G

16 1 0
                                    

Laura mendekatkan ponselnya ke telinga. Menunggu orang di seberang sana menjawab panggilannya.

"Masih ngebo apa ini anak?" tanya Laura sambil melirik jam dinding di ruang tamunya.

'Tut'

Akhirnya panggilan itu di jawab. Laura segera menarik napas dalam.

"Halo, Gar"

"What?"

"Gue berangkat duluan yah soalnya gue di jemput sama Valen"

"Oh yaudah, gue juga baru bangun daripada lo telat"

"Beneran nggak papa kan? Valen udah di jalan soalnya bentar lagi nyampe"

"Iya nggak papa kok, nanti kalo tuh orang ngasih makanan ke elo lagi buat gue yah"

"Najis, jadi cowok modal dong!"

"Itu udah modal. Modal tangan, mulut, dan perut"

"Bodo amat, anjir. Gue tutup yah, mau berangkat soalnya"

"Iya, hati-hati bawa diri"

"Pasti"

Panggilan di putus. Laura segera menggendong tasnya dan berjalan cepat keluar rumah.

"Mah, Alin berangkat" teriaknya kembali melangkahkan kaki.

Menyebrang jalan dan menunggu Valen di depan sebuah toko. Melirik ke arah rumah Gara dan benar, lelaki itu baru berjalan menuju kamar mandinya.

Laura menggelengkan kepala, heran dengan tingkah Gara yang selalu bangun kesiangan.

Sebuah mobil hitam berhenti di hadapan Laura membuat gadis itu mengernyit. Sang pemilik mobil membuka kaca jendelanya. Barulah Laura masuk ke dalam mobil tersebut.

"Sorry, telat. Tadi macet" ucap si pemilik mobil yang tak lain dan tak bukan adalah Valen.

"Iya nggak papa kok, gue juga nggak lama nunggunya" ucap Laura sambil memasang seatbelt.

"Nggak ada yang marah kan kalo aku jemput kamu?"

Laura berpikir sebentar lantas menggeleng. "Nggak ada"

"Beneran?"

"Iya"

"Kalo nanti kita pulang bareng juga nggak masalah kan?"

"Masalah sih enggak, cuma rumah lo kan beda arah sama rumah gue. Gue takut ngerepotin"

"Enggak kok, malah aku seneng kalo kamu mau"

"Oh yaudah"

Valen tersenyum tipis dan mulai melajukan mobilnya. Laura melirik ke arah rumah Gara melihat lelaki itu tengah menyisir rambutnya namun kali ini sambil melambaikan tangan kepada Laura. Valen menginjak pedal gasnya santai.

'Apa Gara bener-bener nggak cemburu?'

"Ra, kenapa?" suara itu memecah lamunan Laura.

"Ah enggak kok, nggak papa, hari ini nggak ada pr kan?"

"Matematika udah kamu kerjain belum?"

"Matematika?"

"Iya, yang dari halaman dua satu sampe dua lima"

Laura berpikir sebentar. "Oh itu mah udah, waktu itu gue ngerjain sama Aya"

"Katanya hari ini hasil ulangan Fisika di bagiin"

"Yatah? Aduh yakin deh gue dapet jelek"

"Jangan pesimis gitu"

"Bukan pesimis tapi... Apa yah? Gue nggak belajar waktu itu"

Alinra Dan Manusia Pluto Pengendali Pasir |COMPLETE|Where stories live. Discover now