T

6 2 0
                                    

Mobil Valen membelah jalanan yang renggang. Hening memenuhi setiap ruang di mobil tersebut. Laura seperti biasa sibuk melihat ke arah jalan raya yang sebenarnya sudah hampir setiap hari ia lalui.

Mobil berhenti di pinggir padang ilalang luas dengan hamparan laut di depannya. Laura menatap takjub.

"Kok lo tau tempat bagus kayak gini sih?" tanya Laura dengan mata yang tak lepas dari pemandangan menakjubkan tersebut.

Valen hanya tersenyum, "Turun yuk"

Laura mengangguk cepat dan segera membuka pintu mobil. Berlari secepat mungkin menuju padang ilalang tersebut. Ilalang yang menguning memberikan kesan tersendiri. Tangan Laura membentang, membiarkan angin memeluk tubuhnya.

Valen memasukkan tangan ke dalam saku celananya. Ikut berdiri di samping Laura dan menikmati angin yang membelai lembut rambutnya.

"Ra" panggil Valen sambil menoleh ke arah Laura yang masih memejamkan mata.

"Iya?" Laura menoleh membuat tatapan keduanya bertemu.

Valen memalingkan wajahnya, mengusapnya pelan. Rasa gugup dengan cepat menjalar ke seluruh tubuhnya. Jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Lelaki itu memegang dadanya untuk meminimalisir detak jantungnya.

Laura mengernyit heran melihat Valen seperti itu. "Lo kenapa, Len? Sakit jantung?"

Bisakah Laura tidak bercanda sekarang? Valen benar-benar gugup sekarang.

"Ra"

"Apasih Len? Daritadi manggilin mulu, gue nggak kemana-mana kok"

Valen memberanikan diri menatap Laura. Tangannya bergerak meraih tangan Laura, menggengamnya erat. Laura dibuat terkejut.

"Len" tegur Laura.

"Biarin gini dulu, Ra"

Laura hanya diam memandangi tangannya yang perlahan ikut menggengam tangan Valen.

"Ra, aku mau ngomong sesuatu"

"Silakan, gue nggak ngelarang"

"Maaf sebelumnya, selama ini..."

Valen memejamkan matanya untuk menyempurnakan tekad di hatinya.

"Selama ini... Aku suka sama kamu"

Laura masih tetap diam.

"Jadi selama ini gosip itu benar?"

"Ya"

"Kenapa baru sekarang lo bilang sama gue?"

"Karena kemarin kamu masih sama Gara"

"Dan sekarang apa yang bakal lo lakuin? Gue udah nggak sama Gara"

"Ra, aku sayang sama kamu. Aku bingung mau bilangnya kayak gimana. Tapi aku pengen kamu jadi temen hidupku"

Laura menghela napasnya, genggaman tangannya mulai renggang.

"Jadi sekarang lo nembak gue?"

"Bisa di bilang gitu"

"Len, lo tau kan? Gue belum move on dari Gara?"

"Iya aku tau kok"

"Kalo lo tau kenapa lo masih nyatain perasaan lo?"

"Karena aku nggak pengen kamu di miliki orang lain duluan, lagi"

"Lo pasti tau kan jawabannya?"

Valen menundukkan kepalanya, seperti inikah rasanya sakit hati? Seperti inikah rasanya jatuh?

Alinra Dan Manusia Pluto Pengendali Pasir |COMPLETE|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang