36

12.6K 661 8
                                    

"Hati-hati."

"Iya."

"Sampe rumah kasih kabar."

"Iya."

"Kalo ada yang godain langsung tonjok."

"Iya!"

"Kalo ada apa-apa lagi langsung telpon."

"Iya, ih! Ini kapan Kay pulang nya?"

Kay mendengus seraya melipat kedua tangan nya didepan dada, jika seperti ini terus bisa-bisa Kay tidak pulang dan tetap pulang lebih sore bersama keempat saudaranya atau Marvel. Tapi masalahnya, hari ini ia ingin langsung pulang dan bersatu dengan kasur empuknya di rumah. Dengan membayangkan nya saja sudah membuat gadis itu nyaman.

"Aluna, titip ya?" Rei berpesan pada gadis disebelah adiknya itu dengan lembut, agar tidak takut.

"Siap Kak!" Aluna memberi tanda hormat.

Rei tersenyum simpul, sebelum pergi ia mengusap sayang kepala adiknya lalu meninggalkan mereka berdua agar visa pulang.

"Kalo udah beres istirahat, pulang nya masak mie yang pedes, ya?" Aresh memberi puppy eye nya untuk pertama kali dihadapan orang asing, Aluna.

Aluna sedikit terkejut, lalu malu sendiri saat melihat sikap manis kakak Kay yang terkenal dingin itu.

"Iya! Tapi janji ya harus diabisin?"

"Iya, hati-hati."

Kay mengangguk sambil tersenyum pada Aresh, mendengar Aresh meminta sesuatu terutama makanan itu adalah hal yang sangat menyenangkan bagi Kay, setidaknya Aresh bisa makan dan tidak hanya membaca buku seharian.

"Kamu beruntung, ya?" Ujar Aluna dengan mata yang tidak lepas menatap punggung Aresh yang mulai menjauh.

"Maksud kamu?"

"Punya Kakak baik semuanya."

Kay hanya terkekeh menanggapinya, iya Aluna benar. Kay sangat beruntung.

"Udah yuk, pulang. Ini pertama kali nya loh aku pulang naik angkot."

"Iya? Sama sih. Tapi waktu di Yogya aku sering pulang pergi pake angkot."

Kay memberi ekspresi takjub, karena ia belum pernah merasakan hal itu. Gadis itu lalu mulai bercerita tentang masa lalunya, dimana kakak nya yang senantiasa menunggu dan mengantar-jemput dirinya, ataupun Kay yang harus menunggu mereka selesai latihan dan lainnya. Bahkan, saat Rei, Aresh dan Sam mulai masuk SMA dan Kay serta Key masih harus tinggal di SMP mereka masih menyempatkan diri unruk menjemput dirinya dan Key.

"Kalo dipikir-pikir, mereka itu baik banget, saking baiknya aku malah nganggap mereka over-protektif," ujar Kay.

"Wajar sih, kamu kan adek cewek satu-satunya. Udah gitu kamu masih polos, jadi mereka khawatir Kay."

Kay tersenyum masam, "iya ya? Kenapa aku harus marah karena sikap mereka? Padahal mereka cuma khawatir."

Aluna menepuk pundak sahabat nya itu, "karna kamu cuma pengen dapet kepercayaan dari mereka kalo kamu bisa, tapi sikap mereka yang 'terlalu baik' itu ngejadiin kamu mikir kalo mereka itu berlebihan dan gak mau kamu ngelakuin hal ini itu sendiri."

Kay diam, perkataan Aluna ada benarnya. Selama ini Kay selalu berfikir bahwa keempat saudaranya itu tidak mau membiarkan nya melakukan apapun sendiri, selalu mengawasinya seolah mereka tidak percaya pada apapun yang Kay lakukam dan itu bertolak belakang dengan keinginan nya yang ingin mendapat kepercayaan dari Kakak nya.

"Berarti aku harus berusaha lebih keras buat nunjukin kalo aku bisa lakuin semua hal dengan baik."

"Nah! Itu!" Aluna menjentikan jarinya semangat, "makanya kamu harus semangat. Harus lebih aktif, ya?"

BROTHERS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang