16 회

5.3K 1.1K 253
                                    

"Yuta... Pelan-pelan!"

Winwin mengerang. Yuta membobol analnya tanpa pelumas. Ia menggigit bibir, menggeleng kuat dan menatap kekasihnya dalam, "Taeyong dan Jaehyun akan terganggu." Katanya.

Yuta menyeringai. Meraup bibir tipis kekasihnya hingga pria manis itu kembali melenguh, "Aku sengaja, sayang." Ia kembali menggerakkan pinggulnya tergesa.

Pria yang berada dibawahnya terkekeh pelan sembari mengerang tak karuan. Yuta benar-benar pandai membuatnya memekik dalam kenikmatan, "Kau licik, Yuta," Ucap Winwin lalu ikut menggerakkan bokongnya berlawanan dengan tubrukan sang dominan.

"Agh! Yuta!"

Taeyong meneguk ludahnya kasar. Semua jenis umpatan telah ia layangkan dalam hati. Yuta, sahabatnya itu benar-benar tak tahu kondisi. Beruntung Jaehyun berbaring di lantai, dengan beralaskan karpet tipis. Mungkin pria itu sudah terlelap, pikirnya.

Pria mungil itu tersenyum tipis. Mengingat ucapan Jaehyun sebelum masuk ke kamar tadi.

"Aku kan hanya bilang akan tidur bersamamu. Bukan tidur di sampingmu. Pendek Mesum!"

Taeyong terkekeh. Jaehyun sangat pandai membuat jantungnya kehilangan fungsi untuk sesaat. Siapa yang tidak kaget jika pria yang selalu bersikap aneh tiba-tiba berkata akan tidur bersamanya.

"Yuta! Disitu!"

Desahan Winwin membuat Taeyong menggeleng frustasi, "Jaehyun? kau sudah tidur?" Tanyanya sambil menatap langit-langit kamar.

"Kau kira desahan Winwin itu dongeng pengantar tidurku?"

Taeyong tergelak. Mengubah posisinya menjadi tengkurap. Ia menyilangkan tangan dan menopang kepalanya sambil menatap Jaehyun yang terlentang dilantai.

"Bolehkah aku bertanya?"

Jaehyun menatap Taeyong datar, "Tidak." Jawabnya.

"Tapi aku tetap ingin bertanya."

Jaehyun mendengus, "Sayangnya aku tak ingin mendengar pertanyaanmu." Balasnya malas tanpa melepas pandangannya pada Taeyong yang menatapnya dari atas ranjang.

"Aku sudah menghapus perasaanku padamu. Jadi kau tak perlu khawatir, pertanyaanku ini hanya sekedar, Um..." Taeyong menghindari tatapan Jaehyun, "Sekedar... hanya ingin tahu."

Jaehyun bangkit. Duduk disamping tempat tidur sambil menekuk dan memeluk lututnya. Jarak wajahnya dan wajah Taeyong yang sedang tengkurap diatas ranjang pun sangat dekat.

Taeyong berdeham pelan. Tak mengubah posisinya lalu kembali bersuara, "Kenapa kau tak menyukaiku?" Tanyanya pelan.

"Pertama, Yuno mencintaimu. Kau tau itu kan?"

Taeyong bungkam. Sekujur tubuhnya lemas mendengar ucapan itu kembali dilontarkan Jaehyun padanya.

"Kedua, aku tahu kesalahan yang Ayahku perbuat."

Jaehyun menghela nafas. Masih menatap Taeyong dalam, "Ketiga..." Ia memberi jeda cukup panjang lalu menghindari tatapan pria mungil dihadapannya, "Aku tak mencintaimu, Taeyong." Sambungnya.

Taeyong tersenyum miring. Semua alasan yang Jaehyun berikan bagai pukulan keras baginya, juga hatinya. Ia ingin menangis, tapi tidak untuk sekarang. Pria dihadapannya mungkin akan kembali mengatainya cengeng dan lemah.

"Bisakah kau mengatakan alasan ketiga sekali lagi?" Tanya Taeyong lirih.

Jaehyun mendengus, "Apa kau tuli? Tadi aku sudah mengatakannya dengan lantang."

Taeyong menggeleng, "Aku hanya ingin kau mengatakannya sambil menatap mataku." Kata Taeyong lalu tersenyum tipis.

"Aku hanya ingin mendengarkan itu untuk terakhir kalinya sebelum hatiku direbut orang lain." Sambungnya, lalu terkekeh dan masih menatap Jaehyun sendu.

The Chef & Two Handsome Guy | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang