26 회

5.4K 1K 200
                                    

"Jung Jaehyun."

Pria yang dipanggil menghentikan langkah. Baru saja ia masuk kedalam rumah namun Yuno lebih dulu menghampirinya. Ia tersenyum kikuk lalu menggosok belakang kepalanya.

"Kau belum ke kantor, hyung?" tanya Jaehyun sambil berjalan mendekati Yuno yang tengah menyilangkan lengan didepan dada.

"Aku sudah pulang dari kantor." jawab pria yang lebih tua datar.

Jaehyun mengangguk paham, "Kalau begitu aku keatas dulu, Hyung. Sepertinya aku meninggalkan sesuatu di kamarku." katanya lalu berbalik.

"Kau mencari ini?"

Yuno mengangkat ponsel yang sedari tadi ia bawa. Setelah bertemu dengan Tuan Dong, ia menutuskan kembali ke rumah. Sebab, Jaehyun pergi entah kemana dan satu-satunya pilihan agar ia bisa bertemu dengan sang adik hanyalah di rumah mereka.

Jantung pria bersurai blonde dihadapan Yuno berdegup cepat. Ia berbalik dan mendapati ponselnya berada dalam genggaman kakaknya.

"Ah, syukurlah. Kukira aku menghilangkannya dijalan." ia terkekeh pelan, hendak meraih ponsel yang Yuno sodorkan.

Namun, Yuno lebih cepat menyembunyikan benda persegi itu dibelakang tubuhnya. Jaehyun mengernyit heran lalu tertawa ringan. "Ey, berhentilah bertingkah seperti anak kecil, Hyung. Kembalikan ponselku." katanya sambil menyodorkan tangan.

"Sejak kapan, Jaehyun..." Yuno berkata lirih.

"Sejak kapan apanya?"

"Kankermu."

Waktu seakan berhenti berputar. Degupan jantung Jaehyun semakin tak beraturan. Darimana Yuno mengetahuinya? Apa Yixing telah memberitahu semuanya? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul begitu saja dalam otaknya sebelum pria yang lebih tua kembali mengeluarkan suara.

"Jawab aku, Jaehyun!" Yuno setengah berteriak.

Jaehyun tersenyum lembut, mengusap bahu pria dihadapannya dan tertawa pelan. "Darimana kau mengetahuinya?" ia mendecakkan lidah, "Apa Yixing hyung memberitahumu?"

Yuno mendesah pasrah. Melepaskan tangan Jaehyun dari bahunya dan beralih mencengkeram lengan adiknya, "Aku membaca pesan dari Yixing Hyung di ponselmu, anak nakal." katanya dengan suara parau.

"Kenapa kau tak pernah memberitahuku?" sambung Yuno lalu meletakkan ponsel Jaehyun pada genggaman sang adik.

Jaehyun tertawa pelan, memasukkan ponselnya kedalam saku celana sebelum mendekap erat Yuno. "Hei, jangan khawatir seperti itu. Kankerku baru terdeteksi satu bulan yang lalu."

Bohong,

Kanker Jaehyun terdeteksi sejak 5 tahun yang lalu. Ia berharap, Yixing belum memberitahu hal itu pada Yuno. Sebab, pria dalam dekapannya masih bertanya sejak kapan ia terjangkit penyakit mematikan itu.

Pria yang lebih tua menarik diri. Beralih menatap Jaehyun dalam sambil meneteskan air mata, "Lakukan operasi secepatnya, Jaehyun. Aku tak ingin kehilanganmu." katanya lalu terisak pelan.

Tangan Jaehyun terulur untuk menyapu air mata dipipi Yuno. Senyuman lembut terpatri diwajahnya seolah semua akan baik-baik saja. Melihat air mata dan mendengar isakan dari kakaknya membuat hatinya tercabik-cabik. Namun, jika ia harus melihat Yuno mengorbankan perasaan dan mengalah sepanjang hidupnya, ia akan lebih tak sanggup lagi.

"Ey, jangan berlebihan. Kankerku masih stadium awal." ia menepuk bokong Yuno. "Kau sudah seperti kekasihku saja. Aku tak akan meninggalkanmu, sayang." ia menggoda kakaknya lalu tertawa terbahak-bahak.

Jaehyun tersentak saat Yuno kembali memeluknya, lebih erat dari sebelumnya.

"Lakukan operasi itu, Jaehyun."

The Chef & Two Handsome Guy | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now