21 회

5.1K 1.1K 201
                                    

"Jangan khawatir, penyakitmu ini akan sembuh jika kau melakukan perawatan rutin atau operasi."

Jaehyun menghela nafas, tersenyum miring lalu menunduk dalam. Kenapa nasibnya seperti ini?

Dipaksa oleh Ayahnya untuk menjadi pengacara,

Dibanding bandingkan dengan Yuno kakaknya,

Lalu sekarang? Jaehyun harus mendengar jika diusianya yang baru 20 tahun, ia terkena kanker yang dapat merenggut nyawanya kapan saja. Mungkin memang ini jawaban Tuhan atas kesengsaraannya, Ia membatin.





"Aku tak ingin menjadi pengacara Appa. SBS sudah merekrutku menjadi DJ tetap di Radio."

Tuan Jung mengeraskan rahang, "Jung Jaehyun! Kau ini lulusan Ilmu Hukum, Appa menyekolahkanmu agar kau menjadi Pengacara bukan DJ Radio."

Yuno yang melihat emosi Ayahnya meluap-luap menarik lengan Jaehyun. Membawa adiknya itu ke kamar dan menenangkannya, "Kau baik baik saja?" Tanyanya. Jaehyun mengangguk.

"Aku mengerti perasaanmu, jangan pikirkan Appa. Biar aku yang berbicara dengannya." Sambung Yuno lalu memeluk Jaehyun.

Adiknya itu tak menangis, namun batin keduanya saling terikat. Hingga tanpa mengucapkan sepatah kata dan meneteskan air mata pun Yuno sudah tahu, Jaehyun merasakan sakit dan menanggung beban luar biasa karena terkekang oleh sang Ayah.

"Terima Kasih, Yuno."

Jaehyun membalas pelukan Yuno dengan tak kalah eratnya. Melampiaskan semua penderitaan yang ia rasakan. Ia tak ingin mati dan meninggalkan Yuno yang selalu menyayanginya seperti ini. Tapi saat ia mengingat bagaimana sikap sang Ayah, Jaehyun kadang berfikir untuk pergi saja dari dunia.





"Maafkan aku."

Jaehyun terdiam untuk beberapa saat. Pria mungil dihadapannya baru saja menabraknya, namun kenapa wajah sosok itu malah mencuri perhatiannya. Rahangnya terpahat sempurna, bibir, hidung, mata, semuanya sangat pas tanpa cacat.

Tidak,

Kau harus memberinya pelajaran Jaehyun, pikirnya.

"Hei! Hei! Hei! Astaga kau pikir kau siapa ha? Apa kau Tuli? Dasar pria Pendek tak tahu diri."

Pria bersurai blonde itu memekik, dengan kurang ajarnya si pria pendek meninggalkannya. Padahal baru saja ia akan memperpanjang makiannya, sesaat kemudian ia tersenyum tipis.

"Cantik." Batinnya. Jaehyun menggeleng cepat, menatap sekelilingnya lalu kembali menggerutu.

"Astaga, gara-gara pria pendek tadi aku jadi ketahuan." Katanya lalu berjalan meninggalkan jalan yang ramai itu.





Yuno menatap sang adik malas. Jaehyun menelponnya dan berkata jika ia butuh bantuan. Namun, ia tak menyangka jika pria bersurai blonde dihadapannya itu hanya ingin menyuruhnya untuk membayar pizza.

"Kenapa bukan kau saja yang masuk, anak nakal?" Kata Yuno kesal lalu memukuli lengan Jaehyun.

Pria yang lebih muda mengedikkan bahu, "Aku malas, Hyung. Pengantar pizza tadi sangat ganas." Ia mendengus lalu terkekeh pelan, "Hati-hati, Yuno Hyung."

The Chef & Two Handsome Guy | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now