22. Morning Humming

5.2K 713 34
                                    

Malam itu, jamuan makan diadakan di tempat yang lain daripada biasanya. Terjadi keributan kecil antara para pelayan dari Denior yang menyertai Viro dan pelayan Teira. Dari pihak istana, mereka meminta supaya diberikan privasi bagi Ratu Bethratèn untuk bertemu sang pangeran. Pelayan Viro jelas-jelas menolak karena pertemuan itu beresiko. Tidak ada satupun dari mereka yang akan melindungi Viro nantinya apabila terjadi sesuatu.

Namun perdebatan itu akhirnya usai setelah Viro berkata tidak keberatan. Jadilah saat ini, laki-laki itu duduk sendirian, menempati ujung meja persegi panjang. Dia menoleh ketika pintu di sana akhirnya dibuka dan seseorang berbalut gaun merah memberikan senyum lebar.

Viro bangkit berdiri lantas menghampiri perempuan itu. Gaun mewah serta perhiasan-perhiasan yang berkilau seakan menekankan kalau dialah Ratu Bethratèn yang banyak dirumorkan selama ini. Masih begitu muda. Viro bertanya-tanya apakah jarangnya dia memperlihatkan diri pada publik ada hubungannya dengan keselamatan dirinya sendiri.

"Kuharap kedatanganku bisa mengurangi ketidaknyamananmu, Pangeran," ucap Teira setelah Viro mengecup buku jarinya.

"Saya tidak terlalu memusingkannya," balas Viro. Layaknya pria sejati, dia memundurkan kursi untuk Teira duduki sedangkan dia sendiri lalu menempati kursi di sisi satunya yang terpisah sudut siku.

"Keberatan kalau aku tidak ingin berbasa-basi?" Teira menatapnya penuh makna.

"Kita punya pikiran yang sama."

Teira tertawa sekilas. Kedua tangannya memegang garpu dan pisau, memotong-motong daging. Viro mengambil makanan, sementara tanpa sepengetahuannya, Teira diam memperhatikan. Kalau saja bukan karena betapa berengseknya dia, Teira akan memasukkannya dalam daftar target. Tapi terlepas dari itu, sulit mengabaikan "ikan besar" seperti Virosa Gargan.

"Bagaimana pendapatmu soal anjingku? Apa dia masuk dalam kriteriamu, Pangeran?" tanya Teira.

"Sulit dipercaya kalau kau menyodorkan anjingmu yang setia itu padaku. Apa yang kau pikirkan, Yang Mulia? Kalau posisi penasihat kerajaan kosong, dialah yang akan jadi tangan kananmu."

"Memang." Netra Teira menumbuk lurus pada Viro. "Tidakkah kau mengerti kalau aku sangat membencinya? Membunuhnya sekarang bukan opsi yang bagus. Jadi aku mencoba peruntunganku kalau kau menginginkannya, dan bisa membawanya ke Denior. Itu penawaran yang bagus demi hubungan kedua negeri."

Viro tertawa kecil. "Tidak bermaksud mengkerdilkan niat baikmu, Yang Mulia. Apa ini tidak berlebihan. Kalau kau meminta bantuan pada Denior, memberikan budak yang tidak kau sukai bukanlah harga yang pantas, bukan begitu? Kuakui dia cantik. Bisa kubayangkan juga dia akan menjadi lebih dari sekedar penghangat tempat tidur. Tapi pengaruhnya selama ini tidak akan bertahan di Denior. Paling-paling dia akan jadi selir yang banyak dicemburui, lalu akhirnya dipindah ke kamar belakang."

Teira tidak tersinggung. Justru karena dia paham benar apa yang akan menanti Susa di sana, makanya dia melakukan penawaran ini. Gadis itu lebih baik terpasung di satu tempat selamanya dan Teira tidak perlu melihatnya lagi. Sejak awal dia tidak berharap Viro akan menerima tawaran ini dengan mudah, jadi Teira telah menyiapkan sesuatu yang lain.

"Tolong jangan anggap aku seperti membuang sampah tidak berguna padamu, Pangeran," katanya. "Anda bisa tenang karena dia sama sekali bukan sampah. Kenyataannya, dia bahkan salah satu pion yang penting bagi Bethratèn."

"Apa maksudnya?" Viro tidak mengerti. Dia telah menyuruh orang-orangnya mencari tahu segala informasi tentang Susa. Latar belakangnya nyaris tidak terlacak. Juga sama sekali tidak ada jejak mengenai marga Llaner yang lain.

Pandangan Teira menerawang. Alasan mengapa dia menyuruh pergi pelayan-pelayan Viro, adalah karena dia tidak ingin ada orang selain mereka yang mendengar.

CassiopeiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang