Terakhir Deh Sumpah

11 1 0
                                    

Laura mengerjapkan matanya beberapa kali dan menangkap wajah Gara di hadapannya yang masih tertidur pulas. Laura tersenyum tipis, masih tidak menyangka bahwa manusia Pluto pengendali pasir ini menjadi suaminya.

Mungkin kisah cerita mereka tidak serumit membenarkan benang kusut tapi setidaknya kisah mereka menyimpan banyak tanya dalam diri masing-masing.

Laura juga masih tidak menyangka, kalau Gara itu sebenarnya tampan. Jika saja otaknya tidak sedikit sengklek dan punya wibawa kuat pasti Gara terlihat sepuluh kali lebih tampan. Namun setidaknya, lelaki inilah yang berhasil membuatnya menunggu dalam kurun waktu yang cukup lama.

Laura mengusap tengkuk Gara membuat lelaki itu menggeliat kemudian mengerjapkan matanya beberapa kali.

Gara tersenyum. "Morning, beb"

"Morning"

"Nggak kerja?," tanya Gara kembali memejamkan matanya.

"Ini weekend Gara, gue juga manusia, perlu istirahat"

"Berarti hari ini di rumah kan?"

"Hm, kenapa gitu?"

"Nggak papa, kangen aja sama lo," Gara meraih tangan Laura dan mengecupnya lembut kemudian menaruh tangan Laura di bawah pipinya.

"Emang gue kemana sampe lo kangen?"

"Nggak kemana-mana sih, cuma kasih sayang lo aja yang sering ngilang karena sibuk kerjaan"

Laura terkekeh pelan. "Maaf, itu juga kan buat masa depan baby kita"

"Oh iya," Gara kembali membuka matanya. "Morning baby kesayangan Papa" ucap Gara sambil mengusap perut Laura yang sedikit membesar. Laura tersenyum geli melihat Gara seperti itu. "Semalem tidur nyenyak kan? Pasti dong, kan Mamanya Papa jagain"

"Gar"

"Hm?," tatapan Gara beralih menatap mata Laura.

"Gue mau lo janji satu hal"

"Apa?"

"Jangan jadi Papa kayak Ayah kita ya?"

Gara terdiam sebentar sambil terus menatap mata Laura yang mewakilkan banyak kesedihan.

"Cukup kita aja yang ngerasain, anak kita jangan. Karena impian gue sebagai orangtua, gue nggak pengen anak gue ngerasain apa yang gue rasain. Gue pengen kehidupan anak gue jauh lebih baik dari gue. Apapun yang gue nggak punya sewaktu kecil, jangan sampe anak gue juga. Lo mau kan janji sama gue?"

Gara tersenyum, kemudian mengecup kening Laura. "Iya gue janji. Makanya, lo harus rajin rajin sayang sama gue biar gue nggak selingkuh"

Laura mengusap matanya yang berair. "Serius ih"

Gara menarik pinggang Laura agar mendekat padanya. Perempuan itu masih sibuk mengusap matanya.

"Serius, gue janji. Seberat apapun godaannya, gue harus tahan. Seberat apapun itu. Demi lo, demi anak kita nanti"

Laura tersenyum kemudian semakin menempelkan dirinya pada Gara.

"Thanks for being a good father and good husband to us. This is so amazing to be here with you"

Gara terkekeh pelan. "Untung udah sah ya? Kalo belom, kesempatan gue ilang ini"

Laura terkekeh pelan sambil menyembunyikan wajah di dada Gara. Gara mengusap lembut rambut Laura lalu menaruh dagunya di atas kepala Laura.

"I love you" bisik Gara membuat Laura tersipu malu dan semakin menenggelamkan wajahnya di dada Gara.

Setelah cukup lama dengan posisi seperti itu akhirnya Laura menjauhkan dirinya dan bangkit dari kasur. Gara menyekal tangan Laura dan menarik perempuan itu kembali ke kasur.

Alinra Dan Manusia Pluto Pengendali Pasir |COMPLETE|Where stories live. Discover now