25 회

5.1K 1K 119
                                    

"Yuta..." Winwin terisak. "Buka pintunya."

Jaehyun mengusap punggung sahabatnya. Menenangkan pria yang sedari tadi menangis sesenggukan sejak sampai di rumah Yuta. Ia memang sengaja mengajak Winwin menemui si pemilik rumah. Hendak menjelaskan segalanya dan meminta maaf atas apa yang ia lakukan di acara kemarin siang.

Hampir 20 menit menunggu dan menggedor gedor pintu, tak ada jawaban dari dalam sana. Bahkan panggilan telepon Winwin tak dijawab sama sekali oleh Yuta. Jaehyun khawatir, jika saja pria itu telah pergi atau mungkin melakukan hal yang tidak tidak karenanya.

"Yuta, kumohon beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya."

Jaehyun kembali berkata lirih. Tak berselang lama, akhirnya seseorang dari dalam rumah membuka pintu dengan pelan.

"Yuta!"

Winwin memekik. Berhambur kedalam pelukan kekasihnya dan menangis sejadi-jadinya. Ia sangat menantikan moment ini, dimana ia akan menceritakan pada Yuta bahwa ia tengah mengandung anak dari pria yang sangat dicintainya itu.

Jaehyun tersenyum tipis. Namun, Yuta membalasnya dengan tatapan sinis sembari melepaskan pelukan Winwin.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Yuta datar.

Winwin tersentak saat Yuta mendorong pelan tubuhnya, "Jangan datang padaku lagi, Win. Semuanya sudah berakhir," ia kembali menatap Jaehyun, "Pengkhianat ini sudah menjadi suamimu kan?" katanya diikuti seringaian.

Jaehyun menggeleng pelan. "Tidak, Yuta. Kau salah! Tolong dengarkan aku dulu."

Yuta menghela napas kasar. Membuka pintu rumahnya lebar-lebar namun tatapannya pada Jaehyun tetap tajam. "Masuklah!" katanya lalu berjalan lebih dulu.

Sebenarnya Yuta sangat ingin mengusir kedua pria yang datang kerumahnya itu. Hanya saja, saat menatap Jaehyun, hatinya tiba-tiba luluh dan sedikit prihatin. Sorot mata DJ itu penuh luka, bahkan wajahnya tak lagi secerah biasanya.


"Cepat jelaskan apa yang ingin kau katakan lalu pergi dari sini."

Ketiganya tengah duduk di ruang tamu. Winwin duduk disamping Jaehyun dan Yuta berada di sofa tunggal yang berseberangan. Keadaan berubah canggung untuk beberapa saat, namun pria bersurai blonde memutuskan untuk membuka suara.

"Semua yang kukatakan kemarin tidak benar, Yuta. Aku tak mencintai Winwin." Jaehyun menunduk, "Aku melakukan itu karena..."

"Karena apa?"

Jaehyun menelan ludah menatap lurus mata Yuta dan berkata, "Karena aku ingin Taeyong melupakan perasaannya padaku."

Yuta mengeraskan rahang, "Alasan macam apa itu, Jung Jaehyun?!" Ia berteriak. Bangkit dari posisinya dan berdiri dihadapan pria yang kembali membuat emosinya meluap-luap.

Namun, baru saja ia akan memberikan ocehan panjang pada Jaehyun pria itu sudah lebih dulu menghampirinya dan bersimpuh dihadapannya. Sontak Yuta membolakan mata, menatap Winwin sekilas dan mengangkat alis.

Winwin tersenyum miring. Mengangguk pelan dan mengisyaratkan kekasihnya agar mendengar setiap penuturan Jaehyun.

"Yuno mencintai Taeyong..." Jaehyun mendongak, "Aku tak ingin melukai perasaan kakakku. Dia lebih pantas berada disamping Taeyong."

Pria bersurai blonde dihadapan Yuta menggigit pelan bibir bawahnya, "Aku tak bisa menjaganya sebaik Yuno." Jaehyun terisak pelan.

Yuta mendesah pasrah. Ia berjongkok dihadapan Jaehyun dan memukul keras bahu pria itu. "Apa kau kira semudah itu menghilangkan perasaan pada orang lain hah?"

The Chef & Two Handsome Guy | Jaeyong ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt