W

7 1 0
                                    

"Ini gue udah di depan mall" ucap Laura sedikit kesal dengan orang yang sednag berbicara dengannya melalui ponsel.

"Ya dimananya?"

"Di parkiran, mobil putih"

"Mobil putihnya banyak ini"

"Yaudah gue keluar nih"

"Iya cepetan"

Laura menutup panggilan dan keluar dari mobilnya. Menatap ke sekeliling dan menangkap Febian tengah celingak-celinguk.

"Febian!" panggil Laura dan orang yang dimaksud pun menoleh segera berlari kecil mendekat.

"Yaelah gue cariin daritadi juga" gerutunya.

"Udah deh buruan masuk, banyak bacot lu"

"Ngegas lo nggak ilang-ilang, kangen-kangenan dulu kek, apa kek. Nggak ada baik-baiknya"

Laura tersenyum tipis, menghambur peluk pada Febian. "Ahh, gue kangen banget sama lo, bang"

Febian menepuk pundak Laura pelan. "Gue juga kangen sama lo. Tapi nanti takut ada yang liat, nanti ada yang cemburu lagi"

Laura melepas pelukan. "Lo udah punya pacar?"

Febian menggeleng. "Jomblo sejati gue mah, nggak ada kata pacaran. Nikahin langsung"

"Gas pol mang"

"Udah ayo main ke rumah. Mama kangen banget sama lo"

"Beres"

"Gue yang bawa yah?"

"Lo bisa?"

"Bisa lah"

"Mobil ini kegores dikit aja gue ilangin tu pala!"

Febian menelan salivanya kasar. "Iya iya, serahin aja sama gue"

Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan mobil mulai melaju. Hening mengisi langit-langit. Sampai akhirnya mobil berhenti di depan sebuah rumah bertingkat dua berwarna krem.

"Ini rumah baru lo?"

"Hm, nggak jauh beda sama yang disana. Turun yuk"

Laura mengangguk, mengambil sebuah plastik dari kursi belakang dan keluar dari mobilnya. Febian memberikan kunci mobil kembali pada pemiliknya.

Laura menghela napas pelan, menetralkan detak jantungnya yang kian berpacu cepat.

"Gue deg-degan" ucap Laura yang membuat Febian terkekeh pelan.

"Santai kali, Lin. Kayak baru pertama kali aja"

Laura mengangguk, perlahan mengikuti Febian yang sudah lebih dulu melangkah.

"Ma, ada tamu" ucap Febian ketika membuka pintu rumah.

"Pacar yah bang?" tanya Mama Febian yang tengah duduk di ruang tamu, disana juga ada Gara dan Ica.

"Abang pulang" Ica menghambur peluk, Febian balas memeluk.

"Bawa cewek lo, Feb? Tumben" sahut Gara.

"Yaiyalah, emangnya elu, kapan mau move on?"

"Kapan-kapan"

"Mana pacar kamu?" tanya Mama Febian.

"Bentar"

"Lin, ayo masuk. Nggak usah canggung gitu" ucap Febian ke arah pintu.

Laura meremas tasnya. "Kok lo ngaku-ngaku gue pacar lo sih?" bisik Laura.

Alinra Dan Manusia Pluto Pengendali Pasir |COMPLETE|Where stories live. Discover now