandir didepan pintu utama rumahnya. Sesekali menatap jam yang melingkar dipergelangan tangannya lalu menghembuskan napas kasar. Meski Jaehyun masih bersikap dingin padanya, tapi ia terus berusaha agar adiknya itu kembali seperti dulu lagi. Rasa khawatirnya tak bisa hilang, kemanapun Jaehyun pergi ia terus memantaunya.

The Chef & Two Handsome Guy | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now