Lagi Lagi Extra Part

8 1 0
                                    

Laura berdiri di depan pintu dapurnya. Menatap lelaki yang sedang asik berenang itu dengan wajah masam.

"Gara! Udahan dulu berenangnya! Ayo makan malem!" ucap Laura kesal.

Iya, hari sudah malam dan entah setan darimana Gara malah berenang. Laura yang melihatnya saja menggertakan gigi, kedinginan.

"NAIK ATAU TIDUR DI LUAR?!" ancam Laura.

Gara yang sedang berenang langsung buru-buru menepi dan keluar dari kolam renang. Memilih meninggalkan kesegaran malam dibanding harus tidur di luar rumah kayak gembel.

Laura tersenyum miring, ancaman ini selalu berhasil.

"Iya sih, beb, lo tuh marah-marah aja deh, untung gue sayang" ucap Gara sambil melilitkan handuk di pinggangnya.

Lelaki itu berjalan mendekati Laura, "Diriku mandi dulu yah, beb" ucap Gara sambil mengecup kening Laura singkat namun terasa membekas.

Laura menatap punggung Gara yang sekarang sudah jingkrak-jingkrak nggak jelas. Meraba keningnya lalu tersenyum hangat. Segera berjalan menuju meja makan.

Perempuan itu duduk sambil menatap masakan yang dibuat dadakan olehnya. Laura menyandarkan tubuhnya pada kursi melepas penatnya seharian.

Dua tangan besar hinggap di pundaknya dan memijitnya pelan membuat Laura tersenyum.

"Capek yah, beb?" ucap Gara yang sudah rapi dengan pakaian tidurnya.

"Hm" ucap Laura menikmati setiap pijatan Gara di pundaknya.

Gara menyudahi pijitannya dan duduk di bangku sebelah Laura. Laura segera mengambilkan makanan dan memberikannya pada Gara.

Meja makan hening sejenak.

"Tadi gue abis ke dokter" lapor Laura membuat Gara yang sedang makan menoleh.

Lelaki itu menelan makanannya terlebih dahulu. "Emangnya lo sakit? Kok nggak bilang-bilang?"

"Kan gue tadi pagi udah ngajak lo, terus katanya lo ada tugas, yaudah gue sendiri aja"

"Iya beb, maaf. Jadwalnya nilang, biasalah. Terus terus lo ngapain di dokter? Sakit apa kata dokternya?"

"Katanya gue nggak usah ngecek di dia"

"Terus dimana?"

"Di dokter kandungan"

"Ngapain?"

"Kata dokter kandungannya, gue hamil. Udah tiga bulan"

Gara yang asik makan menoleh, kembali menelan makanannya.

"Jadi?"

"Jadi, lo bakal jadi Ayah"

Gara menaruh sendok dan garpunya kemudian meneguk segelas air putih sampai tidak bersisa.

Lelaki itu mengubah posisi duduknya hingga berhadapan dengan Laura. "Gue? Bakal jadi Ayah?"

Laura mengangguk.

Gara tersenyum tertahan, kalau saja ini hutan mungkin dia sudah berteriak kegirangan.

Lelaki itu langsung mengangkat tubuh Laura membuat perempuan itu terkesiap dan mendudukkan tubuh perempuan itu di pangkuannya.

Gara menatap dalam mata Laura lantas memeluk tubuhnya. Setelah cukup lama akhirnya lelaki itu melepasnya.

"Makasih beb"

Laura melingkarkan tangannya di leher Gara kemudian menyembunyikan wajahnya di pundak lelaki itu.

"Lo mau punya anak berapa, beb?"

Alinra Dan Manusia Pluto Pengendali Pasir |COMPLETE|Where stories live. Discover now