I

12 2 0
                                    

Valen langsung berdiri di depan meja Laura ketika bel pulang berbunyi, takut-takut gadis itu kabur.

Laura yang sedang membereskan buku, berdecak sebal.

"Gue nggak bakal kabur kali, Len" ucap Laura.

"Antisipasi aja"

"Serah lo lah"

Laura akhirnya selesai membereskan bukunya, bergegas menggendong tasnya.

"Ayo" ucap Laura pada Valen.

Valen mengangguk dan mereka berjalan beriringan membelah koridor. Membuat beberapa mata refleks menoleh. Melewati kelas Gara, Laura berhenti sebentar melihat kelas Gara dan mendapati lelaki itu tengah dapat kultum dari teman sekelasnya. Laura terkekeh pelan dan kembali melanjutkan langkah ketika menyadari Valen ikut berhenti.

"Kenapa tiba-tiba ketawa?" tanya Valen.

"Itu si pengendali pasir lagi dimarahin. Bahagia gue sederhana, liat dia menderita juga udah bahagia"

Valen ikut tersenyum tipis, sesampainya di parkiran lelaki itu langsung mengeluarkan kunci mobilnya dan membukakan pintu mobil untuk Laura.

"Gue masih punya tangan kali, Len. Bisa buka sama nutup pintu sendiri" ucap Laura sambil menaruh bokongnya di kursi mobil.

Valen terkekeh pelan. "Biar sweet aja kayak di film-film" ucap Valen sambil menutup pintu mobil dan segera masuk ke kursi kemudi.

"Lo suka nonton film romance?" tanya Laura ketika mobil sudah merangkak keluar dari parkiran.

"Kakak aku suka nonton gituan jadi kena virusnya juga"

Laura terkekeh pelan. "Kakak lo cewek?"

"Iya. Kalo kamu? Suka nonton film romance nggak?"

"Mmm... Nggak terlalu sih, kadang geli aja gitu ngeliat film romance, gue lebih suka film action sama horor dibanding romance"

"Langka sih"

"Apanya?"

"Cewek kayak kamu. Lebih suka action sama horor"

Laura manggut-manggut walau sebenarnya dia tidak mengerti.

"Eh, bentar-bentar, kok arahnya berlawanan ama arah ke rumah gue yah?" tanya Laura yang baru menyadari karena sibuk bercerita.

Valen tersenyum. "Nggak usah panik gitu kali, Ra. Aku nggak bakal culik kamu kok. Kita jalan dulu nggak papa kan? Refreshing, pulang sekolah"

Laura ber-oh kecil. "Bilang dong dari awal kan gue deg-degan jadinya"

"Deg-degan kenapa?"

"Takut diculik sama lo"

Valen terkekeh pelan. "Ada-ada aja"

Setelah itu hening. Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing. Mobil sampai di depan sebuah mall.

"Mau ngapain ke mall?" tanya Laura sambil menoleh ke arah Valen yang ternyata sudah keluar dan tengah membukakan pintu untuknya.

Demi apapun, Valen keliatan kayak supir dibandingkan teman Laura.

Manis sih, Laura juga kalau nonton adegan film romance yang kayak gini pengen juga, tapi pas udah kesampean kok malah aneh ya?

Laura segera turun dari mobil dan berdiri berhadapan dengan Valen.

"Mau ngapain di mall?" Laura mengulang pertanyaannya yang kemungkinan besar tidak di dengar oleh Valen.

Alinra Dan Manusia Pluto Pengendali Pasir |COMPLETE|Where stories live. Discover now