V

9 1 0
                                    

Laura berjalan menyusuri bandara ini sendiri dengan ponsel yang terus menempel di telinganya.

"Iya gue udah nyampe ini, lo dimana?"

"Deket tempat toilet cowok"

"Ngapain? Yakali gue kesana"

"Kamu tunggu aja di kursi panjang deket meja informasi"

"Oke deh buruan yah, bentar lagi pesawat lo berangkat juga"

"Iya"

Laura memutuskan sambungan segera berjalan menuju tempat yang di sebutkan Valen. Melihat kesekeliling tanpa berkedip. Kakinya tidak bisa diam, terus berayun.

"Hai, lama nunggu yah?" suara itu memecah lamunan.

"Ah, enggak kok. Baru juga nyampe"

"Aku duduk yah?"

"Duduk aja gratis kok"

Valen duduk di sebelah Laura dengan koper dan beberapa tas besarnya.

"Lo bakal tinggal di sana?"

"Yaiyalah, masa pulang pergi, bangkrut nanti"

Laura terkekeh pelan.

"Ra"

"Hm"

"Kamu nggak bakal cegah aku pergi gitu?"

"Lah buat apa? Kan lo pergi juga buat belajar, buat masa depan yang lebih baik. Gue yang jelek kalo ngelarang lo pergi"

"Yah kan waktu itu kamu bilang bakal kangen, kenapa nggak ngelarang pergi aja sekalian?"

"Ih ogah, nih yah, kalo gue ngelarang lo pergi nanti urusannya panjang ke bokap ama nyokap lo. Nanti juga urusannya ke emak gue. Jadi mending nggak usah kan?"

"Ah, nggak romantis nih, Laura"

"Yah mau gimana lagi kudanil?"

Lengang. Suara dari speaker itu memenuhi langit-langit bandara.

"Itu pesawat lo?"

Valen mengangguk. "Aku berangkat"

Keduanya langsung berdiri, "Mama Papa lo nggak ikut nganter?"

"Mereka udah di sana"

"Oh, yaudah hati-hati yah. Jaga diri di sana, jauhin segala sesuatu yang buruk. Ampe ketauan lo ngelakuin hal yang aneh-aneh gue gorok tu pala!"

Valen terkekeh pelan. "Iya, Ra, iya. Kamu juga hati-hati di sini. Jangan pernah lupain aku"

"Mana bisa sih gue lupa sama manusia paling dingin di alam semesta ini?"

"Tapi kan aku nggak gitu ke kamu"

"Ke yang lain iya"

"Terserah lah"

Laura berjinjit, mengacak pelan rambut Valen. "Udah sana berangkat, gue doain yang terbaik buat lo dari sini. Gue bakal kangen sama lo, inget tetep kontek-kontekan yah sama gue. Sekalian gue nitip, kalo nemu bule ganteng kenalin ke gue"

"Alah, kayak udah move on aja"

"Sssttt! Nggak usah keras-keras!"

"Kenapa sih? Garanya juga nggak ada ini"

Laura mencubit perut Valen. "Diem nggak?!"

"Iya iya, Ra, ampun. Yaudah aku berangkat yah, i will miss you"

Laura melempar senyum, mencubit pelan hidung Valen.

"Lo sahabat lelaki terbaik gue. Makasih buat semuanya"

Alinra Dan Manusia Pluto Pengendali Pasir |COMPLETE|Where stories live. Discover now