9. Pale Hue

10.2K 1K 16
                                    

Susa sungguh-sungguh serius soal ucapannya. Walaupun musuh dalam selimut bergerilya, dia memutuskan bergerak secara agresif karena kemarahannya telah terpancing begitu jauh. Karena mendapatkan wewenang penuh dari Ratu, dia bisa seenaknya meminjam pasukan milik istana. Satu battalion sudah cukup demi menggeledah tiap-tiap manor serta semua rumah peristirahatan. Sisanya diarahkan untuk mengawasi, untuk mengantisipasi komplotannya yang berusaha cuci tangan atau melarikan diri.

Juda dan Vonn mengiringi kereta kuda yang membawa Susa merazia satu per satu manor di Bethratèn. Ada sekitar dua puluh delapan tempat yang akan dia kunjungi dalam satu hari ini. Netra Susa berkilat membaca baris demi baris daftar nama bangsawan yang ada di tangannya. Ketika mereka selesai dengan urusannya—memorak-porandakan isi kediaman itu, Susa akan memberikan coretan besar. Coretan yang sama juga dia berikan pada orang yang telah menculik dan menghinanya, hingga Corinth datang dan membunuh mereka tanpa membiarkan ada yang lolos.

Baru sampai lewat tengah hari saja, mereka telah berhasil memenuhi hampir setengah dari nama-nama yang ada dalam daftar.

"Siapa Stover Morgen?" tanya Susa yang mengernyit membaca nama pemilik kastil yang akan mereka datangi sebentar lagi. Susa yakin telah hafal di luar kepala nama-nama keluarga bangsawan yang selalu dia curigai, tapi tidak pernah dia mengingat nama Morgen.

Di dalam kereta kuda, tepat di hadapan Susa, duduk seorang pria paruh baya yang bertubuh kurus memakai kacamata monocle. Dia salah satu orang dari istana yang setidaknya bisa Susa percayai. Namanya Paqui. Perannya seperti seorang asisten yang mengurusi pengelolaan berkas-berkas lama dari raja sebelumnya. Meski terkesan loyal pada raja di masanya, nyatanya Paqui mampu bersikap kooperatif dengan memperlihatkan pandangan netral.

"Wajar anda tidak mengenalnya," tanggap Paqui seraya membenarkan posisi lensanya. "Dulunya dia bangsawan berpengaruh, tapi sekarang tidak lagi. Meski begitu namanya akan tetap diingat sebagai keluarga terhormat yang dulunya pernah berjaya sampai di tiga generasi raja sebelum Ratu yang saat ini bertakhta."

"Apa mereka punya catatan bermasalah?"

"Kita harus mengeceknya terlebih dahulu. Tapi untuk sekarang, saya bisa menjamin tidak ada tindakan mencurigakan dari mereka. Bertahun-tahun keluarga Morgen menjadi orang-orang yang cukup tertutup. Mereka hanya mau hadir di pesta-pesta resmi saja dan untuk sekarang, fokus mengurus perkebunan yang tidak terlalu luas. Perkebunan ini sudah lama tidak dikembangkan. Kepala Morgen yang sekarangpun mendapatkannya dari warisan."

Susa tidak berkomentar. Lagi-lagi tubuhnya berbalut gaun yang berwarna muram. Dia hanya mengenakan warna-warna tajam sewaktu menghadiri pesta. Saat ini selain gaun beaver berseling hitam dengan kerah menutupi leher, sarung tangan dan mantel, rambut cokelatnya tertutup oleh topi berjaring yang menghalangi orang lain melihat wajahnya secara jelas.

Untuk mencapai di kastil Morgen, mereka hanya harus menuruni bukit ketiga dalam rute. Kereta kuda pun berhenti tepat di depan gerbangnya yang kini telah terbuka lebar. Sang Tuan Rumah telah menerima pemberitahuan kehadiran mereka, hingga sekarang dia berdiri menyambut di tengah-tengah garis ambang gerbang.

Juda dan Vonn bersamaan turun dari kuda. Vonn yang berada paling dekat dengan akses keluar kereta, dan dia pun yang bertugas membukakan pintu serta membantu Susa turun.

"Selamat datang." Stover mengucapkan salam pembuka yang kaku. Pria itu tidak bisa menyembunyikan raut tegangnya, ditambah suaranya barusan seperti gesekan biola rusak.

Paqui menggantikan Susa membalas sambutannya. Bila tidak ingin waktu terbuang sia-sia, mereka harus bergerak cepat. Paqui pun tidak memperpanjang basa-basi dan langsung mengarahkan prajurit yang mengiringi mereka menggeledah manor Stover.

CassiopeiaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt