20. Fall Prey

5.5K 732 22
                                    

Beberapa hari sebelum kedatangan Pangeran Denior, Susa telah menerima surat perintah yang ditulis sendiri oleh Teira. Berkali-kali perempuan itu menekankan pentingnya hubungan yang terjalin di antara kedua negeri. Karena hal tersebut, dia meminta Susa untuk menemani sang Pangeran selama berada di Bethratèn. Sudah sejak dulu Teira mengemukakan kalau tidak bisa percaya sepenuhnya pada para menterinya, lalu membebankan urusan pelik pada Susa.

Juda seperti biasa tidak berkomentar banyak. Dia membantu Susa dengan mencari tahu sebanyak mungkin hal-hal yang terkait dengan Pangeran Denior itu.

Viro Sèlas-Rigii merupakan putra mahkota Denior yang dilahirkan selir pertama. Keberadaannya menjadi ancaman bagi permaisuri hingga digulingkan, lantas raja mengangkat ibunya menjadi permaisuri baru. Di usia yang kesebelas, Viro mengalami percobaan pembunuhan dan nyaris mati. Pada akhirnya dia berhasil bertahan dan menjadi laki-laki yang menancapkan kukunya dalam-dalam di lingkungan kerajaan.

Juda pun memperingatkan Susa soal karakternya yang menghabiskan malam dengan perempuan-perempuan yang berbeda. Kebanyakan merupakan para gadis budak yang dijual. Pernah beberapa kali dia menghabiskan malam dengan gadis bangsawan berkasta rendah, tapi dengan cepat pula kabar ini tenggelam dengan pengaruh kekuasaan dan statusnya.

Dan di sanalah Susa sekarang, melihat iring-iringan yang megah itu sampai di gerbang pemisah Bethratèn dan perbatasan. Dia bergeming di barisan paling belakang kerumunan yang menyambut Viro. Para menteri sibuk menggumam dan menjengit. Dengungan mereka pecah begitu melihat kaki sang pangeran menjulur keluar.

Senyum mengembangnya terbit sembari mengedarkan pandangan ke sekeliling. Warna rambutnya perak yang memantulkan cahaya, terurai panjang. Kulitnya putih bersih, pastilah menurun dari ibunya, karena orang Denior yang tinggal di pesisir umumnya berkulit kecokelatan.

Mengabaikan teguran dari sekelilingnya, Viro menatap jauh melewati orang-orang di depannya dan menemukan Susa sebagai satu-satunya perempuan di gerombolan penyambut. Laki-laki itu menghela napas dalam kemudian melangkah lebar ke depan. Kerumunan itu langsung membelah diri, memberinya jalan.

Netra Susa membola. Dia juga bergerak menyingkir, tapi ternyata Viro justru menghampirinya. Di bawah jaring topinya dia bisa melihat boots Viro yang berhenti tepat di hadapannya.

"Kau bukan salah satu dari para menteri, bukan?" kata laki-laki itu. "Kau masih sangat muda. Bagaimana kalau kau menyingkirkan tirai topi yang mengganggu ini, karena bagiku, tidak sopan sekali kau bisa melihatku jelas, sementara aku tidak bisa mengenali wajahmu."

Susa mendongak menatapnya. Ada aroma samar yang aneh tercium dari tubuh Viro. Sesuatu yang pelan-pelan membuat kepalanya pening. Susa sempat melihat pijar ungu dari mata laki-laki itu. Tapi ternyata dia hanya salah sangka. Iris sang pangeran berwarna abu-abu.

Di pesta terakhir meski Susa tidak memakai topi jaring, orang-orang tidak mengenalinya sebagai anjing ratu. Sekarang Viro terang-terangan memintanya melepas topi, jadi mereka semua akan tahu wajahnya. Apa yang harus dia lakukan? Tidak mungkin juga Susa mengabaikan permintaan Viro yang datang sebagai simbol hubungan baik antara Bethratèn dan Denior.

Mengenyahkan jauh-jauh keresahan yang timbul, tangan Susa terangkat meraih topi untuk kemudian menurunkannya. Tanpa sadar semua pejabat yang bertugas menyambut menahan napas. Saat topi gadis itu akhirnya tanggal, mereka syok bukan main setelah mengenali wajah Susa yang jadi pusat perhatian di satu pesta beberapa waktu yang lalu.

Viro tersenyum manis.

"Kau sangat cantik, Nona." Dia berkomentar setelah meraih dan mengecup punggung tangan Susa.

Bulu kuduk Susa merinding kala mendengarnya. Rayuan klasik semacam itu langsung membuat jengah sekaligus risih karena berpasang-pasang mata juga menjadikan keduanya sebagai barang tontonan. Dengan sopan dia menarik kembali tangannya dari Viro.

CassiopeiaWhere stories live. Discover now