27 회

5.7K 1K 108
                                    

Jaehyun terusik dengan cahaya yang menusuk retinanya. Mengerjapkan mata lalu menatap sekelilingnya. Rasa nyeri pada perut dan lengannya belum hilang, namun melihat wajah Taeyong yang tengah berdiri disamping ranjang membuatnya merasa sedikit tenang.

"Taeyong-ah." panggilnya dengan suara parau.

Pria mungil yang tengah mengetikkan pesan pada ponselnya terkesiap. Ia menoleh kesamping dan mendapati Jaehyun telah sadar dan menatapnya dalam setelah tadi pingsan hampir 20 menit lamanya. Ia berjalan kearah ranjang, duduk disisi kosong samping pria itu dan mengusap peluh pada kening Jaehyun.

"Kau membuatku khawatir." Taeyong membungkuk lalu memeluk erat leher Jaehyun.

"Ada apa denganmu? Apa Kau kelelahan sampai pingsan seperti ini?" ia menggumam lalu kembali menatap wajah pria bersurai blonde yang terbaring dibawahnya.

Kedua tangan Taeyong bertumpu pada dada Jaehyun. Ia menatap dalam netra kecoklatan pria itu sambil menetralkan napasnya yang masih tercekat. Melihat Jaehyun pingsan dihadapannya tadi membuatnya takut setengah mati. Beruntung, tak lama setelah kejadian itu Minhyung dan Ibunya pulang ke rumah.

"Hm, sudah beberapa hari belakangan aku sangat kelelahan." Jaehyun merentangkan tangan. "Bantu aku bangun."

Taeyong mengangguk, menarik lengan Jaehyun agar pria itu duduk berhadapan dengannya.

"Aku baru akan mengirim pesan pada Yuno."

Jaehyun menggeleng. "Jangan memberitahunya jika aku pingsan. Dia sangat berlebihan, aku takut Yuno akan memarahiku karena jarang makan." katanya lalu terkekeh pelan.

Taeyong melebarkan mata. "Apa? Kau belum makan?" tanyanya sambil memekik dan mendapat anggukan dari pria dihadapannya.

"Kalau begitu tunggu disini. Aku akan membuat makan malam untukmu."

Jaehyun menyeringai lalu menahan lengan Taeyong sebelum pria mungil itu beranjak dari tempat tidur.

"Aku tidak lapar, tetap disini dan temani aku." katanya pelan tanpa melepas cengkeramannya pada lengan Taeyong.

"Pulanglah Jaehyun, sudah larut malam. Aku akan menghubungi Yuno agar menjemputmu. Kau membawa mobil kan?"

Taeyong melepaskan cengkeraman Jaehyun pada lengannya, namun pria itu menggeleng pelan dan tiba-tiba menenggelamkan kepala pada ceruk lehernya.

"J-Jaehyun." ia terbata saat pria bersurai blonde itu melingkarkan lengan pada pinggangnya.

"Sebentar saja, aku ingin memelukmu seperti ini." kata Jaehyun sambil memejamkan mata. Sesekali ia mengecup perpotongan leher Taeyong hingga si empu ikut menutup kedua matanya.

Cukup lama diposisi itu, Jaehyun menarik diri dan beralih menatap kedalam sepasang netra legam dihadapannya. Tangannya terulur dan mengusap pelan pipi Taeyong sambil tersenyum tipis. Sesuatu didalam dadanya kembali bergejolak. Ia tak ingin berhenti melihat wajah malaikat pria mungil itu, tapi logikanya kembali mengalihkan kata hatinya.

Yuno lebih pantas menatap wajah Taeyong untuk selamanya.

Nafas Taeyong memburu. Jaehyun mendekatkan wajahnya hingga jarak antar keduanya semakin tipis. Ia memejamkan mata seolah tahu dan bersiap dengan apa yang akan dilakukan pria itu.

"Hyung!"

Suara Minhyung sukses membuat Taeyong terbelalak, dengan canggung ia menoleh kearah pintu sambil tersenyum kikuk. Jaehyun pun salah tingkah dibuatnya. Hampir saja pria yang tengah berdiri diambang pintu mendapatinya tengah mencium Taeyong, kakaknya.

"Eoh? Minhyung-ah. A-ada apa?" tanya Taeyong sedikit terbata.

Minhyung mendengus pelan. "Aku hanya ingin bilang, koper dan barang-barang yang akan kau bawa besok lusa sudah kurapikan." ia mendelik tajam pada Jaehyun.

The Chef & Two Handsome Guy | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now